Israel Bunuh 30 Warga Palestina, Jasad Dimasukkan Kantong Jenazah dan Diikat dengan Kabel Ties Bertuliskan Ibrani
Foto jenazah warga Palestina yang ditemukan (31/1/24)/MEE
21:03
31 Januari 2024

Israel Bunuh 30 Warga Palestina, Jasad Dimasukkan Kantong Jenazah dan Diikat dengan Kabel Ties Bertuliskan Ibrani

 Israel belum menahan diri untuk menghindar dari upaya genosida di Palestina. Terkini (31/1), Israel dikabarkan membunuh 30 warga sipil Palestina.

Puluhan warga Palestina ditemukan tewas di sebuah sekolah di Jalur Gaza utara pada hari Rabu dalam kantong jenazah hitam yang diikat dengan kabel ties bertuliskan tulisan Ibrani, MEE melaporkan (31/1)

Media Arab Al Jazeera dan media lokal lainnya melaporkan bahwa jenazah 30 warga Palestina ditemukan di halaman sekolah dasar ‘Khalifa bin Zayed’ di Beit Lahia setelah pasukan Israel mundur dari daerah tersebut.

Mayat-mayat tersebut dilaporkan ditemukan di bawah gundukan puing dan video menunjukkan beberapa kantong jenazah diikat dengan pengikat plastik putih, biasanya digunakan untuk mengikat kabel menjadi satu (cable ties).

Tidak jelas kapan warga Palestina itu terbunuh, namun sekolah tersebut pernah menjadi tempat penampungan bagi ribuan pengungsi Palestina sebelum dibom dan dikepung oleh pasukan Israel pada awal Desember. Sekolah tersebut telah didukung oleh Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB, juga dikenal sebagai UNRWA, sejak tahun 2010.

Agensi telah menghubungi tentara Israel untuk memberikan komentar tetapi tidak menerima tanggapan hingga berita ini diterbitkan.

Penemuan tumpukan jenazah ini terjadi sehari setelah lebih dari 100 jenazah warga Palestina yang digali dan dibawa oleh pasukan Israel dari berbagai daerah di Jalur Gaza dikembalikan untuk dimakamkan secara massal di kota selatan Rafah.

Beberapa jenazah tidak teridentifikasi ketika dikuburkan kembali, sementara jenazah lainnya sudah membusuk, kantor berita Palestina Wafa melaporkan.

Pada hari Selasa (30/1), kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, mengatakan kelompoknya sedang mempelajari proposal yang akan menawarkan untuk warga Palestina di Gaza 6 minggu gencatan senjata dengan Israel sebagai imbalan atas pembebasan warga Israel yang ditawan di Gaza serta pembebasan tahanan Palestina yang ditahan di Israel.

Haniyeh, yang berbasis di Qatar, mengatakan Hamas terbuka terhadap inisiatif serius apa pun asalkan inisiatif tersebut mengarah pada penghentian permusuhan secara menyeluruh serta penarikan total pasukan Israel dari Gaza.

Komentarnya muncul setelah para pejabat dari Qatar, Mesir dan Amerika bertemu dengan kepala intelijen Israel di Paris akhir pekan ini untuk membahas pembebasan sekitar 136 warga Israel yang ditawan di Gaza.

The New York Times melaporkan pada Minggu (28/1/24) bahwa, Hamas akan membebaskan tawanan lanjut usia, bersama dengan wanita dan anak-anak, dengan imbalan tahanan Palestina selama periode awal enam minggu.

Jika hal ini berhasil, maka akan ada dua tahap pertukaran lagi, yang pada akhirnya akan melibatkan tentara laki-laki Israel.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken mengatakan pada hari Senin (29/1/23) bahwa, dia tidak dapat mengkonfirmasi rincian proposal tersebut, namun menyebutnya sebagai proposal yang kuat dan menarik. Namun, Ben Gvir mengecam proposal gencatan senjata itu.

Kantor perdana menteri Israel menyebut perundingan itu sebagai suatu hal yang konstruktif, namun mencatat bahwa ada kesenjangan signifikan yang akan terus didiskusikan oleh para pihak.

Selama berminggu-minggu, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan pemerintahan sayap kanannya berjanji untuk tetap berada di Gaza sampai Hamas dilenyapkan.

Berbicara dari pemukiman ilegal Israel di West Bank yang diduduki Israel pada hari Jumat (26/1/24), Netanyahu mengatakan, “kami tidak akan berkompromi pada apa pun kecuali kemenangan total.”.

“Itu berarti melenyapkan Hamas, mengembalikan semua sandera kami dan memastikan bahwa Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel,” tambah Netanyahu dalam pernyataannya.

Namun, anggota biro politik Hamas Mohammad Nazzal mengatakan kepada Al Jazeera pada hari Selasa (30/1) bahwa kesepakatan untuk membebaskan tawanan Israel hanya dapat dicapai dengan penarikan penuh Israel dari Gaza.

“Kami mengatakan kepada para mediator bahwa gencatan senjata permanen adalah tujuan kami, namun kami dapat melakukannya pada tahap kedua atau ketiga dari perjanjian. Tanpa penarikan Israel dari Gaza, kami tidak dapat menerima proposal baru ini,” kata Nazzal.

Menteri Keamanan Nasional sayap kanan Israel Itamar Ben Gvir pada hari Selasa mengancam akan menjatuhkan pemerintah jika kesepakatan sembrono dicapai dengan Hamas.

“Kesepakatan yang sembrono = pembongkaran pemerintahan,” kata menteri sayap kanan Israel tersebut di X, yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.

Serangan militer Israel yang tiada henti di Jalur Gaza yang terkepung, yang dilancarkan setelah serangan tanggal 7 Oktober, telah menewaskan sedikitnya 26.637 warga Palestina, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak.***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #israel #bunuh #warga #palestina #jasad #dimasukkan #kantong #jenazah #diikat #dengan #kabel #ties #bertuliskan #ibrani

KOMENTAR