Kebun Ciputri, ”Spesialis'' Budi Daya Bunga Krisan Siram Dua Kali Sehari, Daun Layu Segera Dipotong
Di ketinggian 1.200 mdpl, bunga krisan berderet rapi di Kebun Ciputri, Cianjur, Jawa Barat. Menjelang Tahun Baru Imlek, tanaman semusim tersebut banyak diburu pembeli. Selain karena corak warna yang menawan, krisan dipercaya membawa keberuntungan.
DULU bunga krisan banyak dibeli untuk perayaan Natal. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, tanaman perdu itu tak hanya dipakai untuk hiasan Natal. Perkantoran hingga istana kepresidenan juga menggunakan krisan untuk mempercantik latar berbagai acara.
Ada beberapa alasan memilih bunga krisan. Tumbuhan yang punya nama lain seruni itu memiliki keindahan warna yang menonjol. Krisan kuning emas dan merah paling banyak disukai. ”Banyak yang membeli berdasar kesukaan warna,” kata Marketing Kebun Ciputri Yeni Saraswati kepada Jawa Pos Rabu (24/1).
Ada berbagai varietas krisan yang dibudidayakan di kebun tersebut. Di antaranya, varietas krisan puma hijau, krisan pom pom, dan krisan kuning. Selain itu, ada krisan merah dan pink.
Sejak pembibitan, krisan-krisan tersebut dirawat petani di Kebun Ciputri selama sekitar tiga bulan. Setelah itu, krisan baru dipotong. ”Dirawat sejak penanaman,” ujarnya.
Perawatan krisan terbilang sederhana. Salah satu yang terpenting adalah rutin melakukan penyiraman. Minimal dua kali sehari. Selain itu, daun yang layu harus segera dipotong agar tidak mengganggu pertumbuhan krisan. ”Cukup simpel untuk perawatannya,” kata perempuan yang sudah puluhan tahun menekuni budi daya tanaman hias tersebut.
Menjelang Tahun Baru Imlek yang tinggal beberapa hari ini, Yeni menyebut penjualan krisan di Kebun Ciputri meningkat. Berkaca pada tahun-tahun sebelumnya, permintaan customer kadang tidak bisa dipenuhi karena mepetnya waktu pemesanan. ”Kadang-kadang kami nggak bisa siapkan karena bibitnya nggak tersedia,” ungkapnya.
Di kebun seluas 15 hektare itu, bunga krisan menjadi tanaman hias utama. Kebanyakan pembeli berasal dari Jakarta. Selain untuk kebutuhan rumahan, banyak pelanggan yang memesan krisan untuk acara-acara penting atau momen spesial. Istana kepresidenan, misalnya, biasanya memesan krisan ketika ada acara penyambutan tamu negara dan momen perayaan 17 Agustus.
Bukan hanya istana, krisan di Kebun Ciputri juga kerap dipesan untuk mempercantik kegiatan atau momen spesial di gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). ”Yang paling sering (pesan, Red) itu swasta (perkantoran),” papar Yeni.
Meski kerap menjadi jujukan istana dan DPR, kebun bunga di Desa Ciputri, Sarongge, Pacet, Cianjur, itu tetap melayani pembelian partai maupun eceran. Yeni menuturkan, siapa saja bisa memesan dan membeli bunga krisan di Kebun Ciputri. Hanya, khusus partai besar disarankan memesan sejak jauh-jauh hari. ”Biar petani juga enak (tidak terburu-buru) kalau menanam,” tuturnya.
Yeni menyatakan, perawatan krisan setelah dipotong terbilang cukup sederhana. Yaitu, hanya perlu disiram dua kali sehari. Bunga tersebut bisa ditempatkan di dalam maupun luar ruangan. Jika tidak salah memilih tempat, krisan bisa bertahan seminggu. ”Kalau ditaruh di dalam (ruangan), bisa (bertahan) lima sampai enam hari,” ungkapnya.
Di kebun tersebut, harga krisan berkisar Rp 15 ribu hingga Rp 17,5 ribu. Bagi pembeli yang rutin memesan, harga bisa menyesuaikan. Pemesanan untuk acara keagamaan juga dibedakan. ”Kami memang nggak terlalu dagang banget,” tegasnya. (tyo/c14/ai)
Tag: #kebun #ciputri #spesialis #budi #daya #bunga #krisan #siram #kali #sehari #daun #layu #segera #dipotong