Fakta Lengkap Penembakan Massal di Swedia: Pelaku Diduga Tewas dalam Tembakan Bersama 11 Korban Lainnya
–Pada Selasa (4/2) siang, Swedia diguncang tragedi penembakan massal di Kota Orebro, sekitar 200 km barat Stockholm. Ini menjadi salah satu peristiwa kekerasan paling mengerikan dalam sejarah negara tersebut, dengan setidaknya 11 korban tewas. Pelaku yang diyakini termasuk dalam daftar korban.
Pada Rabu (5/2), pihak berwenang Swedia mengungkapkan rincian terbaru mengenai tragedi, meskipun mereka masih belum dapat memastikan motif di balik peristiwa mengerikan ini. Kejadian itu memicu duka mendalam bagi masyarakat Swedia, yang sebelumnya dikenal dengan tingkat kejahatan yang relatif rendah dan peraturan senjata yang sangat ketat.
Kejadian ini menambah daftar panjang kekerasan senjata api yang mengguncang dunia internasional, dan saat ini pihak berwenang masih menyelidiki lebih lanjut. Berikut informasi lengkapnya yang telah Jawa Pos rangkum melalui sumber terpercaya.
Kronologi Penembakan di Risbergska Educational Center
Menurut laporan The New York Times, penembakan terjadi sekitar pukul 12.30 waktu setempat di Risbergska Educational Center, sebuah lembaga yang menyediakan pelatihan untuk sekitar 2.000 orang dewasa.
Rekaman video yang beredar di televisi lokal menunjukkan suasana panik di mana para siswa bersembunyi di bawah meja dan kursi untuk melindungi diri. Polisi segera merespons dengan mengerahkan pasukan bersenjata ke lokasi kejadian, serta mengunci beberapa sekolah di area sekitar.
Pihak kepolisian awalnya melaporkan bahwa setidaknya lima orang terluka, tetapi pada hari Rabu (5/2) pagi, jumlah korban tewas meningkat menjadi 11 orang. Polisi kemudian menyatakan bahwa pelaku penembakan diyakini termasuk di antara korban yang meninggal dunia. Selain itu, enam orang dewasa lainnya terluka, dan enam petugas polisi juga dirawat akibat menghirup asap di lokasi kejadian.
Identitas Pelaku dan Motif yang Masih Misterius
Hingga saat ini, pihak berwenang belum mengidentifikasi pelaku atau menyebutkan motif di balik penembakan tersebut. Mengutip The New York Times, Kamis (6/2), polisi mengungkapkan bahwa pelaku sebelumnya tidak dikenal oleh polisi.
Mereka menambahkan bahwa mereka sedang melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk memastikan apakah pelaku bertindak sendirian atau ada keterlibatan pihak lain. ”Kami akan menjelaskan motif di balik penembakan ini nanti,” ungkap pihak kepolisian.
Awalnya, polisi menyebutkan bahwa semua petunjuk menunjukkan bahwa pelaku bertindak sendirian tanpa motif ideologis. Namun, pada Rabu, mereka mengubah pernyataan tersebut dan menyebutkan bahwa mereka masih mencari pemahaman lebih lanjut mengenai kejadian ini.
Roberto Eid Forest, kepala polisi setempat, meminta saksi yang berada di lokasi untuk segera melapor. ”Jika Anda memiliki video, kami ingin melihatnya. Jika Anda ada di sana, kami ingin berbicara dengan Anda,” ujar Forest.
Reaksi Masyarakat dan Pemerintah Swedia
Tragedi ini membawa dampak besar bagi masyarakat Swedia. Sejumlah keluarga korban berkumpul di luar pusat pendidikan yang kini terisolasi dan dipasang garis polisi berwarna biru dan putih. Bunga dan lilin diletakkan di sekitar area tersebut sebagai penghormatan terhadap korban.
Perdana Menteri Swedia, Ulf Kristersson, menginstruksikan agar bendera dikibarkan setengah tiang sebagai tanda berkabung atas tindakan kekerasan yang mengerikan ini.
Tidak ketinggalan, Raja Carl XVI Gustaf dan Ratu Silvia juga datang untuk meletakkan bunga di lokasi kejadian. ”Kami sangat terkejut,” kata Raja Carl XVI Gustaf, sebagaimana dilaporkan Agence France-Presse.
Di sisi lain, Peter Larsson, Direktur Kota Orebro, menyatakan bahwa pusat pendidikan tersebut akan tetap tutup setidaknya hingga akhir pekan ini. ”Saya sangat terpukul. Ini benar-benar sangat berat,” ujar Peter Larsson.
Penembakan di Swedia dan Pengaruhnya pada Keamanan Senjata
Meski Swedia dikenal dengan tingkat kejahatan yang rendah dan kebijakan senjata yang ketat, insiden ini memicu perdebatan mengenai peningkatan kekerasan senjata api di negara tersebut.
Sven Granath, seorang pakar kriminologi dari Universitas Stockholm, menyatakan bahwa senjata yang dimiliki secara sah jarang digunakan dalam kejahatan kekerasan di Swedia. Namun, angka kekerasan dengan senjata api terus meningkat, pada 2022 mencatatkan rekor 391 insiden, kebanyakan terkait dengan perdagangan narkoba dan geng yang memiliki senjata api ilegal.
Penembakan di Orebro, menurut Granath, menunjukkan pola yang berbeda, mirip dengan penembakan sekolah di Amerika Serikat, di mana pelaku bertindak sendirian tanpa keterlibatan kelompok atau ideologi tertentu.
Peristiwa ini, meskipun jarang terjadi di Swedia, memberikan pelajaran penting tentang perlunya penguatan pengawasan terhadap senjata api dan lebih banyak lagi upaya pencegahan kekerasan.
Kejadian ini tidak hanya menjadi duka mendalam bagi Swedia, tetapi juga menjadi perhatian global terkait kekerasan dengan senjata api. Pemerintah dan masyarakat internasional harus terus bekerja sama untuk mencari solusi atas masalah kekerasan ini, yang kini semakin menjadi ancaman serius di banyak negara.
Tag: #fakta #lengkap #penembakan #massal #swedia #pelaku #diduga #tewas #dalam #tembakan #bersama #korban #lainnya