Empat Staf Medis Bulan Sabit Palestina Tewas Ditembak Israel di Gaza, WHO Sebut Kondisi Kemanusiaan Tak Terbayangkan
Petugas Bulan Sabit Merah (MER-C) bersiap mengangkut barang bantuan kemanusiaan yang akan diberikan untuk warga Palestina di kawasan Mesir, Senin (6/11/2023). (Muhammad Adimaja/Antara)
12:33
11 Januari 2024

Empat Staf Medis Bulan Sabit Palestina Tewas Ditembak Israel di Gaza, WHO Sebut Kondisi Kemanusiaan Tak Terbayangkan

Ambulans milik Bulan Sabit Merah Palestina diserang Pasukan Pertahanan Israel (IDF) di pintu masuk Kota Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah, demikian pesan Bulan Sabit Merah Palestina dalam X seperti dilansir dari Antara.

Mereka mengaku empat staf medisnya tewas dalam insiden tersebut. Israel memblokade total Jalur Gaza dan melancarkan operasi darat guna melawan Hamas.

Pasukan Israel juga menggempur kantong Palestina itu dan sejumlah wilayah lain di Lebanon dan Suriah. Bentrok juga terjadi di Tepi Barat.

Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (10/1) menyeru rezim pendudukan Israel agar memberikan akses pengiriman bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan ke Jalur Gaza kepada WHO dan lembaga PBB lainnya. WHO menyebut situasi kemanusiaan di sana tak bisa terbayangkan.

Sekjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengakui, tim organisasinya harus membatalkan enam misi ke Gaza utara sejak 26 Desember. Itu karena permintaan mereka ditolak dan tidak ada jaminan keamanan perjalanan. Rencana misi pada Rabu (10/1) juga dibatalkan.

”Pendistribusian bantuan kemanusiaan di Gaza terus menghadapi tantangan yang hampir tidak dapat teratasi,” kata Tedros saat konferensi pers di Jenewa.

”Pengeboman intens, pembatasan mobilitas, krisis bahan bakar dan komunikasi yang terputus membuat WHO dan mitra tidak mungkin menjangkau orang-orang yang membutuhkan bantuan,” tutur Tedros Adhanom Ghebreyesus.

”Kami memiliki pasokan, tim dan rencana. Yang tidak kami miliki yakni akses. Kami menyeru Israel agar menyetujui permintaan WHO dan mitra lainnya untuk mengirim bantuan kemanusiaan,” imbuh dia.

Menurut Tedros, hanya 15 rumah sakit di wilayah Palestina yang beroperasi meski hanya sebagian. Sementara itu, kurangnya sanitasi dan air bersih, serta kondisi hidup yang terlalu sumpek di jalur pantai mendukung penyebaran penyakit.

”Warga mengantre berjam-jam untuk mendapatkan sedikit air, yang mungkin tidak bersih, atau roti, yang kurang bergizi,” ucap Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Editor: Latu Ratri Mubyarsah

Tag:  #empat #staf #medis #bulan #sabit #palestina #tewas #ditembak #israel #gaza #sebut #kondisi #kemanusiaan #terbayangkan

KOMENTAR