Jensen Huang Kian Intens Bolak-Balik Taiwan, Menandai Perang AI Global Memperebutkan Kapasitas Chip TSMC yang Kian Terbatas
CEO NVIDIA, Jensen Huang, saat salah satu kunjungannya ke Taiwan pada 2025 (Dok. WCCFTECH)
22:09
1 Desember 2025

Jensen Huang Kian Intens Bolak-Balik Taiwan, Menandai Perang AI Global Memperebutkan Kapasitas Chip TSMC yang Kian Terbatas

- Lawatan CEO NVIDIA, Jensen Huang, ke Taiwan telah terjadi lima kali sepanjang 2025, sebuah frekuensi yang belum pernah tercatat sebelumnya bagi seorang pemimpin industri chip AI global. 

Kunjungan kelima, yang berlangsung mendekati periode libur Thanksgiving, menegaskan peran strategis negeri itu sebagai pusat seluruh mata rantai produksi AI NVIDIA.

Lonjakan permintaan chip komputasi kecerdasan buatan menempatkan NVIDIA pada pusaran kompetisi global untuk mengamankan kapasitas wafer dari TSMC. Selain memproduksi wafer tercanggih, Taiwan juga menjadi rumah bagi manufaktur mitra luar negeri yang menyuplai infrastruktur fisik AI-dari perakitan server hingga pasokan catu daya.

Melansir dari WccfTech, Senin (1/12/2025), agenda utama Huang berfokus pada pembahasan rantai pasokan dan upaya mengamankan alokasi kapasitas chip 3-nanometer buatan TSMC. Huang juga diketahui menanyakan kondisi kesehatan sang pendiri TSMC, Morris Chang, sebuah gestur yang dibaca pasar sebagai penekanan kedekatan industrial sekaligus personal dalam diplomasi teknologi semikonduktor.

Dalam laporannya, WccfTech menyoroti sentralisasi ekosistem manufaktur NVIDIA pada perusahaan mitra seperti Foxconn, Quanta, serta Wistron. Mitra-mitra ini memasok elemen krusial seperti server cluster, sistem pengabelan, modul perangkat memori, hingga sub-komponen tenaga.

Huang, dalam kesempatan tersebut, menegaskan tekanan produksi yang kini melampaui persoalan chip semata. "Bisnis kami begitu kuat, tetapi kami melihat kendala serius di memori, pengemasan canggih, kabel, pasokan daya, bahkan komponen kawat (wires). Semua bukan sekadar bagian logistik, ini adalah infrastruktur AI itu sendiri," ujar Huang, sebagaimana dikutip dari pernyataan publiknya dalam acara resmi TSMC di Hsinchu.

Pujian Huang terhadap peran Taiwan berpuncak pada kalimat yang mengguncang industri, disampaikan dalam TSMC Sports Day 2025. "Tanpa TSMC, tidak akan ada NVIDIA seperti hari ini," katanya. 

Namun, lebih dari sekadar pernyataan pujian, ketergantungan ini tidak dibaca sebagai kelemahan, melainkan strategi pengunci ekosistem. Terlebih lagi, Taiwan menjadi rumah bagi setidaknya 45 fasilitas manufaktur mitra NVIDIA yang beroperasi 24 jam, tujuh hari seminggu sepanjang tahun.

Di sisi lain, tekanan atas kapasitas wafer tidak hanya datang dari NVIDIA. Di tengah dinamika tersebut, industri semikonduktor kini juga menghadapi ancaman model silicon kustom (custom silicon) seperti ASIC yang mulai dikembangkan sejumlah perusahaan teknologi global. 

Meski begitu, Huang menanggapi isu ini dengan keyakinan yang tegas, seraya menekankan bahwa kekuatan riil NVIDIA terletak pada keutuhan ekosistemnya.

Huang juga menegaskan posisi strategis perusahaannya di tengah persaingan fabrikasi chip AI global. "Platform kami serbaguna, fleksibel, dan unggul karena ekosistemnya. Sebab dalam kompetisi AI, yang bertempur sesungguhnya bukan hanya perusahaan, melainkan juga kolaborasi antartim, perangkat lunak dan perangkat keras yang saling mengunci," ujar Huang,

Pada akhirnya, perebutan kapasitas wafer di TSMC saat ini bukan sekadar isu pabrikasi, melainkan sektor geopolitik industri teknologi. Sebab, permintaan global atas chip 3 nm meningkat tajam, sementara kapasitas produksi tidak bertumbuh secepat ledakan kebutuhan pasar komputasi AI, termasuk untuk unit pemrosesan grafis generasi terbaru seperti Vera Rubin AI GPU yang dirancang NVIDIA sebagai terobosan performa mendatang.

Editor: Candra Mega Sari

Tag:  #jensen #huang #kian #intens #bolak #balik #taiwan #menandai #perang #global #memperebutkan #kapasitas #chip #tsmc #yang #kian #terbatas

KOMENTAR