



400 Warga Kohod Desak Polisi Tangkap Kades Arsin, Minta Kasus Pagar Laut di Tangerang Diusut Tuntas
Kades Arsin bersama kuasa hukumnya, Yunihar dan Rendy Kurniawan, menggelar konferensi pers, di kediamannya, Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Banten.
Saat kasus pagar laut di Tangerang mencuat, Kades Arsin dikabarkan menghilang.
Mengenai ketidakhadirannya di tengah kasus pagar laut, Kades Kohod itu meminta maaf kepada publik.
Di hadapan awak media, Kades Arsin mengaku sedang dalam kondisi demam dan batuk.
Kades Arsin juga mengaku menjadi korban dalam kasus pagar laut di Tangerang.
Ia mengklaim kurang memahami situasi saat menjalankan tugas sebagai pejabat publik.
Pengakuan Kades Arsin itu lantas memicu lebih banyak kemarahan dari warga Desa Kohod.
Kini Aliansi Masyarakat Anti Kedzoliman (AMAK) yang terdiri dari sekitar 400 warga Desa Kohod telah terbentuk.
Mereka menuntut penangkapan Kades Arsin oleh pihak kepolisian.
Pasalnya, Kades Kohod diduga telah menipu masyarakat terkait harga bangunan dalam program relokasi.
Seorang anggota AMAK, Saifudin (28), menyebut Arsin menjanjikan harga Rp3 juta per meter untuk bangunan rumah yang tergolong permanen.
Namun, kenyataannya warga disebut hanya menerima Rp2,2 juta per meter, tanpa tambahan untuk tanah.
Warga juga mengeluhkan penarikan sertifikat tanah mereka oleh pemerintah desa di bawah kepemimpinan Arsin, yang hingga kini belum digantikan dengan sertifikat relokasi seperti yang dijanjikan.
Saifudin menuturkan, Sertifikat Hak Milik (SHM) dan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) milik warga telah diambil oleh pihak pemerintah desa di bawah kepemimpinan Arsin.
Menurutnya, Arsin menjanjikan SHM dan SHGB tersebut akan digantikan dengan sertifikat kepemilikan lahan relokasi nantinya.
Namun, sejak beberapa bulan lalu, warga belum menerima sertifikat kepemilikan lahan relokasi tersebut dari pihak pemerintah desa.
Beberapa warga kini juga tidak lagi memiliki surat kepemilikan tempat tinggal mereka.
"Kami mendukung Bareskrim Polri untuk segera menangkap Arsin, untuk mengusut tuntas sampai ke akar-akarnya pelaku utama (kasus pagar di tengah laut Kabupaten Tangerang)."
"Seharusnya penangkapan Arsin dilakukan cepat," kata Saifudin kepada Tribunnews.com di Jalan Aler Giban, Desa Kohod, Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, Minggu (16/2/2025).
"Seharusnya penangkapan Arsin segera dilakukan agar kasus ini bisa terungkap lebih dalam," tegasnya.
Kades Arsin Disebut Sewa Rumah di Kota Wisata Cibubur
Sementara itu, dari informasi yang diperoleh Tribunnews.com, Arsin disebut menyewa sebuah rumah di Kota Wisata Cibubur, Kabupaten Bogor, yang diduga menjadi tempat persembunyiannya selama ini.
“Selama tiga pekan, Arsin lebih sering berada di Cibubur, di rumah yang disewa di Cluster Coatestvile,” ungkap Henri Kusuma, kuasa hukum warga Desa Kohod, Sabtu (15/2/2025).
Sehari setelah muncul dan melakukan konferensi pers dengan membantah terlibat pemalsuan sertifikat lahan di rumahnya, Arsin kembali menghilang.
Saat Tribunnews mencoba mencari keberadaan Arsin di rumahnya di Desa Kohod, pencarian itu nihil.
Beberapa orang yang ditemui mengaku tidak tahu soal keberadaan Arsin, meskipun rumahnya tampak dipenuhi beberapa kendaraan.
Pun demikian di Kantor Kepala Desa Kohod tak ada sosok Arsin.

