Takut Kena Jebakan, Puluhan Tentara Israel Batalyon 5 Dipenjara Militer Karena Menolak Misi di Gaza
Perintah yang mereka tolak adalah memasuki sebuah gedung di pinggiran Gaza tanpa dukungan udara atau K-9.
Kesepuluh tentara Israel yang dihukum penjara militer itu menolak perintah tersebut khawatir gedung tersebut mungkin dipasangi jebakan.
Menurut sumber yang dikutip oleh media berbahasa Ibrani, Walla, para prajurit IDF tersebut ragu-ragu untuk melaksanakan tugas tersebut karena masalah keselamatan.
"Kurangnya dukungan dilaporkan karena keterbatasan sumber daya," kata laporan tersebut.
Sumber daya yang dimaksud adalah personel maupun peralatan tempur dan militer.
Juru bicara militer Pendudukan Israel mengonfirmasi bahwa penyelidikan atas insiden tersebut sedang berlangsung di bawah komandan divisi.
Baca juga: Pasukan Israel Mundur dari Kota-Kota di Lebanon Selatan, Agresi Darat IDF Selesai, Hizbullah Menang?
Pasukan IDF dari divisi infanteri berjalan dengan perlindungan tank saat menyisir wilayah untuk memasuki Rafah, Gaza Selatan. (khaberni/HO)Penyebab IDF Menolak Kembali Bertugas
Fenomena desersi dan penolakan tugas di kalangan tentara IDF bukanlah persitiwa baru.
Pada Juni silam, sejumlah media Israel mengatakan puluhan tentara cadangan Israel yang telah kembali dari dinasnya menolak untuk kembali ke Jalur Gaza.
Mereka trauma karena mengingat apa yang mereka lalui dan pengalaman itu sudah cukup bagi mereka untuk mengambil keputusan tersebut.
Selain itu, mereka memilih mendapatkan hukuman atas penolakan tersebut daripada harus kembali menjalankan dinas militer ke Jalur Gaza.
"Puluhan tentara cadangan menyatakan bahwa mereka tidak akan kembali bertugas militer di Gaza, meski mereka dikenakan hukuman," lapor surat kabar Israel, Calcalist, Selasa (25/6/2024).
Bahkan, ratusan tentara cadangan Israel memilih pergi ke luar negeri untuk menghindari dinas militer ke Jalur Gaza.
"Ratusan tentara cadangan Israel telah bepergian ke luar negeri untuk menghabiskan liburan mereka tanpa memberi tahu komandan mereka, meskipun tunduk pada perintah nomor 8 tentang penarikan darurat," kata Calcalist dalam laporannya.
Calcalist juga mengungkap skandal baru di mana tentara cadangan Israel menawarkan sekelompok senjata dan peralatan militer untuk dijual melalui situs web untuk mencari uang.
"Hal ini terjadi karena kondisi ekonomi sulit yang dialami pendudukan Israel akibat perang mereka di Gaza," lapornya.
Dalam laporan lainnya, tentara cadangan Israel terpaksa menjual senjata dan peralatan militer mereka untuk mendapatkan uang.
"Mereka kekurangan sumber keuangan akibat agresi yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, yang sangat mempengaruhi kondisi kehidupan tentara Israel," kata laporan tersebut.
Laporan tersebut mengindikasikan telah terjadi kekurangan peralatan tempur di pasar-pasar Israel sejak Oktober lalu, yang mendorong sejumlah kelompok untuk menjual peralatan militer Israel.
Kelompok-kelompok itu dipimpin oleh tentara cadangan Israel, yang memiliki akses terhadap senjata dan peralatan militer tempur.
Mereka menawarkan peralatan tersebut untuk dijual kepada individu yang membutuhkannya.
Partisipasi Tentara Israel Menurun
Pakar militer, purnawirawan Mayor Jenderal Wassef Erekat, berpendapat kabar penolakan tentara cadangan Israel untuk bertugas kembali ke Jalur Gaza adalah cerminan dari kenyataan di lapangan.
Menurutnya, perlawanan faksi-faksi Palestina terbukti mampu menghadapi Israel dan melemahkannya.
"Ketika tentara cadangan Israel dipanggil untuk berpartisipasi dalam perang di Jalur Gaza, tingkat partisipasi mencapai 120 persen, namun sekarang, setelah lebih dari setahun hari, tingkat partisipasi telah menurun hampir setengahnya," kata pakar itu kepada Al Jazeera.
Ia berpendapat, itu adalah pukulan bagi tentara Israel secara umum, termasuk menguras tenaga dan psikologis tentara Israel.
(oln/khbrn/*)
Tag: #takut #kena #jebakan #puluhan #tentara #israel #batalyon #dipenjara #militer #karena #menolak #misi #gaza