Pengawas Nuklir PBB Tak Bisa Akses PLTN Zaporizhzhia
- Kepala pengawas tenaga nuklir PBB mengatakan pada Rabu (4/1/2024) bahwa para inspekturnya ditolak aksesnya ke beberapa bagian pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia di Ukraina.
Mereka juga belum menerima rencana pemeliharaan untuk tahun 2024 untuk fasilitas tersebut.
Pembangkit listrik tersebut disita Rusia pada hari-hari setelah invasi Moskwa ke Ukraina pada tahun 2022.
Dilansir dari CNA, masing-masing pihak menuduh pihak lain menembaki stasiun nuklir terbesar di Eropa itu, meskipun enam reaktornya kini tidak menghasilkan listrik.
Rafael Grossi, direktur jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), mengatakan bahwa para inspektur di PLTN tersebut selama dua minggu tidak memiliki akses ke ruang utama reaktor satu, dua, dan enam.
"Ini adalah pertama kalinya para ahli IAEA tidak diberikan akses ke ruang reaktor dari unit yang sedang dalam keadaan mati dingin," kata Grossi dalam sebuah pernyataan di situs web IAEA.
"Di sinilah inti reaktor dan bahan bakar bekas berada. Tim akan terus meminta akses ini," tambahnya.
Para inspektur juga telah dibatasi aksesnya ke ruang turbin di PLTN yang terletak di tenggara Ukraina, katanya.
Petro Kotin, kepala perusahaan listrik tenaga nuklir negara Ukraina, Energoatom, mengatakan bahwa Rusia mungkin berusaha menyembunyikan keadaan sebenarnya di PLTN tersebut.
Keamanan nuklir negara itu hanya dapat dipulihkan dengan pengosongan pembangkit listrik dan wilayah di dekatnya, tambahnya dalam sebuah pesan di aplikasi Telegram.
Grossi mengatakan bahwa operator PLTN telah mengambil tindakan untuk memastikan pasokan listrik cadangan ke fasilitas tersebut ketika saluran listrik eksternal utamanya terputus, yang ia gambarkan sebagai kejadian berulang.
Kehilangan sumber listrik utama telah menimbulkan kekhawatiran karena PLTN membutuhkan daya untuk mendinginkan reaktornya, bahkan ketika dimatikan.
Grossi mengatakan bahwa IAEA telah meminta operator PLTN untuk jadwal pemeliharaan untuk tahun 2024 yang belum diberikan.