



Riset: Pengguna ChatGPT Alami Penurunan Aktivitas Otak
- Kehadiran alat bantu (tools) berbasis kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) seperti ChatGPT, ternyata memiliki dampak negatif terhadap otak manusia.
Chatbot model bahasa besar (LLM) tersebut bisa menurunkan kemampuan berpikir kritis seseorang, terutama jika digunakan secara terus-menerus tanpa diimbangi proses berpikir mandiri.
Tim peneliti dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) yang mengungkap temuan ini.
Dipimpin oleh Dr. Nataliya Kosmyna dari MIT Media Lab, peneliti menyebut bahwa kelompok yang rutin menggunakan bantuan ChatGPT dalam menulis tugas esai, ternyata mengalami penurunan signifikan pada aktivitas otaknya.
Diuji ke tiga kelompok berbeda
Dalam studi bertajuk "Your Brain on ChatGPT: Accumulation of Cognitive Debt when Using AI Assistant for Essay Writing Task", pengujian ini dilakukan dengan melibatkan 54 mahasiswa yang tinggal di kawasan Boston, AS.
Seluruh mahasiswa tersebut dibagi ke dalam tiga kelompok berbeda dan masing-masing dari mereka diminta untuk menulis esai dalam waktu 20 menit dengan metode bantuan yang berbeda-beda.
Adapun kelompok pertama yaitu Brain-only. Sesuai namanya, kelompok ini diharuskan menulis esai tanpa bantuan alat apapun, termasuk ChatGPT.
Kelompok kedua adalah search engine. Kelompok ini diperbolehkan menulis esai dengan alat bantu dari mesin pencari yang tersedia di internet.
Kelompok ketiga yakni ChatGPT. Dalam pengujiannya, kelompok ini diminta untuk menulis esai sepenuhnya dengan bantuan chatbot AI GPT-4o.
Ilustrasi tampilan platform AI ChatGPT.
Tiga kelompok tersebut kemudian diarahkan untuk menulis esai sambil dilakukan perekaman otak. Adapun perekaman ini dilakukan dengan memasang alat pemantau berupa headset elektroensefalogram (EEG) di kepala mereka.
Alat EEG ini nantinya akan merekam aktivitas otak masing-masing pengguna, termasuk tingkat konsentrasi dan beban kerja kognitif mereka selama proses menulis esai berlangsung. Pengujian ini dilakukan empat kali selama beberapa bulan.
Nah, hasil perekaman inilah yang kemudian menjadi dasar utama analisis para peneliti untuk melihat sejauh mana perbedaan aktivitas otak antar kelompok yang menulis esai dengan metode bantuan berbeda-beda.
Selain menggunakan alat, hasil analisis ini juga ditentukan dari tulisan esai yang turut dianalisis secara linguistik dan dinilai langsung oleh guru manusia maupun agen AI. Para peserta juga perlu melakukan wawancara setelah sesi menulis selesai.
Hasil: aktivitas otak pengguna ChatGPT turun 55 persen
Aktivitas otak pada tiga kelompok studi (kiri ke kanan: kelompok LLM, kelompok pencarian dan kelompok otak). Ketiga kelompok ini melakukan tes untuk menguji apakah penggunaan chatbot AI seperti ChatGPT bisa menurunkan aktivitas otak saat mengerjakan tugas.
Meski studi ini masih belum melewati proses tinjauan (peer-review) dari peneliti lain di luar MIT, hasil awal yang ditemukan tim MIT Media Lab ini disebut cukup mengejutkan.
Pasalnya, hasil analisis EEG tersebut menunjukkan bahwa kelompok yang menggunakan alat bantu ChatGPT secara keseluruhan, mengalami penurunan aktivitas otak sebanyak 55 persen dibandingkan kelompok yang menulis esai tanpa alat bantu apapun.
Artinya, seseorang yang menggunakan ChatGPT secara terus-menerus aktivitasnya otaknya menjadi pasif. Tidak ada keterlibatan untuk berpikir secara mandiri karena hampir seluruh prosesnya dilakukan oleh AI.
Apabila dibandingkan dengan kelompok yang menggunakan mesin pencari (search engine), kelompok ini menunjukkan keterlibatan otak yang sedikit lebih kecil, yaitu antara 34 persen hingga 48 persen.
Sementara itu, peneliti menyebut bahwa untuk kelompok yang menulis esai tanpa alat bantu apapun, menunjukkan aktivitas keterlibatan otak paling tinggi. Sebab, selama proses menulis, mereka benar-benar mengandalkan kemampuan otak sendiri tanpa campur tangan AI.
"Kelompok Brain-only mengandalkan jaringan saraf yang lebih luas dan terdistribusi untuk konten yang dihasilkan secara internal," jelas tim peneliti MIT, dikutip The Register.
"Kelompok Search Engine mengandalkan strategi hibrida dari manajemen informasi visual dan kontrol regulasi, dan kelompok LLM mengoptimalkan integrasi prosedural dari saran yang dihasilkan AI," tambah mereka.
Menurut peneliti, perbedaan tingkat aktivitas tersebut bisa menimbulkan "implikasi signifikan", khususnya bagi praktik pendidikan dan cara seseorang, khususnya murid, dalam memahami pembelajaran.
Daya ingat atas kepemilikan tulisan rendah
Cara otak menyimpan kenangan.
Tim peneliti menemukan bahwa tes pengujian penggunaan ChatGPT untuk menulis esai ini ternyata juga membawa pengaruh pada daya ingat atas esai yang sudah mereka tulis sebelumnya.
"Dalam studi ini kami menunjukkan masalah mendesak berupa kemungkinan penurunan keterampilan belajar. Peserta kelompok LLM berprestasi lebih buruk daripada rekan-rekan mereka dalam kelompok Brain-only di semua tingkatan," kata tim peneliti.
Temuan ini didapatkan setelah peneliti menukar instruksi antar kelompok tersebut. Kelompok yang awalnya diminta untuk menulis esai tanpa bantuan AI apapun, kini ditukar dan diberi akses sepenuhnya dalam menggunakan ChatGPT. Begitu juga sebaliknya.
Adapun hasil yang didapatkan ternyata cukup mencolok. Peserta dari kelompok yang biasa mengandalkan AI untuk menulis esai, disebut mengalami kesulitan untuk merangkai tulisan mereka sendiri.
"Pada Sesi 4, penghapusan dukungan AI secara signifikan mengganggu peserta dari kelompok LLM asli," jelas tim peneliti.
Sedangkan untuk kelompok yang sedari awal sudah terbiasa mengandalkan kemampuan otak sendiri (Brain-only) dalam menulis esai, menunjukkan peningkatan konektivitas otak yang signifikan.
"Kelompok yang disebut Brain-to-LLM menunjukkan peningkatan konektivitas otak yang signifikan di seluruh pita frekuensi EEG ketika diizinkan menggunakan LLM pada topik yang familiar," kata para peneliti.
Adapun dampak ini tidak hanya berpengaruh pada fungsi kemampuan berpikir saja, tetapi juga daya ingat alias memori otak, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari The Register, Sabtu (28/6/2025).
Tag: #riset #pengguna #chatgpt #alami #penurunan #aktivitas #otak