Menurut Psikolog Orang yang Mengalami Kesulitan Keuangan Sejak Kecil Memiliki 4 Kebiasaan ini
Banyak dari kita cenderung melihat dalam dua kelompok yaitu orang yang baik mengelola uang atau buruk dalam mengelola uang.
Dua kelompok itu seringkali diasumsikan bahwa hal itu hanya bagian dari kepribadian, atau hanya tentang tingkat disiplin.
Padahal, hubungan dengan uang biasanya jauh lebih dalam dari itu. Menurut psikolog, kebiasaan dalam mengelola uang, baik dan buruk, seringkali merupakan hasil langsung dari perjuangan masa kecil, meskipun hal itu tidak ada hubungannya dengan uang.
Dilansir dari Your Tango, inilah 4 kebiasaan keuangan umum dari orang-orang yang memiliki masa kecil yang sulit.
1. Kemiskinan membuat mereka menimbun uang
Sangat masuk akal kalau psikolog mengatakan bahwa pengalaman masa lalu yang penuh kekurangan dapat mengubah mereka menjadi pribadi orang dewasa yang agak pelit. Namun, hal ini bukan sekedar berhemat.
Mereka mungkin menjadi tipe orang yang menimbun uang karena mereka yakin krisis kelangkaan atau kerugian akan segera terjadi. Mereka sibuk mempersiapkan diri dan menjadi sangat waspada.
Idealnya setiap orang tentu harus menabung untuk masa sulit. Namun, kita semua mungkin pernah mengenal orang yang sangat hemat sehingga merugikan diri mereka sendiri.
Mereka, serta pasangan dan anak-anak mereka, kehilangan banyak hal karena mereka begitu takut mengeluarkan uang.
2. Belanja bukan untuk kebutuhan
Saat mereka terpicu, mereka akan mencari berbagai hal untuk menenangkan diri. Berbelanja adalah cara yang tepat untuk menyingkirkan perasaan negatif yang tidak ingin dihadapi.
Tentu saja, hal itu dapat berpotensi merusak. Meskipun mereka bukan orang yang suka menghabiskan seluruh gaji, semua 'hadiah' kecil yang mereka beli untuk menghibur diri dapat benar-benar menumpuk dan nampak tidak berguna di kemudian hari.
Jika mereka sedikit boros, mereka tidak bertanggung jawab dan terlalu memanjakan diri sendiri.
Namun, jika mereka memiliki trauma, hal itu mungkin tidak akan terjadi. Memaafkan kebiasaan buruk tersebut menjadi langkah pertama untuk menghilangkannya.
3. Takut akan kesuksesan
Banyak orang yang tumbuh dalam kemiskinan sangat termotivasi untuk bangkit dari kondisi tempat mereka dibesarkan. Namun, banyak orang yang takut mencapai tujuannya.
Para ahli mengatakan kecenderungan ini belum banyak diteliti, tetapi dampaknya sudah diketahui.
Sebuah studi yang dipimpin oleh Universitas Notre Dame menemukan bahwa penundaan, sabotase diri, dan penghindaran keputusan penting serta masalah keuangan merupakan hasil yang paling umum.
Ketika mereka tumbuh dalam kemiskinan, mereka tahu bagaimana menjadi miskin, sedangkan kesuksesan adalah sesuatu yang sama sekali asing.
Jadi, secara tidak sadar mereka memastikan untuk berpegang pada apa yang diketahui, terutama karena itu berarti mereka tidak perlu menghadapi risiko mendapatkan semua yang diinginkan, hanya untuk direnggut lagi.
4. Mencari validasi dari orang lain
Psikolog mengatakan bahwa jika mengalami kesulitan keuangan sejak kecil, mereka mungkin menjadikan pengeluaran untuk orang lain sebagai cara untuk mencari validasi yang tidak didapatkan saat masa kecil.
Itu membuat mereka mungkin tidak memiliki batasan yang sehat seputar uang dengan orang lain.
Hal ini juga dapat menyebabkan dua bentuk respon dari orang lain, pertama mudah dimanfaatkan oleh orang yang tahu kalau mereka terlalu boros dalam menggunakan uang atau kedua, menjadi terlihat sombok, membelikan barang untuk orang yang tidak mereka minat atau inginkan.
Apapun caranya, dampaknya jelas, mereka mengeluarkan uang terlalu banyak, dan meskipun mungkin terasa menyenangkan sesaat, hal itu pada akhirnya tidak mengatasi perasaan terabaikan yang sebenarnya.
Tag: #menurut #psikolog #orang #yang #mengalami #kesulitan #keuangan #sejak #kecil #memiliki #kebiasaan