Hamas Kecam Pernyataan Trump soal Gaza: Resep untuk Kekacauan di Timur Tengah
PEMBEBASAN SANDERA ISRAEL - Foto ini diambil pada Jumat (31/1/2025) dari publikasi resmi Telegram Brigade Al-Qassam (sayap militer Hamas) pada Kamis (30/1/2025), menunjukkan anggota Brigade Al-Qassam membawa bendera Palestina sedang berpatroli selama pertukaran tahanan ketiga di Jalur Gaza pada Kamis (30/1/2025). 
09:20
5 Februari 2025

Hamas Kecam Pernyataan Trump soal Gaza: Resep untuk Kekacauan di Timur Tengah

Seorang pejabat senior Hamas mengecam pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Selasa (4/2/2025).

Bermula dari Trump yang mengatakan bahwa warga Palestina tidak ingin meninggalkan Gaza karena tidak memiliki alternatif.

Pernyataan Trump tersebut membuat seorang pejabat Hamas, Sami Abu Zuhri geram.

Ia menyebut pernyataan Trump justru akan memicu ketegangan di Timur Tengah.

"Kami menganggapnya sebagai resep untuk menciptakan kekacauan dan ketegangan di wilayah tersebut. Rakyat kami di Jalur Gaza tidak akan membiarkan rencana ini terlaksana," kata Sami Abu Zuhri, dikutip dari Al-Arabiya.

Abu Zuhri menegaskan bahwa saat ini warga Gaza lebih memilih diakhirinya agresi Israel di Gaza

“Yang dibutuhkan adalah diakhirinya pendudukan dan agresi terhadap rakyat kami, bukan pengusiran mereka dari tanah mereka,"  tegas Abu Zuhri.

Tak hanya Abu Zuhri, pejabat senior Hamas lainnya yaitu Izzat al-Rishq juga mengecam pernyataan Trump.

“Rakyat kami di Gaza telah menggagalkan rencana pemindahan dan deportasi di bawah pemboman selama lebih dari 15 bulan,” kata al-Rishq dalam pernyataan terpisah.

Al-Rishq dengan tegas mengatakan bahwa warga Palestina sampai kapanpun tidak akan meninggalkan Gaza.

“Mereka berakar di tanah air mereka dan tidak akan menerima rencana apa pun yang bertujuan mengusir mereka dari tanah air mereka," tegasnya.

Rencana Trump

Sebelumnya, Trump membuat pernyataan di mana ia menginginkan pembersihan etnis di Gaza.

Ia ingin merelokasi warga Palestina dari Gaza ke Yordania dan Mesir.

Akan tetapi, Yordania dan Mesir dengan tegas menolak permintaan Trump.

Meski mendapat penolakan, Trump tetap menegaskan niatnya untuk merelokasi warga Gaza.

Ia mengklaim bahwa warga Gaza akan senang apabila dipindahkan dari Gaza.

"Mereka akan senang sekali meninggalkan Gaza," katanya kepada wartawan saat menandatangani sejumlah inisiatif di Gedung Putih pada hari Selasa (4/2/2025).

Menurutnya, pemindahan warga Gaza ini adalah langkah yang tepat.

"Jika kita bisa menemukan sebidang tanah yang tepat, atau banyak sebidang tanah, dan membangun tempat-tempat yang bagus untuk mereka, pasti ada banyak uang di daerah itu, saya pikir itu akan jauh lebih baik daripada kembali ke Gaza, yang telah mengalami puluhan tahun kematian," katanya.

Ia juga mengklaim bahwa warga Gaza akan lebih aman apabila tinggal di Yordania dan Mesir.

“Orang-orang akan tinggal di tempat yang sangat indah, aman, dan menyenangkan. Gaza telah menjadi bencana selama beberapa dekade," terangnya.

Saat ditanya terkait tindakan Trump termasuk pengusiran, ia dengan tegas mengatakan bahwa ini warga Gaza tidak memiliki pilihan lain.

“Mereka ada di sana karena tidak punya alternatif. Apa yang mereka punya? Sekarang ini hanya tumpukan puing-puing besar.... Saya kira mereka akan senang melakukannya," jelasnya.

Pernyataan Trump ini memicu kontroversi di tengah konflik di Gaza.

Sebagai informasi, gencatan senjata di Gaza saat ini tengah berlangsung sejak 19 Januari 2025.

Kesepakatan ini mencakup pertukaran sandera hingga perizinan bantuan.

(Tribunnews.com/Farrah)

Artikel Lain Terkait Hamas dan Donald Trump

Editor: Sri Juliati

Tag:  #hamas #kecam #pernyataan #trump #soal #gaza #resep #untuk #kekacauan #timur #tengah

KOMENTAR