Turki-Qatar Klaim Siap Tampung Tahanan Palestina yang Dideportasi Usai Keluar dari Penjara Israel
KONFERENSI PERS TURKI dan QATAR - Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan danMenteri Luar Negeri Qatar Mohammed Bin Abdulrahman Al Thani menyatakan kesiapannya untuk menampung sebagian tahanan Palestina yang dibebaskan oleh Israel, diambil dari tangkap layar siaran youtube Kementerian Luar Negeri Turki (4/2/2025) 
09:20
4 Februari 2025

Turki-Qatar Klaim Siap Tampung Tahanan Palestina yang Dideportasi Usai Keluar dari Penjara Israel

Turki dan Qatar mengaku siap untuk menampung sejumlah tahanan Palestina yang dibebaskan oleh Israel sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata dengan Hamas di Gaza.

Hal tersebut diungkap Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan saat menggelar konferensi pers dengan Menteri Luar Negeri  Qatar Mohammed Bin Abdulrahman Al Thani di Doha pada akhir pekan kemarin.

Dalam pengumuman resmi yang dikutip media lokal Shafaq, Menlu Turki menjelaskan kesiapan Doha dan Ankara untuk menerima warga Palestina yang statusnya dideportasi usai dibebaskan dari penjara pendudukan Israel.

Fidan menekankan bahwa Turki bersama negara-negara lain akan memenuhi perannya untuk memastikan kelanjutan pelaksanaan gencatan senjata di Gaza.

Fidan menyebut kesediaan Ankara menampung warga Palestina yang dibebaskan Tel Aviv itu mendapat dukungan penuh dari Presiden Recep Tayyip Erdogan.

"Presiden kami telah menyatakan bahwa kami siap untuk menampung sejumlah warga Palestina yang telah dibebaskan demi mendukung perjanjian tersebut," ucap Fidan saat berbicara dalam konferensi pers di Doha.

Pengumuman ini dirilis sehari setelah Israel mengonfirmasi bahwa negosiasi mengenai persyaratan tahap kedua perjanjian gencatan senjata, yang bertujuan untuk membebaskan tahanan yang tersisa dan mengakhiri perang, akan dilanjutkan di Washington Senin depan.

Tahanan Palestina Diasingkan

Selama tahap pertama gencatan senjata Gaza digelar sekitar 1.900 tahanan Palestina dibebaskan dari penjara-penjara Israel.

Sebagai gantinya, pada hari pembebasan Hamas memulangkan 33 sandera Israel yang ditahan.

Namun sejauh ini ada 183 tahanan Palestina yang berstatus deportasi setelah dibebaskan dari penjara Israel.

Status tersebut melekat lantaran mereka dihukum penjara seumur hidup karena terlibat serangan mematikan terhadap warga Israel.

Imbas status tersebut ratusan tahanan itu akan diasingkan secara permanen dan dilarang kembali ke Palestina hingga batas waktu yang belum ditetapkan.

Adapun pengasingan terhadap para tahanan Palestina ini turut disepakati dalam perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas.

Atas dasar ini Turki dan Qatar sepakat untuk bekerja sama menampung tahanan Palestina yang dibebaskan oleh Israel.

Sampai Kapan Pertukaran Sandera Digelar

Lebih lanjut, saat berbicara pada konferensi pers yang sama, Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani mengatakan, bahwa ia dan Fidan telah membahas perkembangan di wilayah Palestina yang diduduki dan Suriah selama pertemuan tertutup mereka.

Sebagai salah satu mediator untuk gencatan senjata Gaza, Qatar menyerukan agar semua pihak untuk menghormati semua ketentuan perjanjian tahap kedua, yang dimaksudkan untuk mengakhiri pertempuran Hamas dan Israel secara lebih permanen.

Perlu diketahui, pertukaran sandera Hamas dan tahanan Israel telah berlangsung untuk ketiga kalinya.

Perjanjian mulai berlaku pada 19 Januari 2025, mengakhiri pertempuran selama 15 bulan.

Dalam fase gencatan senjata tahap pertama berlangsung selama 42 hari, dilanjutkan hingga dua tahap berikutnya.

Pada gencatan senjata tahap pertama, Hamas akan membebaskan total 33 sandera, termasuk perempuan, anak-anak, lansia, serta sandera yang sakit atau terluka.

Sebagai penukar, Israel membebaskan hampir 2.000 warga Palestina yang ditahan. Israel mengungkapkan, Hamas mengonfirmasi bahwa delapan sandera yang akan dibebaskan dalam tahap ini meninggal.

Kesepakatan juga mengharuskan Hamas dan Israel bernegosiasi untuk gencatan senjata tahap kedua.

Pada tahap ini, seluruh sandera yang tersisa harus dibebaskan dan Israel menarik penuh pasukannya dari Gaza.

Jika tidak tercapai kesepakatan, hal tersebut dikhawatirkan perang bisa mulai lagi pada awal Maret 2025.

(Tribun News / Namira Yunia)

Editor: Bobby Wiratama

Tag:  #turki #qatar #klaim #siap #tampung #tahanan #palestina #yang #dideportasi #usai #keluar #dari #penjara #israel

KOMENTAR