Kenali Bahaya Gangguan Kesehatan Tiroid: Macam, Gejala, hingga Penanganannya
Ilustrasi pemeriksaan kelenjer tiroid. (Istimewa)
18:54
25 November 2024

Kenali Bahaya Gangguan Kesehatan Tiroid: Macam, Gejala, hingga Penanganannya

      - Kelenjar tiroid adalah salah satu gangguan kesehatan yang sering diabaikan karena gejalanya yang dianggap tidak terlalu serius. Padahal, semakin cepat deteksinya, penyakit ini akan lebih mudah ditangani.  

  Kelenjar tiroid sendiri merupakan kelenjar yang berfungsi memproduksi hormon-hormon yang berperan dalam mengontrol proses metabolisme tubuh, seperti mengatur suhu tubuh, mengontrol penyerapan nutrisi dan penggunaan energi, mengatur reproduksi, mengoptimalkan perkembangan otak dan sistem saraf, hingga mengatur tekanan darah dan denyut jantung.    Menurut Dokter Spesialis Penyakit Dalam Bethsaida Hospital, dr. Rochsismandoko, Sp.PD, KEMD, FINASIM, FACE, masalah tiroid dapat digolongkan menjadi tiga bagian, yaitu perubahan ukuran atau bentuk tiroid yang biasa dikenal dengan gondok, gangguan fungsi hormon tiroid atau kombinasi dari gangguan bentuk, dan gangguan fungsi hormon tiroid.   Perubahan ukuran tiroid yang sering dikenal sebagai gondok dibagi menjadi dua, yaitu benjolan jinak dan ganas.    "Sedangkan gangguan fungsi hormon dibagi menjadi hipertiroid (kelebihan hormon) dan hipotiroid (kekurangan hormon)," ujar dr. Rochsismandoko kepada wartawan, Senin (25/11).   Adapun gejala hipertiroid mulai dari gemetar, gelisah, mata melotot, penurunan berat badan meski banyak makan, gangguan tidur, rasa lelah, hingga jantung berdebar-debar.   Selain itu gejala lain berupa intoleransi panas, diare, gangguan menstruasi, otot lemah, rasa cemas, nadi cepat, kelenjar gondok membesar.   Sedangkan gejala hipotiroid meliputi mudah lelah, peningkatan berat badan, pelupa, sulit berkonsentrasi, rambut rontok, kulit kering, intoleransi dingin, kolesterol tinggi, mata sembab, enyut jantung melemah, suara parau, hingga siklus menstruasi tidak teratur   "Gangguan kelenjar tiroid ini kerap kali diabaikan.  Padahal, jika tidak terdeteksi dan ditangani sejak dini, kelainan tiroid dapat menurunkan produktivitas dan kualitas hidup," tutur dr. Rochsismandoko.    Oleh karenanya, penting bagi masyarakat untuk melakukan deteksi dini serta mendapatkan penanganan yang tepat terhadap masalah tiroid.    “Penting untuk masyarakat memahami bahwa gangguan tiroid sering kali tidak menunjukkan gejala khusus, sehingga pemeriksaan dan deteksi dini menjadi sangat krusial. Dengan penanganan yang tepat, pasien dapat terhindar dari komplikasi serius yang menurunkan produktivitas dan kualitas hidup," tegasnya.    Endocrine, Metabolic & Thyroid Center   Adapun penanganan terhadap kelainan tiroid ini, kata dr. Rochsismandoko, Bethsaida Hospital memiliki layanan Endocrine, Metabolic & Thyroid Center yang salah satu pelayanannya memberikan perhatian khusus terhadap penyakit tiroid ini.    Mulai dari penegakan diagnosa, terapi khusus, hingga penanganan secara komprehensif. Tidak sedikit diantara masyarakat yang menghindari rumah sakit untuk penanganan benjolan tiroid. Hal ini disebabkan oleh pemahaman bahwa benjolan tiroid harus dioperasi dan kemudian diikuti oleh konsumsi obat seumur hidup.   Akan tetapi, ia mengatakan bahwa sekarang untuk pembesaran kelenjar tiroid jinak bisa dilakukan tindakan minimal invasif yang tanpa operasi.   Tindakan ini disebut juga sebagai Radio Frequency Ablation (RFA) dimana metode ini digunakan untuk memperkecil ukuran sampai menghilangkan tonjolan (nodul) tiroid.   Prosedur Tindakan RFA   dr. Rochsismandoko menerangkan, tindakan RFA ini akan melibatkan sebuah elektroda yang dimasukkan ke dalam leher dengan bantuan USG sampai mencapai tumor di dalam kelenjar tiroid, kemudian sebuah generator listrik akan dinyalakan untuk mengalirkan energi termal untuk merusak struktur tumor.    "Tentu prosedur ini akan menggunakan anastesi lokal sehingga pasien merasa aman & nyaman selama menjalani prosedur," tuturnya.    Pada umumnya, prosedur Radio Frequency Ablation ini akan memakan waktu hanya 30 menit sampai 1 jam dengan kelebihan secara biaya lebih murah dan pasien tidak akan memiliki luka bekas sayatan operasi.    "Tindakan ini juga pada umumnya tidak menimbulkan rasa sakit baik saat dilakukan prosedur ataupun sesudahnya.Setelah menjalani prosedur RFA ini, dokter akan melakukan observasi selama 10-12 jam," pungkas dr. Rochsismandoko.    Senada dengan itu, Direktur Bethsaida Hospital Gading Sepong, dr. Pitono, menyebut bahwa prosedur ini tidak memiliki banyak persyaratan. Namun, biasanya pasien akan disarankan untuk melakukan pemeriksaan darah terlebih dahulu.    “Kami menyediakan fasilitas lengkap, termasuk Radio Frequency Ablation, untuk penanganan tiroid dengan teknologi terkini dan tim medis berpengalaman, demi memastikan perawatan optimal dan nyaman tanpa operasi konvensional,” ucapnya. (*)  

Editor: Dinarsa Kurniawan

Tag:  #kenali #bahaya #gangguan #kesehatan #tiroid #macam #gejala #hingga #penanganannya

KOMENTAR