Sering Digunakan sebagai Pengganti Rokok, Kenali Bahaya Vape yang Justru Lebih Fatal, Ini Penjelasannya
Ilustrasi menghisap vape. (freepik)
19:01
18 November 2024

Sering Digunakan sebagai Pengganti Rokok, Kenali Bahaya Vape yang Justru Lebih Fatal, Ini Penjelasannya

 

Jumlah pengguna vape atau rokok elektrik makin meningkat di Indonesia, dan sebagian besar penggunanya berasal dari kalangan anak muda.

Dilansir dari laman Sehat Negeri milik Kementerian Kesehatan, secara global diperkirakan 37 juta anak berusia 13 hingga 15 tahun merokok.

Serta di beberapa negara tingkat penggunaan rokok elektrik di kalangan remaja jauh lebih tinggi dari orang dewasa. 

Beberapa perokok beralih ke rokok elektrik sebagai usaha untuk berhenti merokok. Tapi belum tentu pilihan tersebut tepat. 

Dilansir dari Hopkins Medicine, Dr. Michael Blaha, M.D., M.P.H., menjelaskan bahwa rokok elektrik memanaskan nikotin yang diekstraksi dari tembakau serta diberi perasa dan bahan-bahan kimia lain agar dapat dihirup. 

Rokok biasa mengandung banyak sekali bahan-bahan berbahaya, tapi belum ditemukan secara mendetail bahan-bahan kimia apa saja yang ada di rokok elektrik. 

Blaha mengatakan bahwa vape memang memaparkan bahan kimia yang lebih sedikit daripada rokok tradisional. 

Akan tetapi pada Februari 2020, Pusat Penanganan dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat mengkonfirmasi sebanyak 2.807 kasus kerusakan paru-paru yang diakibatkan oleh penggunaan rokok elektrik. 68 diantaranya meninggal. 

Sebagian besar kasus-kasus ini disebabkan oleh para penggunanya sendiri yang memodifikasi alat rokok elektriknya, sehingga beberapa mengandung THC. 

Rokok elektrik masih mengandung nikotin yang membuat para perokok teradiksi dengan merokok. 

Nikotin menaikkan tekanan darah dan meningkatkan adrenalin kita, yang apabila berlebihan dapat meningkatkan resiko serangan jantung. 

Selain itu, perlu diingat, para ilmuwan belum dapat mengidentifikasi semua bahan-bahan kimia yang ada pada rokok elektrik. Sehingga belum diketahui dampak kesehatan jangka panjang dari rokok elektrik. 

Walaupun rokok elektrik dipromosikan sebagai alat untuk membantu para perokok untuk berhenti merokok, rokok elektrik tidak mendapatkan persetujuan sebagai hal tersebut oleh Administrasi Makanan dan Obat Amerika Serikat. 

Sedangkan para pengguna rokok elektrik malah mendapatkan asupan nikotin yang lebih banyak. 

Dilansir dari Heart.org, nikotin juga dapat berdampak buruk terhadap perkembangan otak remaja, anak-anak dan janin pada ibu hamil. 

Selain nikotin, asap dari rokok elektrik mengandung diacetyl, bahan kimia yang berkaitan dengan penyakit paru-paru serius. Sehingga orang-orang di sekitar perokok elektrik juga semakin tinggi resiko terkena penyakit berbahaya. 

Ditemukan bahwa 76 persen anak-anak SMP hingga SMA juga telah melihat iklan-iklan tentang rokok elektrik. Serta rokok elektrik adalah produk tembakau yang paling umum digunakan oleh anak-anak muda. 

Dilansir dari Medical News Today, merokok sendiri memiliki banyak dampak buruk pada kesehatan manusia. 

Banyak di antaranya adalah: mengurangi jumlah sperma, meningkatkan tingkat keguguran pada kehamilan dan katarak pada penglihatan, mengganggu fungsi imunitas, meningkatkan peradangan, dan berbagai macam kanker. 

Dari sebuah penelitian pada tahun 2019 mengenai dampak buruk merokok elektrik ditemukan bahwa pengguna rokok elektrik memiliki resiko terjangkit penyakit pernapasan yang jauh lebih tinggi. 

Selain itu, kadar radikal bebas semakin tinggi sehingga makin tinggi resiko pertumbuhan kanker. 

***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #sering #digunakan #sebagai #pengganti #rokok #kenali #bahaya #vape #yang #justru #lebih #fatalini #penjelasannya

KOMENTAR