Organ Paru Belum Matang, Bayi Prematur Rentan Infeksi Pernapasan
Bayi prematur termasuk dalam kelompok rentan infeksi pernapasan karena paru-paru mereka belum matang sempurna saat lahir.
Dipaparkan oleh Prof.Rinawati Rohsiswatmo, Sp.A, Subsp. Neo., Dokter Spesialis Anak Subspesialis Neonatologi, selain paru-parunya belum berkembang sempurna, bayi prematur juga belum sempat menerima transfer antibodi pelindung dari ibunya secara optimal selama masa kehamilan.
"Dibandingkan bayi cukup bulan, mereka memiliki kemungkinan dua hingga tiga kali lebih besar untuk dirawat di rumah sakit akibat infeksi RSV pada tahun pertama kehidupannya," kata Prof.Rina di acara media edukasi bertajuk “Kenali RSV, Selamatkan Bayi Berisiko Tinggi” yang diadakan AstraZeneca Indonesia di Jakarta (20/11/2025).
Ia menambahkan, infeksi RSV (Respiratory Syncytial Virus) sering kali berkembang dengan cepat dan dapat memerlukan perawatan yang lebih lama serta intensif.
Ketika terinfeksi RSV, virus ini menyebabkan peradangan pada saluran pernapasan kecil (bronkiolus), menghasilkan lendir yang kental dan menyumbat jalur udara yang sudah sempit. Dampaknya bisa berat pada bayi prematur atau bayi beresiko tinggi.
RSV menjadi virus penyebab utama infeksi saluran pernapasan bawah dengan kontribusi sekitar 60–80 persen pada bronkiolitis dan 30 persen pneumonia pada bayi dan anak-anak di dunia.
Prof. Cissy Rachiana Sudjana Prawira, Sp.A(K), Dokter Spesialis Anak Konsultan Respirologi Anak, menambahkan, infeksi RSV sangat sering menyerang anak-anak di bawah usia 6 bulan.
"Sekitar 20-30 persen kasus pneumonia disebabkan oleh infeksi RSV," pata Prof.Cissy di acara yang sama.
Gejala awal RSV seringkali disalahartikan sebagai flu biasa karena gejalanya yang serupa, seperti pilek, bersin, dan batuk ringan.
Padahal infeksi RSV dapat berkembang cepat menjadi gangguan pernapasan berat dan bahkan meninggalkan dampak jangka panjang termasuk peningkatan risiko asma, wheezing (mengi) kronis, serta penurunan fungsi paru di kemudian hari.
Dampak jangka pendek dan jangka panjang infeksi RSV
Infeksi RSV bisa menimbulkan dampak jangka pendek dan jangka panjang pada bayi.
Pada bayi, infeksi ini bisa membuat bayi sesak napas parah, kekurangan oksigen, bahkan henti napas.
"Pada bayi berusia di bawah satu tahun yang terkena RSV biasanya akan masuk ke perawatan intensif atau ICU," kata Prof.Rina.
Sayangnya infeksi virus ini seringkali menimbulkan gejala sisa pada bayi, yaitu timbulnya asma dan anak menjadi gampang sakit.
"Ada gejala sisanya dan sudah ada penelitiannya, beberapa bulan atau tahun kemudian anak akan menderita asma, karena ada kerusakan saluran napas pada waktu infeksi RSV. Memang tidak semua infeksi virus begitu, tapi RSV bisa sebabkan kerusakan saluran pernapasan, membuatnya lebih sempit," kata Prof.Cissy.
Pencegahan infeksi RSV
Orang tua memiliki peran utama dalam menjaga bayi prematur agar tetap sehat dan tumbuh kuat.
Pencegahan yang bisa dilakukan adalah imunisasi pasif dengan pemberian antibodi monoklonal seperti Palivizumab.
"Suntikan antibodi ini direkomendasikan untuk bayi prematur, kalau di dunia sudah ada dari 20 tahun tahun dan di negara maju gratis. Karena diketahui infeksi ini berbahaya, bisa jadi berat dan pneumonia serta timbulkan gejala sisa. Kalau sakit pun akan berbiaya tinggi, jadi harus dicegah," kata Prof.Rina.
Medical Director AstraZeneca Indonesia, dr.Feddy mengatakan, obat Palivizumab ini sangat penting untuk mencegah kejadian infeksi RSV pada bayi prematur maupun bayi dengan gangguan pernapasan atau penyakit jantung bawaan.
"Obat ini selain menawarkan proteksi, kalau terserang pun bisa menurunkan angka rawat inap sampai 50 persen dan kalau dirawat, durasinya juga lebih singkat, serta bisa menurunkan 73 persen kebutuhan oksigen," paparnya.
Selain dengan pemberian antibodi, Prof.Rina juga mengingatkan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah penularan virus.
"Upaya tersebut diantaranya dengan rajin mencuci tangan dengan sabun, menjaga kebersihan lingkungan, menghindari kontak dengan orang yang sedang sakit, memastikan sirkulasi udara di rumah tetap baik, serta membatasi aktivitas di tempat ramai,” tambah Prof Rina.
Tag: #organ #paru #belum #matang #bayi #prematur #rentan #infeksi #pernapasan