8 Alasan Psikologi Mengapa Orang Sering Salah Pilih Pasangan, Begini Penjelasannya!
alasan psikologi mengapa orang sering salah pilih pasangan. (Freepik/ freepik)
15:44
27 November 2025

8 Alasan Psikologi Mengapa Orang Sering Salah Pilih Pasangan, Begini Penjelasannya!

 – Psikologi menjelaskan alasan mengapa orang sering salah pilih pasangan meski mencari kebahagiaan dan kesesuaian dalam hubungan.

Kesalahan dalam memilih pasangan kerap dipengaruhi oleh faktor psikologi yang tidak disadari oleh individu.

Alasan psikologi mengapa salah pilih pasangan terkait pola pikir, pengalaman masa lalu, dan harapan yang terbentuk.

Psikologi membantu memahami mengapa keputusan memilih pasangan bisa salah walau ada daya tarik atau rasa nyaman.

Dilansir dari geediting.com pada Kamis (27/11), bahwa ada delapan alasan psikologi mengapa orang sering salah pilih pasangan.

  1. Kompulsi pengulangan

Fenomena ini pertama kali diidentifikasi oleh Freud sebagai keinginan bawah sadar untuk mengulangi situasi yang sudah dikenal.

Pikiran manusia secara tidak sadar tertarik pada hal-hal yang familiar meskipun sebenarnya merusak diri sendiri.

Pola ini membuat seseorang terus terlibat dalam hubungan dengan orang yang mengingatkan pada mantan yang menyakitkan.

Memutus rantai ini membutuhkan kesadaran untuk berhenti, merefleksikan diri, dan memilih jalan yang lebih sehat secara sadar.

  1. Meromantisasi masa lalu

Otak manusia cenderung melupakan hal-hal buruk dan hanya mengingat momen-momen menyenangkan dari hubungan sebelumnya.

Ini merupakan cara otak mengatasi kehilangan dan perubahan namun bisa menyesatkan dalam membuat keputusan.

Ingatan yang terlalu indah ini bisa membuat seseorang kembali ke hubungan yang sebenarnya tidak cocok.

Penting untuk mengingat kejadian sebagaimana adanya bukan hanya sorotan positifnya agar tidak mengulangi kesalahan yang sama.

  1. Gaya keterikatan

Cara seseorang terikat dengan orang lain sebagian besar ditentukan oleh dua tahun pertama kehidupannya.

Berdasarkan interaksi awal dengan pengasuh, seseorang mengembangkan gaya keterikatan secure, anxious, avoidant, atau disorganized.

Gaya anxious attachment ditandai dengan kebutuhan konstan akan validasi dan ketakutan ditinggalkan yang membentuk siklus hubungan tidak memuaskan.

Mengenali gaya keterikatan diri sendiri adalah langkah pertama untuk memahami dan mengubah pola dalam memilih pendamping.

  1. Takut sendirian

Ketakutan ini membisikkan bahwa lebih baik berada dalam hubungan yang kurang baik daripada menjadi lajang.

Untuk menghindari kekosongan, banyak orang terburu-buru memeluk siapa saja yang tersedia tanpa mempertimbangkan kecocokan sebenarnya.

Mereka rela berkompromi dengan meyakinkan diri bahwa mendapat setengah lebih baik daripada tidak sama sekali.

Memilih orang yang salah karena takut sendirian hanya menghasilkan jenis kesepian berbeda yakni berada dalam hubungan yang tidak memuaskan.

  1. Harga diri rendah

Banyak orang bertahan dengan pendamping yang salah karena di lubuk hati mereka tidak percaya layak mendapat yang lebih baik.

Kecemasan dan keraguan diri membisikkan narasi palsu bahwa mereka tidak pantas mendapat cinta, hormat, dan kebaikan.

Suara-suara menipu ini berkata untuk bertahan dengan apa yang diketahui meski orangnya tidak sempurna.

Perjalanan untuk membiarkan diri menerima cinta yang layak dimulai dengan menyembuhkan diri dan menyadari lebih baik lajang daripada tidak dihargai.

  1. Salah mengartikan gairah

Hubungan putus-nyambuk memang menarik dengan sensasi ketidakpastian dan gairah mentah yang bisa membuat kecanduan.

Namun gairah yang membara tidak selalu sama dengan cinta dan hubungan intensitas tinggi bisa menjadi lahan ketidakstabilan.

Ketidakpastian emosional sering membuat orang keliru mengira dinamika bergejolak sebagai gairah sejati.

Cinta sejati bukan didefinisikan oleh pertengkaran badai dan rekonsiliasi dramatis melainkan rasa hormat, stabilitas emosional, dan kedamaian.

  1. Mencari validasi

Ketika harga diri seseorang terikat erat dengan hubungan romantis mereka akhirnya masuk dalam hubungan pencarian validasi.

Ini adalah hubungan yang dijalani karena butuh kepastian terus-menerus bukan karena cinta atau kecocokan sejati.

Mereka merasa tidak lengkap sendirian sehingga mencari orang lain untuk mengisi kekosongan dalam diri.

Tidak ada orang lain yang bisa melengkapi kamu karena nilai dan harga diri sebenarnya berasal dari dalam diri sendiri.

  1. Mengabaikan tanda bahaya

Tanda-tanda peringatan tentang kecocokan seseorang sering muncul di awal hubungan namun cenderung diabaikan atau diremehkan.

Mengakui keberadaan tanda-tanda ini berarti harus menerima bahwa orang yang sangat menarik mungkin tidak tepat.

Memilih untuk menghadapi tanda-tanda bahaya sejak dini bisa menyelamatkan dari banyak kepedihan di masa depan.

Mengakui tanda bahaya bukan berarti menghakimi tetapi menghargai diri sendiri untuk tidak menerima perlakuan di bawah standar yang layak.

 

***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #alasan #psikologi #mengapa #orang #sering #salah #pilih #pasangan #begini #penjelasannya

KOMENTAR