Galang Kekuatan Arab Hadapi Niat AS Kuasai Gaza, Yordania ke Trump: Palestina Adalah Milik Palestina
BERKIBAR - Bendera Palestina berkibar di tengah puing reruntuhan di Kota Gaza, dalam foto tangkapan layar dari Khaberni, Kamis (6/2/2025). Amerika Serikat (AS) berencana mengambil alih kendali atas Gaza dengan dalil membangunnya kembali di segala sektor. Niat ini ditentang negara-negara Arab. 
17:00
12 Februari 2025

Galang Kekuatan Arab Hadapi Niat AS Kuasai Gaza, Yordania ke Trump: Palestina Adalah Milik Palestina

- Menteri Luar Negeri, Ayman Safadi memberi penjelasan seputar pertemuan Raja Yordania, Abdullah II dengan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump di Gedung Putih, Wahington DC, Selasa (11/2/2025). 

Ayman Safadi, menyatakan, "Yang Mulia Raja Abdullah II menyampaikan posisi Yordania kepada Presiden AS Donald Trump mengenai upaya mencapai perdamaian yang adil dan komprehensif serta penolakan pengusiran warga Palestina."

Dijelaskan, seruan Trump agar Yordania mau menampung jutaan warga Gaza yang dipaksa pergi agar AS membangun kawasan kantung Palestina tersebut, tidak sejalan dengan kebijakan Kerajaan Hashemite (Wangsa Hasyimiyah).

Safadi melanjutkan, "Kami katakan kepada Trump bahwa Palestina adalah milik Palestina, dan Yordania adalah milik Yordania."

Ia menambahkan, "Kami punya visi, dan Trump punya visinya sendiri, tetapi kami percaya bahwa membangun kembali Gaza tanpa menggusur penduduknya adalah hal yang mungkin."

RAJA ABDULLAH - Foto ini diambil pada Rabu (12/2/2025) dari publikasi The White House pada Selasa (11/2/2025), memperlihatkan Raja Yordania Abdullah II (kiri) dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kanan) berfoto di Gedung Putih pada Selasa. Raja Abdullah II menemui Donald Trump untuk membahas usulan Trump yang ingin mengusir warga Palestina dari Jalur Gaza ke negara tetangga termasuk Yordania dan keinginannya agar AS menduduki wilayah tersebut. Yordania sebelumnya menolak usulan Trump. RAJA ABDULLAH - Foto ini diambil pada Rabu (12/2/2025) dari publikasi The White House pada Selasa (11/2/2025), memperlihatkan Raja Yordania Abdullah II (kiri) dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump (kanan) berfoto di Gedung Putih pada Selasa. Raja Abdullah II menemui Donald Trump untuk membahas usulan Trump yang ingin mengusir warga Palestina dari Jalur Gaza ke negara tetangga termasuk Yordania dan keinginannya agar AS menduduki wilayah tersebut. Yordania sebelumnya menolak usulan Trump. (Facebook/The White House)

Galang Kekuatan Arab untuk Hadapi Niat AS 

Safadi menegaskan bahwa Yordania sedang menggalang kekuatan negara-negara Arab untuk merumuskan rencana yang bertujuan membangun kembali Gaza tanpa memaksa penduduknya pergi.

Ia menambahkan bahwa prioritasnya adalah melindungi Yordania dan warga Yordania, yang menjadi dasar diskusi dengan Presiden Trump.

Menteri tersebut menekankan bahwa perdamaian menyeluruh di kawasan itu hanya dapat dicapai melalui penerapan solusi dua negara.

Dia menekankan bahwa Yordania terus mendukung rakyat Gaza dengan menyediakan bantuan dan akses ke perawatan medis di Kerajaan.

Ia melanjutkan, "Koordinasi Arab mampu menghadirkan rencana alternatif bagi Trump dan mengakhiri bencana kemanusiaan di Gaza."

