Orang yang Butuh TV atau Perangkat Lain untuk Tidur Malam Kerap Punya 8 Perilaku Kepribadian Ini Menurut Psikologi, Apa Saja?
– Tidak sedikit orang yang merasa sulit tidur tanpa suara atau cahaya dari perangkat elektronik seperti TV, ponsel, atau speaker. Menonton televisi sebelum tidur malam atau mendengarkan musik dianggap sebagai ritual malam yang membantu mereka merasa lebih nyaman.
Kebiasaan ini bukan hanya tentang preferensi, tetapi menurut psikologi, bisa mencerminkan sisi unik dari kepribadian mereka. Kondisi ini sering dikaitkan dengan cara otak merespons ketenangan, kebiasaan sensorik, atau bahkan pola stres yang melekat, yang mana dibutuhkan untuk tidur malam.
Dilansir dari Hack Spirit pada Jumat (29/11), diterangkan bahwa setidaknya terdapat delapan perilaku kepribadian orang yang butuh TV atau perangkat lain untuk dapat tidur di malam hari menurut Psikologi.
1. Gaya belajar visual
Tahukah kamu bahwa cara seseorang belajar bisa memengaruhi kebiasaan tidurnya? Para pelajar visual memiliki karakteristik unik dalam mengonsumsi informasi. Mereka lebih mudah menyerap pengetahuan melalui gambar dan sajian visual.
Ketika malam tiba, pikiran mereka masih haus akan rangsangan visual, sehingga menyalakan televisi atau perangkat elektronik menjadi cara untuk menenangkan diri.
Pergerakan gambar dan perubahan cahaya pada layar membantu otak mereka berangsur-angsur mereda dan akhirnya terlelap.
2. Kebutuhan akan derau kebisingan
Kesunyian kerap terasa mencekam bagi sebagian orang. Ketika keheningan menyelimuti ruangan, pikiran mulai melanglang buana, membuat tidur semakin sulit dijemput. Untuk mengatasi hal ini, mereka menciptakan soundtrack pribadinya sendiri.
Suara lembut musik atau bunyi alam seperti gemerisik daun atau deburan ombak menjadi pengantar menuju alam mimpi.
Ilmu perilaku manusia menjelaskan bahwa ini merupakan mekanisme meredakan diri, di mana derau latar belakang mengalihkan perhatian dari kekhawatiran dan stres yang menghantui.
3. Kebutuhan kognisi yang tinggi
Individu dengan kebutuhan kognitif tinggi memiliki kegemaran tersendiri dalam menyambut tidur. Mereka adalah sosok yang gemar berpikir, senang memecahkan masalah, dan selalu haus akan tantangan mental.
Sebuah penelitian menarik mengungkapkan bahwa mereka cenderung tetap ingin terlibat dalam aktivitas yang membutuhkan upaya berpikir, bahkan saat waktu istirahat.
Tayangan dokumenter atau podcast ringan menjadi pilihan untuk menemani mereka menuju alam mimpi, seolah otak mereka masih haus akan informasi dan stimulasi.
4. Kecenderungan overthinking
Pikiran yang terus berputar bagaikan roda tak berujung adalah momok bagi sebagian orang, terutama saat hendak tidur. Bayangan kecemasan, persoalan yang tak terselesaikan, dan kekhawatiran masa depan kerap memenuhi ruang kesadaran.
Dalam situasi ini, televisi atau perangkat elektronik berperan sebagai penyelamat. Mereka menghadirkan stimulus eksternal yang mampu mengalihkan perhatian dari gelombang pikiran negatif.
Ilmu perilaku manusia mencatat bahwa ini adalah strategi koping untuk melawan kecenderungan berpikir berlebihan, membiarkan otak beristirahat dan perlahan-lahan memasuki fase tidur.
5. Mencari kenyamanan dalam kebiasaan
Setiap orang memiliki cara tersendiri untuk merasa nyaman, dan bagi sebagian, cahaya berkedip dari layar elektronik adalah sentuhan nostalgia.
Seperti balutan selimut masa kecil atau alunan lagu pengantar tidur, keberadaan perangkat elektronik telah menjadi bagian dari ritual mereka.
Ilmu perilaku manusia menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk kebiasaan. Isyarat familier ini memberi sinyal pada otak bahwa saatnya untuk melepaskan ketegangan dan bersiap memasuki fase istirahat.
6. Sedang berjuang melawan insomnia
Insomnia adalah kondisi menyiksa yang membuat seseorang terjaga sepanjang malam. Bagi mereka yang kerap mengalaminya, perangkat elektronik bak obat penenang.
Dokumenter bertema ringan atau podcast dengan suara lembut mampu mengalihkan fokus dari ketidakmampuan untuk tidur. Meskipun bukan solusi medis final, cara ini setidaknya memberikan jalan keluar dari belenggu pikiran yang selalu terjaga.
7. Mengalami kecemasan
Kecemasan kerap menyerang di saat-saat yang paling tidak terduga, terutama menjelang tidur. Tayangan ringan atau musik lembut berperan sebagai tembok pembatas antara pikiran yang dipenuhi kekhawatiran dengan ketenangan.
Dengan mengalihkan perhatian dari pikiran yang membebani, perangkat elektronik menjadi alat bantu untuk mereda gejolak batin.
8. Naluri burung hantu malam
Bagi mereka yang memiliki jam biologis berbeda, malam adalah waktu paling produktif. Perangkat elektronik membantu mereka bertransisi dari fase aktif menuju fase istirahat.
Dengan gradasi perubahan konten audio-visual, otak perlahan-lahan diberi isyarat untuk mulai melepaskan ketegangan dan bersiap tidur.
Tag: #orang #yang #butuh #atau #perangkat #lain #untuk #tidur #malam #kerap #punya #perilaku #kepribadian #menurut #psikologi #saja