6 Alasan Kenapa Kita Sering Berbohong Menurut Psikolog, Salah Satunya Karena Takut Terluka dan Tersakiti
- Berbohong adalah sesuatu yang seringkali kita lakukan tanpa kita sadari. Menurut para psikolog, ada beberapa alasan yang mendasari mengapa kebohongan bisa menjadi pilihan yang lebih mudah bagi banyak orang, salah satunya adalah karena ketakutan akan terluka dan tersakiti meskipun kita tahu bahwa kebohongan itu bisa membawa dampak buruk.
Billi Gordon, Ph.D., seorang ahli yang patofisiologi stres melalui laman Psychology Today, menyatakan bahwa berbohong adalah sesuatu yang sangat "disukai" dan dilakukan manusia dengan sangat baik.
Ia mengatakan, "Kita sering mendengar seseorang berkata, bahwa mereka tidak menyukai kebohongan. Tapi kenyataannya bukan tidak suka kebohongan, mereka hanya takut akan sebuah kebenaran. Karena hal yang paling baik dilakukan oleh manusia adalah kebohongan itu sendiri," jelas Billi. Jumat, (31/1)
Di sisi lain, Christopher Maassimine, seorang advokat kesehatan mental yang dikutip melalui Medium, berpendapat bahwa kebohongan adalah seni patologis yang hanya bisa dilakukan oleh segelintir orang.
Bahkan ia mengibaratkan kebohongan patologis ini seperti karakter dalam film Catch Me If You Can, yang berhasil meyakinkan orang-orang untuk percaya pada kebohongan meski kenyataannya jelas di depan mata.
Lebih lanjut Christopher menjelaskan bahwa kebohongan ini sangat memikat dan dapat terlihat sangat mengagumkan bagi orang lain, bahkan jika itu adalah kebohongan yang terjadi di depan mata. Ia menambahkan bahwa ketika seseorang terjerat dalam kebohongan, kehidupan mereka akan dikuasai oleh kebohongan itu sendiri, dan mereka cenderung menolak untuk menerima kebenaran.
Lalu, apa yang sebenarnya membuat kita sering berbohong? Mengutip penuturan Jaimin dalam artikel yang dipublikasikan di Medium, ada 6 alasan utama yang membuat kebohongan menjadi pilihan bagi banyak orang, berikut ulasan lengkapnya.
Alasan 1: Berbohong Lebih Mudah dan Tidak Memakan Banyak Waktu
Sering berbohong dianggap lebih praktis karena tidak memerlukan banyak waktu atau usaha. Kebohongan sering kali dianggap jalan pintas untuk menghindari proses panjang dalam mencari kebenaran. Alasan ini membuat banyak orang memilih untuk memanipulasi fakta, meskipun mereka tahu itu bukan kebenaran yang sesungguhnya.
Ketika seseorang terbiasa berbohong, mereka sering mengabaikan dampak jangka panjang dari kebohongan tersebut. Kebohongan yang mudah dan cepat justru sering kali memperburuk masalah. Itulah sebabnya sering berbohong menjadi kebiasaan yang sulit dihentikan karena dianggap lebih efisien, meski tidak sehat.
Alasan 2: Kebohongan Dibutuhkan Banyak Orang
Dalam banyak situasi sosial, kebohongan diterima karena ada kebutuhan untuk membuat orang merasa lebih nyaman. Kebohongan sering kali diterima karena bisa memberikan kenyamanan, meskipun itu bukan kenyataan. Alasan ini mendorong orang untuk memilih kebohongan daripada mengungkapkan hal yang sebenarnya.
Kebohongan sering kali diterima oleh banyak orang karena bisa memperbaiki situasi sesaat, meskipun itu tidak sesuai dengan kenyataan. Dalam banyak hal, masyarakat cenderung lebih memilih kebohongan karena dampaknya tidak langsung terasa. Itulah alasan mengapa kebohongan sering kali tersebar dan diterima luas di berbagai lapisan masyarakat.
