Sudah Yakin, Hamas Sebut Tepi Barat Akan Jadi Medan Tempur Utama Palestina Melawan Israel
Kendaraan pasukan keamanan Otoritas Palestina (PA) memblokir jalan di tengah bentrokan dengan militan di kamp Jenin di Tepi Barat yang diduduki Israel pada 15 Desember 2024. 
15:40
26 Januari 2025

Sudah Yakin, Hamas Sebut Tepi Barat Akan Jadi Medan Tempur Utama Palestina Melawan Israel

- Hamas meyakini Tepi Barat akan menjadi medan tempur selanjutnya dalam perjuangan rakyat Palestina melawan Israel.

Basem Naim, salah satu anggota Politbiro Hamas sekaligus eks Menteri Kesehatan Gaza, mengatakan Tepi Barat bahkan akan menjadi medan perlawanan utama.

"Kami meyakini perlawanan utama akan terjadi di Tepi Barat, bukan Jalur Gaza, karena rezim Israel kini mempertimbangkan Tepi Barat, termasuk Al Quds, sebagai tujuan strategis berikutnya dalam aneksasinya," kata Naim hari Sabtu, (25/1/2025), dikutip dari Press TV.

Israel menduduki Tepi Barat saat Perang Enam Hari tahun 1976. Sesudah itu, Israel membangun ratusan pemukiman ilegal di sana.

Pernyataan Naim di atas muncul sekitar seminggu setelah Israel menyepakati gencatan senjata dengan Hamas di Gaza.

Kini Hamas memperingatkan bahwa Israel bisa mengubah Tepi Barat menjadi medan perang utama. Belakangan ini Israel memang meningkatkan operasi militer di Tepi Barat.

Naim menyebut gerakan perjuangan Palestina tak akan sudi hidup di bawah pendudukan oleh rezim Israel.

"Kita tak bisa berjuang demi memperbaiki kondisi di penjara. Kita ingin melenyapkan penjara itu," katanya.

"Jika rakyat Palestina tak bisa mencapai tujuan mereka, yakni negara merdeka, termasuk Jalur Gaza, Tepi Barat, dan Al Quds, tidak ada yang bisa menikmati rasa aman atau stabilitas atau kemakmuran di kawasan itu," ucap dia.

Seorang tentara Israel terlihat membawa senjata. Israel melanjutkan serangannya di Tepi Barat pada hari kedua operasi militer 'Tembok Besi' di Jenin, Tepi Barat, pada Rabu (21/1/2025). Lebih dari 600 warga Palestina terpaksa mengungsi dari Jenin. Seorang tentara Israel terlihat membawa senjata. Israel melanjutkan serangannya di Tepi Barat pada hari kedua operasi militer 'Tembok Besi' di Jenin, Tepi Barat, pada Rabu (21/1/2025). Lebih dari 600 warga Palestina terpaksa mengungsi dari Jenin. (Al Mayadeen)

Lalu, pejabat itu memuji kelompok perjuangan Palestina yang berhasil mencegah Israel mencapai semua tujuannya selama berperang di Gaza.

"Kita dapat berkata bahwa inilah deklarasi kemenangan karena sejak hari pertama [Perdana Menteri Israel Benjamin] Netanyahu dan rezimnya telah menyatakan tiga tujuan dalam agresinya melawan rakyat Gaza."

Naim pun mengungkapkan tiga tujuan itu.

"Menghancurkan gerakan perlawanan dan mengakhiri pemerintah atau pemerintahan Hamas di Jalur Gaza, ditambah memindahkan sebagian besar, jika tidak semua, rakyat Palestina ke luar Jalur Gaza di Semenanjung Sinai di Mesir, dan terakhir untuk mengembalikan para tentara [yang disandera] secara paksa."

"Saya pikir Minggu lalu sudah jelas bahwa dia (Netanyahu) sudah gagal mencapai ketiga tujuan itu."

Dia menyebut Hamas tetap kuat hingga momen-momen terakhir perang.

Kota Jenin di Tepi Barat kini mirip Gaza

Sementara itu, warga Palestina di Kota Jenin, Tepi Barat, mulai menyamakan kota itu dengan Gaza.

Banyak warga Palestina di kamp pengungsian Jenin diusir Israel. Bahkan, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dilaporkan menembaki siapa pun yang bergerak.

Data Kementerian Kesehatan Palestina menyebutkan sudah ada 12 orang yang tewas dan 40 lainnya terluka sejak serangan Israel pada 21 Januari lalu.

Menurut Palestine Chronicle, IDF dalam mengusir warga Palestina di Jenin menggunakan cara yang mirip dengan cara di Gaza.

"Israel tidak meminta mereka meninggalkan rumah mereka, tetapi mengancam mereka dengan kekerasan jika mereka tetap tinggal di sana," kata media itu.

Israel menyebut akan menghancurkan kamp pengungsian. Di samping itu, Israel memutus semua persediaan penting agar pengungsi Palestina terpaksa pergi.

Saksi mata mengatakan tentara Israel melemparkan granat ke arah warga sipil di rumah-rumah meski di dalamnya tidak ada pria bersenjata.

Seorang pengungsi, Ahmed Al Hawashin, dan anggota keluarganya yang berjumlah sembilan orang pergi dari kamp pengungsian setelah diancam tentara Israel.

Ahmed dan keluarganya mengemasi barang-barang penting dan meninggalkan rumah. Mereka berjalan di sepanjang koridor yang dibuat oleh tentara Israel.

"Kami meninggalkan area itu untuk pergi ke bundaran Al Awda, dan ada tentara yang membagi kami menjadi kelompok-kelompok yang terdiri atas lima orang."

"Lalu, mereka menggeledah kami dan memeriksa kami dengan kamera otomatis yang berada beberapa meter jauhnya, sementara drone terbang di atas kami sepanjang waktu," kata Ahmed kepada Palestine Chronicle.

Kendaraan militer Pasukan Pendudukan Israel (IDF) di Hebron, Tepi Barat. Kendaraan militer Pasukan Pendudukan Israel (IDF) di Hebron, Tepi Barat. (Khaberni)

Dia mengatakan setiap orang yang dicurigai tentara Israel akan ditangkap, ditelanjangi, diikat, dan ditutup matanya. Selain itu, dia mengatakan Jenin kini menjadi seperti Gaza.

"Kami berjalan kaki sepanjang lebih dari satu kilometer, di antara kami ada wanita, anak-anak, dan lansia."

"Itu pemandangan yang kejam, dan kami merasa seperti di Gaza. Lalu, kami berpencar ke rumah-rumah kerabat dan kawan di luar kamp pengungsian."

Israel sudah mengancam akan meneruskan operasinya militernya selama berbulan-bulan demi menyingkirkan "terorisme".

Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) menyebut kondisi kamp pengungsian di Jenin kini sangat buruk. Ada lebih dari 2.000 keluarga yang mengungsi dan kebutuhan mendasar di sana hampir tidak terpenuhi.

(*)

Editor: Nuryanti

Tag:  #sudah #yakin #hamas #sebut #tepi #barat #akan #jadi #medan #tempur #utama #palestina #melawan #israel

KOMENTAR