Ketua Gerakan Tangkap Arsin, Aman Rizal, mengonfirmasi bahwa Arsin memang tak ada di rumah pada waktu itu.
"Kami selalu memantau, dan jika Arsin ada, warga pasti tahu," kata Aman.
Namun, dia menyoroti tindakan "antek-antek" Arsin yang mencoba membangun narasi bahwa masalah ini sudah selesai setelah konferensi pers.
Kemunculan Kades Arsin ke Publik
Dalam konferensi pers, Kades Arsin menyebut segala kegaduhan yang terjadi di Desa Kohod tak pernah ia harapkan.
"Saya Arsin bin Asip secara pribadi maupun jabatan saya selaku Kepala Desa. Atas kegaduhan yang terjadi di Desa Kohod, situasi tersebut tidaklah kami harapkan," ungkapnya, Jumat, dikutip dari TribunTangerang.com.
"Pada kesempatan ini, dengan kerendahan hati saya ingin menyampaikan permohonan maaf."
"Saya yang terdalam, khusus kepada warga Desa Kohod. Dan serta seluruh Warga Negara Indonesia," ucap dia.
Sebelumnya, Kades Arsin dikabarkan hilang setelah kasus pagar laut di perairan Tangerang mencuat.
Namun, kuasa hukum Arsin, Yunihar, membantah jika hilangnya kliennya itu karena berniat untuk kabur.
"Bahwa tidak benar klien kami kabur ke luar negeri ataupun menghilang."
"Faktanya klien kami selalu berada dan tinggal di Desa Kohod sebagaimana tempat tinggalnya saat ini," kata Yunihar, dikutip Sabtu (15/2/2025).
Yunihar menuturkan alasan kliennya jarang terlihat di rumah atau Kantor Desa Kohod adalah karena situasi yang tidak kondusif.
"Ada pun jarang terlihat, baik di rumah maupun di kantor desa, karena klien kami ingin menjaga kondusifitas masyarakat di Desa Kohod yang saat ini ada dua faksi, faksi pendukung dan faksi yang menolak," katanya.
Sedang Demam dan Batuk
Ketika dia mengadakan konferensi pers di rumahnya di Jalan Kali Baru, Desa Kohod, Kecamatan Pakuhaji, Kabupaten Tangerang, kondisi Arsin terlihat lesu.
Hal ini berbeda dengan saat dirinya menyambut kedatangan Menteri ATR/BPN Nusron Wahid di Desa Kohod beberapa pekan lalu.
Kades Arsin juga terlihat batuk terus-menerus saat konferensi pers berlangsung.

Menurut kuasa hukumnya, kondisi Arsin memang sedang kurang sehat.
"Kondisinya (Arsin) kurang sehat, tentu ini karena proses yang beliau harus ikuti," ungkap Yunihar, Jumat, dilansir TribunTangerang.com.
Setelah konferensi pers, awak media juga mencoba untuk menghampiri Arsin dan berbincang dengannya.
Dalam momen itu, Arsin mengaku bahwa dirinya sedang tidak enak badan.
"Saya lagi kurang sehat, kemarin pas pemeriksaan di Bareskrim, sempat dikasih obat di sana," ungkapnya.
Kades Arsin juga mengaku berat badannya turun hingga 10 kilogram.
Namun, turunnya berat badan itu bukan karena kasus pagar laut yang saat ini menyandungnya, tapi karena kelelahan.
"Ada sampai 10 kiloan tapi memang bukan karena pas selama kasus ini, dari sebelumnya memang sudah turun berat badan karena capek," tutur Arsin.
Selanjutnya, Arsin mengaku tidak ada riwayat penyakit yang dialaminya.
Ia menyebut hanya mengalami sakit demam dan batuk.
"Alhamdulillah enggak ada (riwayat penyakit berat), hanya demam sama batuk," imbuh dia.
Diketahui, pihak kepolisian telah menemukan adanya unsur pidana dalam kasus pemalsuan surat-surat tersebut.
Sehingga status kasusnya ditingkatkan menjadi penyidikan.
Kasus ini didasari adanya laporan tipe A dengan terlapor berinisial AR dan kawan-kawan.
Penyidik telah memeriksa lima saksi sebelum dilaksanakan gelar perkara yakni satu orang dari kantor jasa surveyor berlisensi Raden Lukman, dua orang dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional (BPN), satu orang dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dan satu orang dari Bappeda Kabupaten Tangerang.
Selanjutnya penyidik melaksanakan penyidikan secara saintifik terhadap 10 dari 263 berkas warkat penerbitan sertifikat dari Kantor Pertanahan Kabupaten Tangerang yang telah diserahkan oleh Kementerian ATR/BPN.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribuntangerang.com dengan judul Breaking News: Usai Menghilang, Kades Kohod Muncul Langsung Minta Maaf Atas Kegaduhan Pagar Laut
(Tribunnews.com/Nuryanti/Abdi Ryanda Shakti/Ibriza Fasti Ifhami) (TribunTangerang.com/Nurmahadi)
Berita lain terkait Pagar Laut 30 Km di Tangerang
Tag: #warga #kohod #desak #polisi #tangkap #kades #arsin #minta #kasus #pagar #laut #tangerang #diusut #tuntas