Kasus Gangguan Pendengaran Lansia Meningkat, 250 Warga Pekanbaru Dapat Alat Bantu Dengar
Lansia menjalani screening pemeriksaan gangguan pendengaran. (Istimewa)
06:01
27 November 2025

Kasus Gangguan Pendengaran Lansia Meningkat, 250 Warga Pekanbaru Dapat Alat Bantu Dengar

-Gangguan pendengaran menjadi salah satu masalah kesehatan yang paling umum dialami kelompok lanjut usia di Indonesia. Namun pemeriksaannya masih sering terabaikan. 

Kondisi tersebut terlihat di Pekanbaru ketika 250 lansia mengikuti pemeriksaan pendengaran dan menerima alat bantu dengar dalam sebuah kegiatan kolaboratif antara tenaga medis dan sejumlah lembaga.

Program yang diikuti para pensiunan ASN, TNI–Polri, dan lansia umum itu mencakup screening pendengaran, pemeriksaan kesehatan dasar, hingga pemberian alat bantu dengar bagi peserta yang memenuhi kriteria medis.

 

Tenaga kesehatan dari Perhati-KL terlibat langsung dalam asesmen dan edukasi mengenai pentingnya deteksi dini gangguan pendengaran. Tenaga medis THT menjelaskan bahwa penurunan pendengaran pada lansia bukan hanya mengurangi kemampuan berkomunikasi, tetapi juga berkaitan dengan risiko isolasi sosial, depresi, hingga penurunan fungsi kognitif.

“Banyak lansia tidak sadar bahwa pendengarannya sudah menurun cukup jauh karena prosesnya bertahap. Pemeriksaan seperti ini membantu mereka mengetahui kondisi nyata,” ujar salah satu dokter yang terlibat dalam kegiatan tersebut.

Plt Gubernur Riau SF Hariyanto menilai kebutuhan layanan kesehatan pendengaran semakin mendesak di tengah bertambahnya populasi lansia di Riau.

“Kondisi keuangan daerah terbatas, sementara kebutuhan masyarakat cukup besar. Program pemeriksaan seperti ini penting untuk menutup celah layanan kesehatan lansia,” kata dia melalui keterangannya.

Salah satu peserta, Edward Tampubolon mengaku baru menyadari tingkat keparahan gangguan pendengarannya setelah menjalani pemeriksaan.

“Telinga kiri saya sudah tidak berfungsi. Selama ini hanya mengandalkan telinga kanan,” kata dia.

Setelah mendapatkan alat bantu dengar, dia merasa komunikasi sehari-harinya menjadi lebih mudah meski belum optimal. “Sangat membantu. Lima tahun lebih saya alami ini,” tutur dia.

Perwakilan penyelenggara, Plt Direktur Utama Bank Mandiri Taspen Maswar Purnama mengatakan kegiatan ini bagian dari layanan kesehatan rutin yang dibuka bagi para pensiunan.

“Tujuannya agar para lansia bisa tetap sehat, aktif, dan tidak terpinggirkan dari akses layanan kesehatan dasar,” ungkap Maswar.

Dia menekankan bahwa penyediaan alat bantu dengar dilakukan melalui proses asesmen medis sehingga diberikan hanya kepada peserta yang benar-benar membutuhkan.

Maswar menambahkan bahwa kegiatan serupa sebelumnya juga dilakukan di sejumlah daerah dan akan dilakukan kembali sesuai kebutuhan masyarakat lansia.

Dengan semakin banyaknya lansia yang hidup lebih panjang, kebutuhan layanan pendengaran diprediksi meningkat. Namun kesadaran masyarakat terhadap pentingnya memeriksakan telinga masih rendah, sementara akses pemeriksaan THT di tingkat daerah juga belum merata.

Kegiatan di Pekanbaru ini kembali menegaskan bahwa alat bantu dengar bukan sekadar perangkat elektronik, tetapi bagian dari upaya menjaga kualitas hidup dan mencegah dampak sosial maupun psikologis yang lebih serius pada lansia.

Editor: Latu Ratri Mubyarsah

Tag:  #kasus #gangguan #pendengaran #lansia #meningkat #warga #pekanbaru #dapat #alat #bantu #dengar

KOMENTAR