



Orang yang Butuh Suara Latar untuk Tidur Punya 4 Sifat Unik Ini, Menurut Psikologi
- Pernah kenal seseorang yang nggak bisa tidur kalau nggak ada suara kipas, hujan deras, atau suara podcast yang muter terus?
Buat sebagian orang, suara-suara kayak gitu justru jadi semacam lagu pengantar tidur. Tapi ternyata, kebiasaan ini nggak cuma soal selera, ada alasan psikologis di baliknya.
Para pakar tidur dan psikologi mengungkapkan bahwa orang yang suka tidur ditemani suara latar cenderung memiliki beberapa sifat kepribadian dan kondisi mental tertentu.
Nggak sembarang orang bisa tidur nyaman dengan suara, tapi justru buat mereka, kebisingan terkontrol itu jadi kunci ketenangan. Yuk, simak delapan sifat unik yang dimiliki orang-orang ini, dikutip dari Geediting, Selasa (22/4).
1. Tidurnya Ringan dan Butuh “Pelindung” dari Suara Mendadak
Orang yang tidurnya gampang keganggu biasanya punya kebiasaan pakai suara latar kayak kipas atau white noise. Ini bukan tanpa alasan.
Suara stabil tersebut berfungsi sebagai perisai alami untuk menutupi suara-suara mendadak, seperti suara motor di luar atau orang lewat di lorong. Tanpa pelindung ini, mereka bisa langsung terbangun bahkan dari tahap tidur yang ringan.
Penelitian menunjukkan bahwa suara yang terus-menerus dan stabil bisa membantu mempercepat waktu tidur dan mengurangi frekuensi terbangun di malam hari.
Dalam sebuah studi klasik, penggunaan white noise bahkan mampu mempercepat proses tertidur hingga 38 persen. Jadi, bukan cuma nyaman, tapi juga terbukti ampuh secara ilmiah.
2. Sensitif terhadap Stimulus Sensorik
Bagi mereka yang punya sensitivitas sensorik tinggi, dunia bisa terasa terlalu bising meski cuma dari suara halus. Di malam hari, saat lingkungan jadi lebih sunyi, suara kecil seperti klik kulkas atau angin di luar bisa terasa mengganggu banget.
Inilah sebabnya suara latar jadi solusi. Suara tersebut memberi sistem saraf sesuatu yang konsisten untuk “dipegang,” sehingga gangguan kecil jadi tidak terlalu mencolok.
Studi tentang Sensitivitas Pemrosesan Sensorik (SPS) menemukan bahwa orang-orang dengan tingkat sensitivitas tinggi sering mengalami tidur yang lebih buruk dan lebih banyak gejala insomnia.
Tapi saat mereka menggunakan suara latar yang netral, otak bisa merasa lebih aman dan tenang, karena ada sesuatu yang stabil untuk dijadikan titik fokus.
3. Pikiran Mereka Terus Aktif
Pernah merasa susah tidur karena otak malah sibuk mikirin obrolan di rapat tadi atau rencana hidup minggu depan? Itu disebut gairah kognitif, alias otak yang terlalu aktif saat harusnya istirahat.
Buat orang yang pikirannya susah diem, suara latar bisa jadi penyelamat. Suara hujan, musik lembut, atau cerita membosankan bisa menyita perhatian otak secukupnya tanpa bikin makin melek.
Psikolog menyebutkan bahwa suara latar ini berfungsi seperti “bantal” untuk pikiran. Cukup empuk untuk menenangkan, tapi nggak terlalu menarik perhatian. Otak jadi punya alasan buat berhenti berpikir dan akhirnya bisa tertidur.
Nggak heran banyak praktisi mindfulness juga menggunakan teknik serupa, seperti menghitung napas atau mendengarkan nada lembut.
4. Mereka Cenderung Lebih Cemas
Kecemasan sering kali jadi penyebab utama susah tidur. Bagi orang dengan tingkat kecemasan yang lebih tinggi, ketenangan justru bisa terasa mengancam. Di sinilah suara latar memainkan peran penting.
White noise, suara kipas, atau musik instrumental bisa memberikan rasa aman dan kenyamanan emosional yang langsung terasa.
Sebuah studi rumah sakit pada tahun 2024 menunjukkan bahwa suara latar seperti white noise bisa meningkatkan kualitas tidur sekaligus menurunkan gejala kecemasan dan bahkan depresi ringan.
Secara biologis, suara yang konsisten memberi sinyal pada sistem saraf bahwa semuanya baik-baik saja. Detak jantung jadi lebih stabil, otot-otot rileks, dan tubuh pun siap masuk ke mode tidur.
Tag: #orang #yang #butuh #suara #latar #untuk #tidur #punya #sifat #unik #menurut #psikologi