GAZA UTARA - Tangkapan layar YouTube Al Jazeera English yang diambil pada Senin (10/2/2025) menunjukkan keadaan kehancuran Gaza Utara setelah pasukan Israel mundur dari Koridor Netzarim pada hari Minggu (9/2/2025). GAZA UTARA - Tangkapan layar YouTube Al Jazeera English yang diambil pada Senin (10/2/2025) menunjukkan keadaan kehancuran Gaza Utara setelah pasukan Israel mundur dari Koridor Netzarim pada hari Minggu (9/2/2025). (Tangkapan layar YouTube Al Jazeera English)

Trump Ngebet Usir Warga Gaza

Pada pertemuan itu, Donald Trump mengulangi pernyataannya mengenai penggusuran warga Palestina dari Jalur Gaza ke negara tetangga termasuk Yordania dan Mesir.

Ia mengatakan warga Palestina akan hidup aman di tempat lain selain Jalur Gaza.

"Saya pikir akan ada sebidang tanah di Yordania dan Mesir tepat warga Palestina dapat tinggal," kata Donald Trump setelah bertemu dengan Raja Yordania Abdullah II di Washington, Selasa.

"Saya yakin 99 persen bahwa kita akan mampu mencapai sesuatu dengan Mesir juga," lanjutnya.

Donald Trump mengulangi pernyataannya dengan mengatakan, "Kami akan mengendalikan Jalur Gaza dan otoritasnya akan berada di tangan Amerika."

"Kami akan mengelola Jalur Gaza dengan sangat baik dan kami tidak akan membelinya," ujarnya.

Presiden AS menjelaskan pembangunan kembali Jalur Gaza akan berlangsung lama dan menciptakan lapangan pekerjaan.

"Pembangunan Gaza, yang akan berlangsung lama dari sekarang, akan mendatangkan banyak lapangan pekerjaan bagi wilayah tersebut," kata Donald Trump.

Ketika ditanya apakah dia secara pribadi akan melaksanakan proyek pembangunan di Gaza, Donald Trump menjawab, "Tidak."

Ketika Trump ditanya tentang penahanan bantuan, ia menolak menjawab. 

Ia menegaskan Amerika Serikat menyediakan banyak uang dan ia tidak perlu melontarkan ancaman.

"Saya pikir kita berada di atas itu," katanya, seperti diberitakan Al Jazeera.

Ketika ditanya otoritas apa yang dimilikinya atas Gaza, ia berkata Jalur Gaza akan berada di bawah otoritas Amerika Serikat atau dengan kata lain akan diduduki oleh AS.

Mengenai aneksasi Israel atas Tepi Barat yang diduduki, Donald Trump berkata, "Itu akan berhasil."

Tanggapan Raja Yordania

Mengenai penerimaan warga Palestina, Raja Yordania Abdullah II mengatakan pertanyaannya adalah bagaimana membuat segala sesuatunya berjalan lebih baik untuk semua orang ketika ia berbicara tentang menerima 2.000 anak yang sakit.

Ketika ditanya tentang ide-ide Donald Trump, Raja Abdullah berkata, "Mari kita tunggu sampai orang Mesir dapat mengemukakan ide."

Namun, ketika ditanya apakah ada sebidang tanah yang dapat ditinggali oleh warga Palestina, Raja Yordania mengatakan akan melakukan sesuai kepentingan Yordania.

“Saya harus melakukan apa pun yang menjadi kepentingan negara saya," katanya.

Dia menekankan orang-orang Arab akan datang ke Amerika sebagai tanggapan terhadap rencana Donald Trump mengenai Jalur Gaza.

Raja Yordania menegaskan akan membahas hal ini di Arab Saudi tentang bagaimana cara bekerja sama dengan Amerika Serikat terkait Jalur Gaza, dan akan ada tanggapan dari beberapa negara.

Sebelumnya, Mesir dan Yordania menolak usulan Donald Trump untuk menggusur warga Palestina dari Jalur Gaza dan memindahkan mereka secara permanen ke wilayah lain.

 

(oln/rntv/*)

 

Tag:  #galang #kekuatan #arab #hadapi #niat #kuasai #gaza #yordania #trump #palestina #adalah #milik #palestina

KOMENTAR