Buronan Paling Dicari FBI: Perempuan Tiongkok Berharga Rp 245 Miliar, Diduga Pasok Teknologi Canggih dari AS ke Iran untuk Produksi Senjata
FBI memburu perempuan Tiongkok bernama Baoxia Liu, diduga punya peran dalam memanasnya konflik Iran-Israel. (FBI)
14:51
23 Juni 2025

Buronan Paling Dicari FBI: Perempuan Tiongkok Berharga Rp 245 Miliar, Diduga Pasok Teknologi Canggih dari AS ke Iran untuk Produksi Senjata

- Perang yang tengah berkecamuk di antara Iran dan Israel, diperkeruh dengan arogansi dan campur tangan Amerika, memunculkan nama baru yang terdengar asing dan justru terkesan jauh dari konflik tersebut.

Nama Baoxia Liu tiba-tiba mengguncang dunia. Di tengah memanasnya konflik Iran-Israel, wanita asal Tiongkok berusia 44 tahun ini mendadak masuk dalam daftar buronan paling dicari oleh Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat.

Bukan tanpa alasan. Liu dituding sebagai dalang utama dalam jaringan gelap internasional yang menyelundupkan ribuan komponen elektronik berteknologi tinggi dari AS ke Iran, komponen yang kemudian digunakan untuk memproduksi drone tempur, rudal balistik, hingga sistem persenjataan militer oleh Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran.

Yang lebih menggegerkan, FBI bahkan menawarkan hadiah fantastis sebesar USD 15 juta (sekitar Rp245 miliar) bagi siapa pun yang mampu memberikan informasi akurat yang bisa mengarah pada penangkapannya. Pengumuman tersebut dipampang langsung di website FBI.

Jaringan Gelap dengan Jejak Panjang

Baoxia Liu, yang juga dikenal dengan nama Emily Liu dan Baojuan Liu, bukan bekerja sendiri. Ia diduga beroperasi bersama tiga kaki tangan lainnya: Li Yongxin (alias Emma Lee), Yung Yiu Wa (alias Stephen Yung), dan Zhong Yanlai (alias Sydney Chung).

Mengutip berbagai sumber, keempatnya dilaporkan sudah menjalankan operasinya sejak 2007 dengan sangat rapi dan licin, memanfaatkan perusahaan-perusahaan cangkang di Tiongkok dan Hongkong. 

Mereka memalsukan dokumen, menyamarkan identitas penerima, dan menipu eksportir AS dengan dalih bahwa komponen elektronik itu akan digunakan untuk keperluan sipil di Tiongkok.

Namun kenyataannya, semua barang tersebut dikirim melalui jalur logistik rumit hingga akhirnya mendarat di tangan militer Iran, termasuk ke perusahaan-perusahaan yang terafiliasi dengan IRGC seperti Shiraz Electronics Industries (SEI) dan Rayan Roshd Afzar.

Bahkan, menurut Program Rewards for Justice (RFJ) milik Departemen Luar Negeri AS, kegiatan penyelundupan ini telah berjalan secara sistematis sejak 2017. Dampaknya? 

Komponen yang dikirimkan diduga memperkuat kapasitas Iran dalam membuat pesawat nirawak (UAV), sistem pertahanan udara, hingga senjata presisi tinggi, yang kini digunakan dalam konflik di Timur Tengah.

Investigasi mendalam dari Departemen Kehakiman AS (DOJ) pun telah menghasilkan tuntutan pidana terhadap Baoxia Liu dan komplotannya atas konspirasi penyelundupan teknologi penggunaan ganda (dual-use technology) yang dikontrol secara ketat oleh AS.

Siapa Sebenarnya Baoxia Liu?

Lahir di Weifang, Provinsi Shandong, pada 10 September 1981, Baoxia Liu dikenal cerdas dan fasih berbahasa Mandarin, Kanton, dan Farsi. Wanita berambut hitam dan bermata cokelat ini diketahui punya jaringan luas lintas negara dan ahli dalam menyamarkan jejak digital maupun transaksi ekspor-impor.

Kini, Liu menjadi simbol dari ketegangan baru antara AS, Tiongkok, dan Iran, di mana dunia bertanya-tanya, berapa banyak senjata mematikan Iran yang eksis berkat teknologi ilegal dari AS yang lolos lewat tangannya?

Editor: Edy Pramana

Tag:  #buronan #paling #dicari #perempuan #tiongkok #berharga #miliar #diduga #pasok #teknologi #canggih #dari #iran #untuk #produksi #senjata

KOMENTAR