Apakah Vaksin RSV Aman untuk Ibu Menyusui? Ini Penjelasan Dokter
- Pemberian vaksin Respiratory Syncytial Virus (RSV) pada ibu hamil dinilai dapat memberikan efek yang positif bagi perlindungan bayi setelah lahir, termasuk lewat proses menyusui.
Menurut dr. Amarylis Febrina Choirin Nisa Fathoni, SpOG., IBCLC., ibu yang menerima vaksin RSV selama kehamilan akan membentuk antibodi yang ditujukan untuk melindungi bayi dari infeksi, salah satunya gangguan pernapasan.
“Memang hamil itu rentetannya menyusui dan ternyata ibu hamil yang sudah punya vaksin RSV dia itu akan mempunyai antibodi,” jelas dr. Nisa dalam acara Sahabat Peduli Journalist Club Edisi 2 dari Pfizer Indonesia bertajuk “RSV: Risiko dan Perlindungan untuk Bayi Melalui Imunisasi Ibu Hamil", di Jakarta Selatan, Selasa (18/11/2025).
Antibodi Ibu diturunkan ke bayi lewat plasenta dan ASI
Ia menjelaskan bahwa antibodi yang terbentuk selama kehamilan tidak hanya ditransfer kepada bayi melalui plasenta, tetapi juga berpotensi mengalir lewat ASI setelah bayi lahir.
“Sudah rahasia umum juga bahwa ASI itu memberikan antibodi kepada bayinya,” tambahnya.
Lebih lanjut, dr. Nisa mengatakan bahwa secara sederhana, tubuh ibu akan membagikan antibodi yang ia miliki kepada bayinya. Antibodi ini, termasuk vaksin RSV, bisa diterima oleh bayi lewat dua cara, selama hamil melalui plasenta dan setelah lahir melalui ASI.
“Prinsipnya, semua yang ibunya punya termasuk antibodi juga akan dilahirkan, tidak hanya dari plasenta tapi juga dialirkan lewat ASI,” ujar dr. Nisa.
Vaksin RSV dinilai aman untuk ibu menyusui
Dr. Nisa menegaskan bahwa vaksin RSV aman untuk ibu menyusui. Tidak ada bukti bahwa vaksin ini dapat mengganggu kualitas atau produksi ASI. Justru, ibu yang telah memiliki antibodi berpeluang memberikan perlindungan tambahan bagi bayinya sejak hari pertama kehidupan.
Vaksin ini juga termasuk ke dalam vaksin pasif, sehingga tidak berpindah langsung ke bayi melalui ASI. Yang terbawa hanyalah antibodi yang diproduksi tubuh ibu, dan antibodi inilah yang berfungsi sebagai perlindungan pasif bagi bayi terhadap berbagai infeksi, termasuk infeksi saluran napas.
Antibodi dari ibu menjadi sangat penting mengingat bayi belum dapat menerima vaksin RSV sendiri.
Pada lima hingga enam bulan pertama kehidupannya, sistem imun bayi masih berkembang sehingga mereka lebih rentan terkena penyakit. Oleh sebab itu, antibodi bawaan dari ibu menjadi lapisan pertama dalam melindungi bayi dari infeksi-infeksi yang mungkin muncul.
Penelitian terkait antibodi RSV dalam ASI masih terbatas
Meskipun dinilai aman, dr. Nisa menuturkan bahwa hingga saat ini belum ada penelitian yang secara spesifik membuktikan apakah antibodi RSV dapat ditemukan di dalam ASI.
Namun, pola kerja antibodi pada umumnya menunjukkan bahwa kemungkinan tersebut tetap ada, mengingat ASI sudah terbukti membawa berbagai jenis antibodi lain yang bermanfaat bagi bayi.
Dengan demikian, dr. Nisa berharap studi mendatang dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai potensi antibodi RSV dalam ASI, termasuk seberapa besar perannya dalam memberikan perlindungan tambahan bagi bayi pada masa-masa awal kehidupannya.
“Jadi, akan diharapkan juga semoga penelitian ke depan bisa mengupas tentang apakah terdapat antibodi dari RSV ini di dalam ASI,” ungkapnya.
Tag: #apakah #vaksin #aman #untuk #menyusui #penjelasan #dokter