Alasan 3: Takut Melukai atau Terluka
Sering berbohong bisa menjadi cara untuk menghindari melukai perasaan orang lain, terutama orang yang kita sayangi. Ketakutan akan akibat sosial dan emosional sering menjadi alasan seseorang memilih untuk berbohong daripada mengungkapkan kebenaran yang pahit. Alasan ini membuat orang memilih untuk tidak mengatakan yang sebenarnya agar tidak menimbulkan konflik atau kesedihan.
Banyak orang takut terluka oleh kebenaran, baik itu dalam hubungan pribadi maupun sosial. Berbohong menjadi cara untuk melindungi diri dari perasaan sakit atau kegagalan. Namun, kebohongan semacam ini seringkali justru menambah luka di kemudian hari, karena kebenaran akan tetap terungkap.
Alasan 4: Ego dan Harga Diri
Kebohongan sering muncul sebagai upaya untuk menjaga harga diri dan citra diri kita di mata orang lain. Kebohongan ini sering muncul ketika kita merasa harga diri kita terancam oleh kenyataan yang bisa mengungkapkan kelemahan kita. Alasan ini membuat kebohongan menjadi pilihan ketika seseorang merasa bahwa pengakuan atau penerimaan sosial lebih penting daripada kejujuran.
Untuk mempertahankan harga diri, seseorang sering kali memilih untuk berbohong mengenai pencapaian atau keadaan mereka. Kebohongan ini biasanya dilakukan untuk menunjukkan kepada orang lain bahwa kita tidak mengalami kegagalan atau kelemahan. Namun, kebohongan yang terus dilakukan dapat merusak kepercayaan diri dalam jangka panjang.
Alasan 5: Takut Dihukum atau Dikritik
Sering berbohong juga dipicu oleh ketakutan akan hukuman atau kritik yang datang dari orang lain. Kebohongan sering menjadi cara untuk menghindari konsekuensi negatif yang mungkin timbul dari kebenaran. Alasan ini sering membuat orang memilih untuk menutupi kesalahan mereka dengan berbohong daripada menghadapi kritik atau hukuman yang lebih keras.
Ketika seseorang merasa terancam oleh penilaian sosial, mereka lebih cenderung untuk berbohong untuk melindungi diri. Kebohongan menjadi cara untuk menghindari rasa malu atau dihukum, meskipun itu hanya solusi sementara. Namun, ketakutan ini tidak menyelesaikan masalah dan justru menciptakan lebih banyak ketegangan di kemudian hari.
Alasan 6: Keuntungan atau Hadiah
Berbohong kadang dianggap sebagai cara untuk mendapatkan keuntungan lebih, baik itu materi atau pengakuan sosial. Sering berbohong untuk meraih keuntungan sering terjadi ketika seseorang merasa bahwa kebenaran tidak memberi mereka hasil yang diinginkan. Alasan ini membuat kebohongan lebih menggoda karena menawarkan hasil yang lebih cepat dan lebih menguntungkan.
Kebohongan yang dilakukan untuk keuntungan pribadi ini sering kali diperburuk dengan harapan mendapatkan hadiah atau pengakuan. Orang yang sering berbohong demi keuntungan sering kali melakukannya karena merasa bahwa dunia ini lebih menghargai mereka yang bisa "memanipulasi" situasi. Namun, kebohongan ini bisa berbahaya karena dapat menghancurkan hubungan yang sudah terjalin.
Meskipun kebohongan bisa menjadi jalan pintas untuk menghindari kenyataan, dampak jangka panjangnya sering kali jauh lebih merugikan. Setiap alasan di balik kebohongan menunjukkan betapa pentingnya kesadaran untuk memilih kejujuran dalam setiap aspek kehidupan. Oleh karena itu, meskipun terkadang sulit, mengungkapkan kebenaran tetap menjadi langkah terbaik untuk menjaga integritas dan hubungan yang sehat. ***
Tag: #alasan #kenapa #kita #sering #berbohong #menurut #psikolog #salah #satunya #karena #takut #terluka #tersakiti