7 Karakter Umum Seorang Pemikir Tingkat Tinggi dalam Lingkungan Sosial, Salah Satunya Skeptis
Ilustrasi karakter seorang pemikir tingkat tinggi. (Pexels)
18:42
4 November 2024

7 Karakter Umum Seorang Pemikir Tingkat Tinggi dalam Lingkungan Sosial, Salah Satunya Skeptis

 

 - Sejarah politik Indonesia dipenuhi oleh aktivis dan politikus dengan kesadaran literasi dan kekritisan yang tinggi. Dengan demikian, secara historis bangsa Indonesia lahir berkah dari terbukanya akses ilmu pengetahuan melalui sekolah, perpustakaan, dan kelompok diskusi.   Bangsa Indonesia berdiri karena para pahlawan nasional Indonesia merupakan seorang pemikir tingkat tinggi. Ini merupakan sejarah sosial yang tidak dapat dipungkiri. Namun, realitas politikus masa kini bertolak belakang dengan historisitas dan profil para pahlawan nasional Indonesia yang identik dengan pemikir tingkat tinggi.   Para politikus masa kini jauh dari kesan dan kebiasaan dari para politikus masa lalu yang melekat dengan literasi dan intelektualitas. Bahkan, politikus kekinian secara vulgar mengakui bahwa tidak terlalu suka membaca buku, sangat kontradiktif dengan sejarah profil para perintis Indonesia.   Profil dan sosok pemimpin dengan intelektualitas yang baik menjadi kebutuhan mendesak dewasa ini. Dengan demikian, untuk mengembalikan kebaikan masa lalu, maka itu kita perlu memahami karakter orang dengan pemikir tingkat tinggi. Berikut deretan karakter seseorang dengan pemikir tingkat tinggi, dilansir dari weforum.org, pada Senin, (4/11):   1. Sangat Adaptif   Donna F. Hammett mengatakan orang cerdas beradaptasi dengan menunjukkan apa yang bisa dilakukan terlepas dari kerumitan atau batasan yang diberikan kepada mereka. Penelitian psikologi terbaru mendukung gagasan ini bahwa kecerdasan bergantung pada kemampuan untuk mengubah perilaku agar dapat mengatasi lingkungan secara lebih efektif atau membuat perubahan pada lingkungan tempatnya berada.   2. Sadar Banyak Tidak Tahu   Orang paling cerdas mampu mengakui ketika tidak terbiasa dengan konsep tertentu. Jim Winer mengatakan orang-orang cerdas tidak takut untuk mengatakan ketidaktahuannya terhadap sesuatu secara terbuka. Pengakuan tersebut menjadi daya dorong dan ruang untuk mempelajari pengetahuan baru.   3. Rasa Ingin Tahu yang Tak Pernah Terpuaskan   Albert Einstein mengatakan bahwa Saya tidak memiliki bakat khusus, saya hanya memiliki rasa ingin tahu yang besar. Rasa ingin tahu yang besar dan mendesak tentang dunia mungkin merupakan salah satu kunci kecerdasan. Orang cerdas memiliki kebiasaan membiarkan dirinya terpesona oleh perihal yang dianggap remeh oleh orang umum. Oleh sebab itu, untuk memupuk rasa ingin yang tinggi, setiap mendengar atau membaca informasi baru, tulislah rasa penasaran tersebut dalam buku harian.   4. Membuat Pertanyaan yang Bagus   Perbedaan mendasar antara orang yang cerdas dengan orang umum adalah mampu mengajukan pertanyaan yang tepat. Orang cerdas tahu bahwa mengajukan pertanyaan yang menggugah pikiran sama pentingnya dengan memberikan jawaban. Ini karena pertanyaan dapat menantang pemikiran dan membantu orang lain menemukan solusi baru untuk masalah lama.   5. Peka dengan Pengalaman Orang Lain   Orang cerdas dapat hampir peka dengan pemikiran atau perasaan orang lain. Beberapa psikolog berpendapat bahwa empati, kepekaan terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain serta bertindak dengan cara yang peka terhadap kebutuhan tersebut. Ini merupakan komponen inti dari kecerdasan emosional. Individu yang cerdas secara emosional biasanya sangat tertarik untuk berbicara dengan orang baru dan belajar lebih banyak tentang orang lain.   6. Open Minded   Orang cerdas tidak menutup diri terhadap ide atau peluang baru. Hammett menulis bahwa orang cerdas bersedia menerima dan mempertimbangkan pandangan lain yang bernilai dan berwawasan luas dan terbuka terhadap solusi alternatif.   7. Skeptis   Orang cerdas cenderung skeptis. Meski skeptisisme mungkin tampak seperti musuh dari keterbukaan pikiran, tetapi kedua sifat ini berjalan seiring. Kuncinya adalah bersedia mempertimbangkan ide-ide baru, selama ide-ide tersebut didukung oleh fakta-fakta yang mendukung. Pikiran yang cerdas enggan untuk menerima kebaruan secara permisif sampai ditopang oleh bukti ilmiah yang cukup.   ***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #karakter #umum #seorang #pemikir #tingkat #tinggi #dalam #lingkungan #sosial #salah #satunya #skeptis

KOMENTAR