



PCO Klaim Angka Pengangguran di RI Turun, Saat ''Job Fair'' Ricuh
- Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan atau Presidential Communication Office (PCO) Hasan Nasbi mengeklaim, lapangan pekerjaan makin banyak dan jumlah pengangguran terbuka di Indonesia menurun.
Ia mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan tingkat pengangguran terbuka turun dari 4,82 persen ke 4,76 persen pada Februari 2025.
"Menurut data dari BPS terbaru, angka pengangguran terbuka justru turun. Bulan ini, sampai bulan ini justru angka pengangguran terbuka itu turun dari 4,8 ke 4,7. 4,82 ke 4,76. Itu artinya angka pengangguran orang-orang yang benar-benar nganggur itu turun," ujar Hasan di Kantor PCO, Jakarta Pusat, Selasa (3/6/2025).
Tumbuhnya lapangan pekerjaan, juga disebutnya membuat angka pekerja penuh waktu meningkat dari 65,6 persen menjadi 66,2 persen.
Meskipun di sisi lain, ia tidak memungkiri adanya gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi.
Hal tersebut membuat angka pengangguran absolut meningkat, karena berasal dari pekerja yang terkena PHK ditambah dengan hadirnya angkatan kerja baru.
"Tapi ini juga tidak hanya karena orang PHK, tapi juga naiknya orang-orang di usia angkatan kerja jumlah. Saya tiba-tiba dari anak sekolah, selesai sekolah, jadi angkatan kerja baru kan, belum dapat kerja. Jadi itu yang disebut dengan pengangguran absolut," ujar Hasan.
Adanya data tersebut membuat Hasan tetap optimistis bahwa Indonesia akan terus membuka lapangan pekerjaan di tengah ketidakpastian global.
Apalagi pemerintah baru saja merilis lima paket stimulus untuk meningkatkan daya beli masyarakat.
"Jadi sejauh ini, indikator-indikator yang seperti ini, kita masih cukup baik. Dan masih cukup untuk membuat bangsa kita optimis. Dan ke depan tentu pemerintah akan mengeluarkan berbagai kebijakan-kebijakan," ujar Hasan Nasbi.
Darurat Lapangan Pekerjaan
Sebelumnya diberitakan, sembilan pencari kerja sempat dilarikan ke instalasi gawat darurat (IGD) terdekat karena pingsan akibat berdesak-desakan saat mengikuti job fair di Gedung Convention Center President University, Jababeka, Kabupaten Bekasi, Selasa (27/5/2025).
Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kabupaten Bekasi menyebut, kericuhan job fair Bekasi terjadi karena tingginya antusiasme masyarakat.
Direktur Eksekutif Migrant Watch, Aznil Tan menilai, kejadian warga yang pingsan saat mengunjungi pameran lowongan pekerjaan atau job fair menjadi tanda Indonesia mengalami darurat lapangan pekerjaan.
Ia menilai, hal ini seharusnya menjadi alarm keras bagi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto untuk segera mengalihkan fokus pada pembukaan lapangan pekerjaan yang nyata dan sistemik.
"Ini bukan warning lagi, ini sudah darurat lapangan pekerjaan. Rakyat datang cari kerja sampai pingsan. Pemerintah harus segera mengerahkan seluruh kekuatan negara untuk menyelesaikan persoalan ini lebih dulu," kata Aznil dalam keterangannya, Sabtu (31/5/2025).
Aznil menuturkan, program-program yang kini diprioritaskan Prabowo tidak secara langsung dapat membuka lapangan kerja secara masif dan berkelanjutan.
Program andalan Prabowo antara lain Makan Bergizi Gratis (MBG), pembangunan 80.000 Koperasi Desa Merah Putih, dan program pembangunan 3 juta rumah.
Ia berpendapat, Prabowo perlu membuang egonya pada program prioritasnya dan fokus membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya.
"Jika Prabowo ingin mendapat legitimasi nyata rakyat, beliau harus membuang egonya pada program-program simbolik seperti MBG, Koperasi Merah Putih, dan 3 juta. Itu bukan solusi membuka lapangan pekerjaan. Lebih baik energi bangsa ini all out untuk yang lebih efektif," ujarnya.
Dia berpendapat, program prioritas tersebut hanya bersifat sporadis dan tidak menyentuh akar masalah. Sedangkan, membuka lapangan kerja butuh langkah yang luar biasa, bukan program normatif biasa.
Lebih lanjut, Aznil meminta pemerintah berhenti dengan pendekatan populis yang tidak menyentuh inti persoalan ketenagakerjaan.
"Sudahi program-program populis yang hanya menjawab gejala seperti pemadam kebakaran. Akar persoalan kita adalah minimnya lapangan kerja yang berkualitas dan berkelanjutan. Ini harus jadi prioritas nomor satu," tandasnya.