Banyak yang Salah Tafsir, Pakar Hidrogeologi Tegaskan Sumber Air untuk AMDK Tidak Diambil Langsung dari Mata Air Pegunungan
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat air minum dalam kemasan di Jakarta, Jumat (16/6/2023). Asosiasi Produsen Air Minum Kemasan Nasional (Asparminas) menyebutkan pangsa pasar air minum dalam kemasan (AMDK) produk dalam negeri mengalami peningkatan dalam periode satu tahun terakhir. Sekretaris Jenderal Asparminas Eko Susilo menyatakan data terbaru yang dikeluarkan Asparminas pada awal 2023 menunjukkan pertumbuhan pasar AMDK galon pada 2022 mencapai angka 4% sedangkan pemain besar yang
12:36
23 Oktober 2025

Banyak yang Salah Tafsir, Pakar Hidrogeologi Tegaskan Sumber Air untuk AMDK Tidak Diambil Langsung dari Mata Air Pegunungan



Air pegunungan kerap dijadikan klaim utama industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). Banyak yang menyangka bahwa air pegunungan adalah air yang langsung diambil dari sumber mata air permukaan. Padahal, penafsiran itu keliru.

Pakar hidrogeologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Profesor Lambok M. Hutasoit, menjelaskan yang dimaksud air pegunungan yang digunakan industri AMDK itu bukanlah langsung dari mata air yang muncul di permukaan daerah pegunungan.

Menurutnya, sumber air pegunungan itu berada dalam sistem akuifer yang dihasilkan dari proses alami di pegunungan.

"Yaitu hujan yang meresap ke dalam tanah, lalu mengalir ke sumber air dan diambil dari akuifer bawah tanah di pegunungan," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima.

Lambok menegaskan, ada alasan ilmiah mengapa industri besar memilih sumber air dari pegunungan dibanding air tanah biasa. Menurutnya, tidak semua air tanah aman untuk dikonsumsi meski air tanah sering mengandung mineral.

“Salah satunya ada Kromium VI yang sangat beracun. Jadi, tidak sembarangan menggunakan air tanah untuk air minum. Harus dianalisis kimianya terlebih dahulu,” ujarnya.



Selain kandungan kimia, kualitas air juga sangat bergantung pada lapisan batuan. "Dari berbagai jenis batuan, yang dianggap baik sebagai sumber air adalah batu pasir, kapur, dan gamping. Sementara itu, batu lumpur dinilai kurang baik karena mudah tercemar," katanya.

“Batuan yang mengandung air bisa ditemukan di kedalaman dangkal maupun dalam. Tapi yang dangkal biasanya lebih rawan kontaminasi, baik dari toilet, selokan, maupun limbah lain,” tutup Lambok.

Editor: Banu Adikara

Tag:  #banyak #yang #salah #tafsir #pakar #hidrogeologi #tegaskan #sumber #untuk #amdk #tidak #diambil #langsung #dari #mata #pegunungan

KOMENTAR