Hamas Buka Suara tapi Tak Konfirmasi Kematian Yahya Sinwar
Sinwar terbunuh dalam operasi Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di Jalur Gaza pada Kamis (17/10/2024), Al Jazeera melaporkan.
Seorang pejabat yang berbicara menegaskan kalau Hamas tidak dapat dilenyapkan dengan terbunuhnya para pemimpinnya
Meski akhirnya ada yang angkat bicara di kelompok itu, tetapi pejabat itu tidak mengonfirmasi kematian pemimpinnya, Yahya Sinwar.
"Hamas adalah gerakan pembebasan yang dipimpin oleh orang-orang yang mencari kebebasan dan martabat, dan ini tidak dapat dihilangkan," kata Anggota senior biro politik Hamas, Basem Naim kepada AFP.
Dalam sebuah pernyataan, ia mencantumkan beberapa pemimpin Hamas yang terbunuh di masa lalu.
Ia menyebut kematian mereka telah meningkatkan popularitas kelompok tersebut.
"Tampaknya Israel percaya bahwa membunuh para pemimpin kami berarti akhir dari gerakan kami dan perjuangan rakyat Palestina," kata Naim.
"Hamas semakin kuat dan populer, dan para pemimpinnya menjadi ikon bagi generasi mendatang untuk melanjutkan perjalanan menuju Palestina yang merdeka," paparnya.
Perang Israel-Hamas
Berikut ringkasan perkembangan terkini perang Israel-Hamas:
1. Hizbullah mengatakan pihaknya memasuki fase baru dalam perang melawan pasukan Israel yang menyerang, dan menambahkan bahwa pihaknya telah memperkenalkan senjata baru.
2. Militer Israel mengatakan mereka telah menewaskan para pejuang yang menyeberang dari Yordania ke selatan wilayah Laut Mati.
3. Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan 45 orang tewas dan 179 orang terluka dalam serangan di seluruh negeri pada hari Kamis.
4. Tentara Israel mengklaim telah membunuh Mohammad Hussein Ramal, seorang komandan Hizbullah di Lebanon selatan dalam serangan udara.
5. Dikatakan juga bahwa angkatan udaranya melakukan sekitar 150 serangan terhadap lokasi di Jalur Gaza dan Lebanon pada hari Kamis (17/10/2024).
Reaksi Dunia atas Kematian Yahya Sinwar
Dikutip dari berbagai sumber, sejumlah pemimpin dunia bereaksi atas terbunuhnya Sinwar.
1. Amerika Serikat
Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden menggambarkan tewasnya pemimpin Hamas Yahya Sinwar dalam serangan Israel sebagai hari baik bagi dunia.
"Ini adalah hari yang baik bagi Israel, bagi Amerika Serikat, dan bagi dunia," kata Biden dalam sebuah pernyataan tertulis, dikutip dari AFP, Kamis (17/10/2024).
Ia juga mengatakan kematian Yahya Sinwar menyingkirkan hambatan utama bagi gencatan senjata dan kesepakatan penyanderaan di Gaza.
"Yahya Sinwar adalah hambatan tak teratasi untuk mencapai semua tujuan itu. Hambatan itu kini tidak ada lagi. Namun masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan," kata Biden dalam pernyataannya, dikutip dari CNN.
Sedangkan Wakil Presiden AS, Kamala Harris menyebut kematian Sinwar sebagai kesempatan untuk "mengakhiri perang di Gaza."
"Keadilan telah ditegakkan," ujar Harris kepada wartawan.
Sebagaimana diketahui, Sinwar diklaim bertanggung jawab atas serangan 7 Oktober ke Israel, yang sampai saat ini belum usai.
2. Israel
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan Israel telah "menyelesaikan perhitungan" dengan Sinwar.
Namun, Tel Aviv menegaskan bahwa "perang belum berakhir."
Netanyahu dalam pidato televisinya menyatakan bahwa "cahaya mengalahkan kegelapan" di wilayah tersebut.
Ia menyebut kematian Sinwar adalah "tonggak penting" dalam penurunan kekuatan Hamas.
Menurut Netanyahu, Hamas tidak akan lagi memerintah Gaza.
Secara terpisah, Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz, menyebut pembunuhan Sinwar sebagai "pencapaian militer dan moral bagi tentara Israel".
Sedangkan Benny Gantz, Ketua Partai Persatuan Nasional Israel, memuji militer Israel.
"Ini adalah pencapaian penting dengan pesan yang jelas - kami akan mengejar musuh kami sampai akhir, kapan saja dan di mana saja," tulis Gantz di platform media sosial X.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Tag: #hamas #buka #suara #tapi #konfirmasi #kematian #yahya #sinwar