Di Balik Kesuksesan ISAM 2025: Rahasia Indonesia Menjadi Magnet Pakar Anti-Aging Dunia
- Indonesia mengukuhkan posisi global di bidang estetika–antiaging melalui ISAM Annual Meeting dan ISWAM 2025 yang diikuti 44 negara.
- ISAM dan PERDESTI memperkuat standar kompetensi dokter lewat kurikulum internasional dan kolaborasi akademik.
- ISWAM 2025 mencetak rekor peserta dan mendorong Indonesia menuju pusat health-aesthetic tourism Asia.
Tahun 2025 menjadi momentum penting dalam sejarah perkembangan estetika dan anti-aging, baik di tingkat global maupun nasional.
Indonesia tampil sebagai salah satu pusat perhatian dunia melalui penyelenggaraan 3rd ISAM Annual Meeting 2025 dan 16th International Symposium & Workshop in Aesthetic Medicine (ISWAM) yang berlangsung di ICE BSD, Tangerang.
Perhelatan ilmiah besar ini menjadi bukti bahwa Indonesia tidak lagi hanya sebagai peserta dalam diskursus medis estetika global, tetapi telah naik kelas menjadi poros yang ikut menentukan arah pengembangan kompetensi, regulasi, hingga standar keselamatan pasien di bidang estetika dan anti-aging.
ISAM dan PERDESTI menggandeng Kementerian Kesehatan Republik Indonesia serta sejumlah universitas terkemuka, Universitas Udayana Bali, Universitas Jenderal Achmad Yani Cimahi, dan Universitas Tarumanagara Jakarta untuk menghadirkan sebuah forum ilmiah berskala internasional yang diikuti lebih dari 200 pakar dunia dan delegasi dari 44 negara.
Jumlah ini menjadi rekor baru bagi ISWAM, yang kini diakui sebagai salah satu simposium estetika terbesar dan paling kredibel di Asia.
Presiden ISAM, Assoc. Prof. Dr. Teguh Tanuwidjaja, M.Biomed, menegaskan bahwa ISAM memasuki era pertumbuhan paling progresif, sejalan dengan meningkatnya kebutuhan global akan standar pendidikan dan regulasi estetika berbasis ilmu pengetahuan.
“Dalam pertemuan tahunan ISAM 2025, para Presiden ISAM dari seluruh negara anggota hadir secara langsung, menandai kekuatan solidaritas dan keseriusan komunitas global dalam menyatukan arah kebijakan pendidikan, kredensial kompetensi, dan pertukaran ilmiah internasional,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa perluasan Presidency ISAM kini mencakup 44 negara, menunjukkan kepercayaan internasional terhadap model pendidikan dan standardisasi yang mereka kembangkan.
Sementara itu, dr. Hendry Hartono, M.Kes.,Est, Ketua Umum PERDESTI, menekankan komitmen Indonesia dalam membangun layanan estetika yang aman dan berbasis kompetensi.
“Seluruh upaya ini bertujuan untuk memastikan dokter Indonesia memiliki kompetensi yang setara dengan standar global, sekaligus memberikan perlindungan kepada masyarakat melalui praktik estetika yang etis, aman, dan sesuai kaidah kedokteran,” ungkapnya.
Dalam lima tahun terakhir, PERDESTI mencatat berbagai lompatan besar, termasuk penguatan kolaborasi akademik, pengembangan modul ilmiah dan kurikulum bertaraf internasional, serta perluasan jejaring global melalui ISAM.
ISWAM 2025 sendiri menjadi titik puncak dari seluruh perjalanan tersebut. Selain menghadirkan jumlah delegasi internasional terbesar sepanjang sejarah, program edukasinya juga menjadi yang paling lengkap di Asia, mulai dari Cadaver Dissection, Anatomy Lab, hingga Live Injection Demo yang sangat diminati para peserta.
Topik yang dibahas pun lebih komprehensif, mencakup inovasi teknologi, metode terapi estetika, pendekatan anti-aging, hingga isu krusial seperti keselamatan pasien dan upaya globalisasi standar kompetensi.
Kesuksesan ini juga membuka kesempatan baru bagi Indonesia untuk menjadi pusat health-aesthetic tourism di kawasan.
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, dalam sambutannya menyoroti potensi Indonesia sebagai destinasi unggulan yang memadukan keahlian dokter terlatih, infrastruktur medis modern, inovasi teknologi, serta kekayaan budaya dan herbal Nusantara.
Didorong oleh jaringan internasional ISAM, posisi Indonesia semakin menguat sebagai pemimpin regional di bidang estetika dan anti-aging.
Memasuki 2026, ISAM dan PERDESTI telah sepakat mempercepat tiga agenda strategis globalisasi penyelenggaraan ISWAM di setiap negara anggota Presidency.
Di antaranya, umplementasi sistem kredit pendidikan internasional yang memudahkan rekognisi lintas negara, dan penguatan keilmuan Aesthetic & Anti-Aging Medicine Indonesia melalui pembentukan lembaga pengampu berstandar global.
Indonesia bahkan ditargetkan menjadi salah satu negara pertama yang memiliki institusi pendidikan modern dengan kurikulum estetika-antiaging yang diakui internasional.
Dengan seluruh capaian ini, Indonesia tidak hanya menjadi tuan rumah yang sukses, tetapi juga motor penggerak integrasi keilmuan estetika global.
Kolaborasi lintas negara, peningkatan standar kompetensi, dan inovasi berkelanjutan telah mengangkat reputasi Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi.
Seiring dunia memasuki era baru estetika dan anti-aging yang lebih terukur dan berbasis sains, Indonesia telah berdiri di garis terdepan—siap memimpin, berkontribusi, dan menginspirasi perubahan untuk masa depan.
Tag: #balik #kesuksesan #isam #2025 #rahasia #indonesia #menjadi #magnet #pakar #anti #aging #dunia