Erebus, Gunung Berapi Paling Selatan dengan Danau Lava Abadi di Antartika
Gunung Erebus. (secretatlas.com
21:39
15 Oktober 2025

Erebus, Gunung Berapi Paling Selatan dengan Danau Lava Abadi di Antartika

Dengan ketinggian mencapai 3.794 meter di atas permukaan laut, Gunung Erebus merupakan gunung berapi aktif paling selatan di dunia. Terletak di Pulau Ross, Antartika, Erebus termasuk di antara sedikit gunung berapi di Bumi yang memiliki danau lava aktif secara permanen. Keunikan ini menjadikannya salah satu objek penelitian utama dalam studi geologi dan eksplorasi lingkungan ekstrem.

Gunung ini pertama kali terlihat oleh penjelajah Inggris Sir James Clark Ross pada tahun 1841 saat sedang meletus. Ia menamainya berdasarkan kapal ekspedisinya, HMS Erebus, yang juga merupakan nama dewa kegelapan dalam mitologi Yunani. Sejak saat itu, Erebus menjadi simbol pertemuan antara kekuatan api dan es di ujung dunia.

Menurut Encyclopaedia Britannica, Erebus berdiri di atas zona retakan kerak bumi bernama Terror Rift, bagian dari sistem West Antarctic Rift. Di wilayah ini, kerak bumi menipis hingga kedalaman 20 kilometer, memungkinkan magma naik ke permukaan melalui celah-celah kerak. Struktur ini menjadikan Erebus sebagai stratovolcano intraplate yang unik di antara gunung berapi lainnya di dunia.

Salah satu fitur paling luar biasa dari Erebus adalah danau lava yang terletak di kawah dalamnya. Danau ini berada hampir 3.700 meter di atas permukaan laut dan memiliki suhu antara 900 hingga 1.130°C.

“Danau lava ini terus bergerak dan berubah ukuran, kadang mencapai 40 meter, kadang menyusut hingga hanya 10 meter,” tulis Sophie Dingwall dalam laporan Secret Atlas.

Gunung Erebus telah dipantau secara ilmiah sejak tahun 1972. Aktivitas vulkaniknya tergolong Strombolian, yaitu letusan kecil yang memuntahkan fragmen lava bercahaya ke udara. Meskipun letusan besar jarang terjadi, Erebus tetap menunjukkan aktivitas harian berupa pelepasan gas dan uap dari kawahnya.

Selain menjadi pusat penelitian geologi, Erebus juga menarik perhatian lembaga seperti NASA. Lingkungan ekstremnya digunakan sebagai simulasi untuk eksplorasi planet lain, seperti Mars. “

Gunung ini seperti termostat alam yang tak terkendali,” tulis Secret Atlas, menggambarkan kontras antara permukaan beku dan inti yang menyala.

Gunung ini juga menyimpan sejarah kelam. Pada 28 November 1979, sebuah pesawat Air New Zealand yang melakukan penerbangan wisata menabrak lereng Erebus, menewaskan seluruh 257 penumpang dan awak. Tragedi ini menjadi kecelakaan udara terburuk dalam sejarah Selandia Baru.

Akses ke Gunung Erebus sangat terbatas. Lokasinya yang terpencil dan kondisi cuaca ekstrem membuatnya hanya dapat dijangkau oleh ekspedisi ilmiah resmi. McMurdo Station, yang berjarak sekitar 35 kilometer, menjadi titik awal bagi para peneliti yang ingin mempelajari gunung ini lebih dekat.

Selama musim panas Antartika, suhu di puncak Erebus rata-rata mencapai -20°C, sementara di musim dingin bisa turun hingga -50°C. Kondisi ini menciptakan lanskap es yang menakjubkan, termasuk gua-gua es yang terbentuk dari interaksi antara panas vulkanik dan es di sekitarnya.

Gunung Erebus bukan hanya sekadar destinasi geologi, tetapi juga simbol dari kekuatan alam yang bertahan di tengah kondisi paling ekstrem di Bumi. Kombinasi antara danau lava aktif, suhu beku, dan sejarah panjang menjadikannya salah satu gunung paling luar biasa di planet ini.

Dengan segala keunikannya, Erebus terus menjadi sumber inspirasi dan penelitian. Ia membuktikan bahwa bahkan di tempat yang paling terpencil dan keras di dunia, kehidupan ilmiah dan keajaiban geologi tetap menyala, menunggu untuk terus dijelajahi dan dipahami. (*)

Editor: Siti Nur Qasanah

Tag:  #erebus #gunung #berapi #paling #selatan #dengan #danau #lava #abadi #antartika

KOMENTAR