Deteksi Dini untuk Cegah Kebutaan Pasien Diabetes
Ilustrasi gejala multiple sclerosis.(iStockphoto/Images we create)
08:06
15 November 2025

Deteksi Dini untuk Cegah Kebutaan Pasien Diabetes

Angka kebutaan di Indonesia merupakan yang tertinggi di antara negara di kawasan Asia Tenggara. Salah satu penyebabnya adalah komplikasi diabetes melitus. Lewat deteksi dini dan penanangan yang tepat, kebutaan seharusnya bisa dicegah.

Retinopati diabetik (RD) dialami dua dari lima orang dewasa yang mengidap diabetes melitus. Risiko gangguan mata pada pasien diabetes akan semakin besar seiring dengan lamanya diabetes yang diderita.

Deteksi dini merupakan kata kunci dari pencegahan kebutaan pada pasien diabetes. Setelah terdiagnosis diabetes, seseorang harus segera melakukan pemeriksaan lanjutan yang berkaitan dengan risiko komplikasi, termasuk pemeriksaan mata.

Direktur Penyakit Tidak Menular  Kemenkes RI, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid mengatakan, dari program Cek Kesehatan Gratis ditemukan 7.5 juta kasus baru diabetes.

"Tantangan yang saat ini kita hadapi tidak hanya itu, tapi kita juga masih terbatas pada ketersediaan alat dan kemampuan tenaga kesehatan,” ujar Siti Nadia dalam acara penandatanganan kerjasama untuk percontohan penanganan komprehensif RD antara Roche Indonesia dan FK-KMK UGM (14/11/2025).

Tingginya beban RD terjadi karena rendahnya cakupan skrining, di Indonesia, baru sekitar 5 persen pasien diabetes yang mendapatkan skrining. Selain itu tenaga kesehatan mata profesional juga terbatas, serta akses terhadap tatalaksana RD sesuai standar medis.

“Kami ingin memastikan bahwa skrining RD tidak hanya bergantung pada ketersediaan dokter spesialis, tetapi bisa dilakukan secara masif di layanan primer, dengan dukungan teknologi yang tepat dan alur rujukan yang jelas,” tambah Siti Nadia.

Roche Indonesia dan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) secara resmi menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) untuk percontohan penanganan komprehensif Retinopati Diabetik (RD), Yogyakarta (14/11/2025).Dok Roche Indonesia Roche Indonesia dan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) secara resmi menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) untuk percontohan penanganan komprehensif Retinopati Diabetik (RD), Yogyakarta (14/11/2025).

Pengembangan model layanan skrining RD

Bertepatan dengan Hari Diabetes Sedunia yang jatuh pada 14 November, Roche Indonesia dan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (FK-KMK UGM) secara resmi menandatangani Perjanjian Kerja Sama untuk percontohan penanganan komprehensif Retinopati Diabetik (RD).

Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan Usaha, dan Kerja Sama UGM, Dr.Danang Sri Hadmoko mengatakan, lewat kemitraan ini, UGSM siap berkontribusi melalui keahlian FK-KMK UGM.

"Kami siap berkontribusi dalam mengembangkan model layanan, melakukan kajian implementasi, dan memastikan bahwa intervensi yang dilakukan, terutama di bidang tele-oftalmologi serta tatalaksana RD sesuai standar medis terkini, dapat berjalan efektif dan berkelanjutan di sistem layanan kesehatan kita.” katanya.

Prof. dr. Muhammad Bayu Sasongko, Sp.M(K) yang memimpin pelaksanaan kerjasama mengungkapkan tantangan yang perlu menjadi perhatian dalam upaya menurunkan beban RD. 

“Tantangan utama kita ada tiga: jumlah pasien diabetes yang sangat besar, cakupan skrining mata yang sangat rendah, dan distribusi tenaga ahli mata yang tidak merata. Akibatnya, sebagian besar pasien datang dalam kondisi sudah lanjut atau terlambat,” ujar Prof. Bayu.

Ia mengatakan, kemitraan ini akan fokus pada pengembangan dan implementasi model layanan skrining RD yang terintegrasi serta tatalaksana RD yang komprehensif. Ia juga memastikan keberlanjutan dari program ini.

"Oleh sebab itu, salah satu hasil penting yang diharapkan dari kerjasama tersebut adalah tersusunnya bukti ilmiah yang menjadi acuan penyusunan kebijakan serta alokasi sumber daya untuk perluasan dan adopsi program dalam skala lebih luas dan nasional," katanya.

Presiden Direktur Roche Indonesia Sanaa Sayagh mengatakan, kemitraan ini merupakan perwujudan komitmen jangka panjang Roche untuk secara aktif berkontribusi dalam melindungi kesehatan penglihatan masyarakat Indonesia.

“Kami berharap luaran dari kemitraan ini juga bisa berkontribusi dalam upaya percepatan transformasi kesehatan serta pencapaian target Peta Jalan Kesehatan Penglihatan 2025 - 2030,” katanya.

Tag:  #deteksi #dini #untuk #cegah #kebutaan #pasien #diabetes

KOMENTAR