Demi Akhiri Penindasan di Gaza, Presiden Iran Serukan Isolasi Politik dan Ekonomi Israel
Presiden Iran Ebrahim Raisi saat menyampaikan pidato di Masjid Agung Istiqlal di Jakarta, pada 24 Mei 2023. Presiden Iran mengatakan, memutus jalur hidup akan menjadi cara yang efektif untuk mengakhiri penindasan dan pembunuhan Israel. 
17:10
25 Januari 2024

Demi Akhiri Penindasan di Gaza, Presiden Iran Serukan Isolasi Politik dan Ekonomi Israel

- Presiden Iran, Ebrahim Raisi mengatakan, konflik di Gaza menunjukkan PBB dan badan-badan dunia lainnya telah kehilangan efektivitasnya.

Ebrahim Raisi menyerukan negara-negara Muslim dan negara-negara lain untuk bersatu demi 'tatanan dunia yang adil' yang baru.

Pada Rabu (24/1/2024), Ebrahim Raisi bertemu Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.

Agenda utama pertemuan tersebut adalah perang Israel yang sedang berlangsung di Gaza.

Dilaporkan jurnalis Al Jazeera, Ebrahim Raisi menuntut isolasi politik dan ekonomi Israel.

Presiden Iran mengatakan, 'memutus jalur hidup' akan menjadi cara yang efektif untuk mengakhiri penindasan dan pembunuhan Israel.

Menurut Raisi, Israel akan menjadi 'pihak yang kalah' dalam perang di Gaza, dilansir The Guardian.

Pertemuan Raisi dan Erdogan

Recep Tayyip Erdogan mengatakan, dia dan Ebrahim Raisi telah sepakat untuk menghindari tindakan yang dapat mengancam stabilitas Timur Tengah.

Hal ini disampaikan Erdogan saat Presiden Iran Ebrahim Raisi melakukan kunjungan ke Ankara.

Erdogan mengatakan, kedua pihak telah membahas penghentian serangan 'tidak manusiawi' Israel di Gaza dan pentingnya perdamaian yang adil dan abadi di wilayah tersebut.

“Kami sepakat tentang pentingnya menahan diri dari tindakan yang akan semakin mengancam keamanan dan stabilitas kawasan kami,” ujarnya, Rabu, dikutip dari Al Jazeera.

Erdogan menambahkan, mereka juga sepakat untuk melanjutkan kerja sama melawan ancaman lintas batas.

“Tidak ada yang mengharapkan kedua pemimpin untuk menghentikan apa yang terjadi di Gaza."

"Tapi setidaknya tujuan mereka adalah untuk menahan eskalasi, krisis yang semakin meningkat di wilayah tersebut, terutama di Yaman, di wilayah Laut Merah,” kata Sinem Koseoglu dari Al Jazeera.

“Presiden Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan bahwa mereka berkomitmen untuk memerangi terorisme,” tambahnya.

Sebagai informasi, Turki yang vokal mengutuk serangan Israel di Gaza, menyerukan gencatan senjata segera dan mendukung langkah hukum agar Israel diadili atas tuduhan genosida.

Namun, Ankara tetap mempertahankan hubungan komersialnya dengan Israel, sehingga memicu kritik di dalam negeri dan di Iran.

Sementara itu, Iran memimpin apa yang disebutnya sebagai "poros perlawanan" yang mencakup Hamas, Houthi Yaman, dan kelompok Muslim Syiah lainnya di kawasan yang telah menghadapi Israel dan sekutu Baratnya.

Sebagai tanda bahwa perang di Gaza mengancam akan meluas ke wilayah yang lebih luas, Amerika Serikat (AS) dan Inggris telah menyerang sasaran di Yaman sebagai tanggapan atas serangan Houthi terhadap kapal-kapal di Laut Merah.

Kelompok Houthi mengatakan, serangan mereka di jalur air yang sibuk itu ditujukan pada kapal-kapal yang mempunyai hubungan dengan Israel dan akan terus berlanjut selama perang di Gaza berlanjut.

Presiden Iran, Ebrahim Raisi bertemu dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan di Turki untuk memperluas hubungan kerja sama. Presiden Iran, Ebrahim Raisi bertemu dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan di Turki untuk memperluas hubungan kerja sama. (Tangkapan layar X)

Erdogan pun mengutuk serangan AS dan Inggris terhadap Yaman dan menyebutnya sebagai penggunaan kekuatan yang tidak proporsional.

Raisi juga menuduh AS mendukung apa yang disebutnya sebagai kejahatan Israel terhadap warga Palestina di Gaza dan mengulangi seruannya kepada negara-negara Muslim untuk memutuskan hubungan dengan 'rezim Zionis'.

“Apa yang terjadi di Palestina dan Gaza adalah kejahatan terhadap kemanusiaan dan Amerika Serikat serta negara-negara Barat mendukung kejahatan ini,” katanya, Rabu.

“Memutus hubungan ekonomi dan politik dengan rezim ini tentu dapat berdampak pada rezim Zionis untuk mengakhiri kejahatannya," jelas Raisi.

Di sisi lain, Turki dan Iran diketahui memiliki hubungan yang rumit karena beberapa masalah, termasuk perang saudara di Suriah.

Pemberontak yang didukung Ankara berupaya menggulingkan Presiden Suriah Bashar al-Assad, sementara Teheran mendukung pemerintahannya.

Baru-baru ini, Turki telah mengambil langkah untuk meningkatkan hubungan dengan Damaskus.

Update Konflik Palestina-Israel

Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan para staf menggali kuburan di halaman Rumah Sakit Nasser di Khan Younis di tengah pengepungan.

Negara-negara dan badan-badan internasional mengecam laporan serangan tank Israel yang menewaskan 9 orang di pusat pelatihan yang dikelola PBB yang menampung para pengungsi di Khan Younis.

Ilustrasi - Warga Palestina yang mengungsi dari Khan Younis akibat serangan darat dan udara Israel di Jalur Gaza tiba di Rafah, Gaza selatan, Senin, 22 Januari 2024. Ilustrasi - Warga Palestina yang mengungsi dari Khan Younis akibat serangan darat dan udara Israel di Jalur Gaza tiba di Rafah, Gaza selatan, Senin, 22 Januari 2024. (AP/Fatima Shbair)

Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) melaporkan pasukan Israel telah memberlakukan 'jam malam total' di sekitar Rumah Sakit al-Amal ketika Israel melanjutkan serangannya terhadap Khan Younis.

Mahkamah Internasional (ICJ) akan mengeluarkan keputusan pada hari Jumat dalam kasus Afrika Selatan melawan Israel atas dugaan genosida di Gaza.

Setidaknya 25.700 orang telah tewas dan 63.740 orang terluka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Jumlah korban tewas di Israel akibat serangan Hamas 7 Oktober mencapai 1.139 orang.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel

Editor: Sri Juliati

Tag:  #demi #akhiri #penindasan #gaza #presiden #iran #serukan #isolasi #politik #ekonomi #israel

KOMENTAR