Trump Berniat Beri Cuti ke Semua Pekerja USAID, Sambil Memproses PHK Ribuan Staf
DONALD TRUMP - Tangkapan layar YouTube White House yang diambil pada Minggu (23/2/2025) menunjukkan Presiden AS Donald Trump menyampaikan pidato di Governors Working Session di Washington DC pada Jumat (21/2/2025). Trump sedang memproses pemecatan dan pemberian cuti administratif kepada hampir seluruh pegawai Badan Pembangunan Internasional AS (USAID). 
16:00
24 Februari 2025

Trump Berniat Beri Cuti ke Semua Pekerja USAID, Sambil Memproses PHK Ribuan Staf

Pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump sedang memproses pemecatan dan pemberian cuti administratif kepada hampir seluruh pegawai Badan Pembangunan Internasional AS (USAID).

Pada pemberitahuan yang diterbitkan di situs webnya, USAID menyatakan hampir semua karyawan, kecuali personel penting yang bertanggung jawab atas fungsi utama dan program tertentu, akan diberi cuti administratif yang dimulai pada pukul 23:59 EST pada Minggu (23/2/2025).

Sekitar 1.600 staf USAID yang berbasis di AS akan diberhentikan, dikutip dari Al Jazeera.

Selanjutnya, instruksi lebih lanjut mengenai hak dan manfaat akan diberitahukan pada Minggu (23/2/2025).

Personel penting yang tetap bekerja, seperti yang bertanggung jawab atas kepemimpinan inti dan fungsi-fungsi kritis lainnya, akan diberitahukan lebih lanjut oleh pimpinan agensi pada hari yang sama.

Langkah ini, mengikuti keputusan hakim AS yang memberi izin bagi pemerintah Trump untuk melanjutkan rencananya memanggil kembali staf USAID yang bertugas di luar negeri dalam waktu 30 hari.

Pemerintah juga berencana menyediakan program perjalanan pulang bagi staf di luar negeri yang ingin kembali ke Amerika Serikat, dengan biaya ditanggung oleh USAID.

Sebelum pelantikan Trump, lebih dari 10.000 orang bekerja di USAID, NPR melaporkan.

USAID didirikan pada 1961 oleh Presiden John F Kennedy.

Selama ini, USAID berperan sebagai penyedia bantuan kemanusiaan terbesar di dunia.

Sebagai respons terhadap langkah ini, beberapa pihak, termasuk mantan pejabat USAID, menyatakan keprihatinan mereka.

Mereka menilai, pembubaran lembaga ini dapat merugikan jutaan orang yang membutuhkan bantuan serta melemahkan kekuatan diplomatik AS di dunia internasional.

Langkah Trump, yang diiringi penurunan jumlah pegawai USAID merupakan bagian dari upaya efisiensi pemerintah.

Elon Musk, yang memimpin Departemen Efisiensi Pemerintah, menggambarkan USAID sebagai lembaga yang penuh dengan pemborosan dan agenda ideologi yang tidak sesuai dengan misi awalnya.

Serikat pekerja yang mewakili karyawan USAID menggugat pemerintah terkait pembubaran ini.

Mereka beralasan kebijakan tersebut akan membahayakan keselamatan staf, terutama mereka yang ditempatkan di wilayah konflik.

AS Bekukan Dana USAID

Keputusan Trump menangguhkan dana USAID membuat proyek-proyek yang didanai AS di sekitar 130 negara terhenti.

Trump menuduh badan pembangunan USAID melakukan pemborosan.

"Sepertinya miliaran dolar telah dicuri di USAID," tulis Trump di platform "Truth Social” pada  Kamis (6/2/2025).

Namun, Trump tidak menyajikan bukti apa pun.

Para politisi oposisi di AS menuduh Trump membahayakan perjuangan global melawan kelaparan, penyakit, dan konflik.

"Ini bukan tentang amal,” kata Senator AS dari Partai Demokrat untuk New Jersey,  Andy Kim dikutip dari CNN.

"Ini adalah tentang peran kita dalam lingkungan global yang sangat kritis saat ini," tegasnya.

"USAID adalah salah satu alat terbaik kami untuk melawan pengaruh keuangan dan ekonomi dari Cina," lanjutnya.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Editor: Suci BangunDS

Tag:  #trump #berniat #beri #cuti #semua #pekerja #usaid #sambil #memproses #ribuan #staf

KOMENTAR