Ruam Kulit dan Diare pada Bayi? Waspadai Alergi Susu Sapi!
ilustrasi anak alergi susu sapi. (Shutterstock)
16:16
26 Juni 2024

Ruam Kulit dan Diare pada Bayi? Waspadai Alergi Susu Sapi!

Alergi susu sapi (ASS) bisa terjadi sejak anak masih bayi, rata-rata usia kurang dari dua tahun. Kondisi itu terjadi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap protein dalam susu sapi yang sebenarnya tidak berbahaya. Akubat dari ASS itu dapat memengaruhi tumbuh kembang hingga kesehatan anak jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.

Oleh sebab itu, Dokter Spesialis Anak Konsultan Alergi Imunologi Prof. Dr. Budi Setiabudiawan, Sp.A(K)., mengingatkan kepada orang tua agar kenali gejala awal dari alergi protein susu sapi.

“Gejala ASS pada anak dapat berbeda, tapi beberapa yang paling umum meliputi ruam pada kulit, gatal-gatal, bahkan diare. Selain itu, ASS juga dapat menyebabkan masalah pernapasan yang serius, seperti anafilaksis," jelas Prof Budi dalam webinar Nutricia dengan Primaku, Selasa (25/6/2024).

Ilustrasi alergi susu sapi. (shutterstock)Ilustrasi alergi susu sapi. (shutterstock)

Prof. Budi menyampaikan, biasanya gejala alergi muncul mulai anak berusia 6 bulan sampai 1 tahun. Umumnya, anak yang mengalami alergi susu sapi dapat mengalami remisi atau gejalanya berkurang seiring bertambahnya usia. Meski begitu, tetap perlu ada penanganan yang tepat dan cepat dari orang tua, terutama dalam pemenuhan gizi untuk anak agar tumbuh kembangnya tetap optimal.

Baca Juga: Japfa Kenalkan Olagud, Produk Ayam Probiotik yang Sarat Manfaat

Prof. Budi juga menekankan pentingnya mengenali gejala-gejala tersebut sejak dini dan berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosa dan penanganan yang tepat.

“Tata laksana dan langkah penting lain yang harus dilakukan oleh orang tua adalah menghilangkan susu sapi dari diet anak, mencari sumber nutrisi alternatif yang memiliki kandungan zat gizi makro seperti karbohidrat, protein, dan lemak, serta kandungan gizi mikro seperti vitamin dan mineral yang dibutuhkan dalam fase pertumbuhan anak," sarannya.

Langkah selanjutnya, orang tua juga perlu membaca label makanan dengan cermat dan memantau pertumbuhan anak secara rutin sesuai dengan usianya.

"Strategi penanganan ini harus dilakukan dengan cepat dan tepat untuk mengurangi dampak negatif ASS, sehingga anak-anak dengan ASS dapat menjalani kehidupan yang lebih sehat dan bekembang secara optimal,” pesan Prof. Budi.

Dampak ASS sendiri dapat bervariasi dari ringan hingga berat, dan dapat memengaruhi berbagai sistem dalam tubuh. Dalam jangka pendek, ASS dapat menyebabkan bayi tidak nyaman dan menjadi kesulitan makan dan tidur. Dampak jangka panjangnya dapat mencakup berat badan yang tidak optimal, malnutrisi, dan keterlambatan pertumbuhan.

Baca Juga: Jangan Cuma Makan Karbohidrat, Dokter Ingatkan Protein dan Mineral Penting Agar Puasa Sehat

Selain itu, sifat alergi yang persisten dapat meningkatkan risiko perkembangan kondisi atopik lain, seperti asma atau eksim, ketika usianya makin besar.

Editor: M. Reza Sulaiman

Tag:  #ruam #kulit #diare #pada #bayi #waspadai #alergi #susu #sapi

KOMENTAR