Kemenkes Sebut Banyak Perempuan Indonesia Alami Obesitas Sentral, Apa Itu?
Kemenkes mencatat 50 persen perempuan yang ikut Cek Kesehatan Gratis mengalami obesitas sentral. Temukan penjelasan tentang kondisi ini dan risikonya.(PEXELS/ANDRES AYRTON)
20:42
14 Juni 2025

Kemenkes Sebut Banyak Perempuan Indonesia Alami Obesitas Sentral, Apa Itu?

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat bahwa banyak perempuan Indonesia mengalami obesitas sentral.

Hal itu merujuk data peserta program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang disebut mencapai sekitar 8,2 juta dalam empat bulan terakhir dari Februari 2025, seperti yang dikutip dari Antara pada Jumat (13/6/2025).

Data Kemenkes per 12 Juni 2025, 50 peserta perempuan dan 25 peserta laki-laki yang mengalami obesitas sentral.

Lalu, apa itu obesitas sentral?

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa obesitas sentral adalah kondisi di mana lingkar pinggang lebih dari 90 cm pada laki-laki dan lebih dari 80 cm pada perempuan.

Obesitas sentral juga sering kali menjadi faktor risiko dari berbagai penyakit kronis, seperti penyakit jantung dan stroke.

Berikut artikel ini akan mengulas lebih lanjut tentang pengertian dan risiko penyakit yang dimiliki.

Apa itu obesitas sentral?

Obesitas sentral mengacu pada adanya lemak berlebih di area perut, bagian tubuh antara dada dan panggul.

Obesitas sentral juga disebut juga sebagai obesitas abdominal.

Orang dengan obesitas sentral, artinya memiliki lemak visceral atau lemak perut yang banyak.

Mengutip laman Kemenkes, obesitas sentral adalah kumpulan lemak berlebih di daerah abdomen atau perut.

Seseorang bisa dikatakan mengalami obesitas sentral, jika memiliki lingkar perut lebih dari 90 cm pada pria, dan lebih dari 80 cm pada perempuan.

Pengukuran lingkar perut dilakukan pada penduduk dewasa mulai umur 15 tahun.

Menurut hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, prevalensi obesitas sentral pada penduduk umur lebih dari 15 tahun secara nasional sebesar 36,8 persen.

Tiga provinsi teratas yaitu DKI Jakarta dan Sulawesi Utara sama-sama 45,7 persen, kemudian Papua tengah 44,3 persen.

Apa saja risiko penyakit akibat obesitas sentral?

Mengutip WebMD, orang dengan obesitas sentral memiliki penumpukan lemak di ruang antara dan di sekitar organ dalam, seperti lambung dan usus.

Samuel Dagogo-Jack, MD selaku presiden American Diabetes Association mengatakan bahwa lemak visceral menghasilkan racun yang memengaruhi cara kerja tubuh.

Di antaranya adalah zat kimia yang disebut sitokin, yang meningkatkan risiko penyakit jantung dan membuat tubuh kurang sensitif terhadap insulin, yang dapat memicu diabetes.

Sitokin juga menyebabkan peradangan, yang dapat menyebabkan kanker tertentu.

Eric Jacobs, PhD, seorang peneliti di American Cancer Society mengatakan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, para ilmuwan telah menemukan hubungan antara lemak perut dan kanker usus besar, esofagus, dan pankreas.

Cara terbaik untuk mengurangi obesitas sentral adalah dengan menurunkan berat badan.

Dagogo-Jack mengatakan bahwa penurunan berat badan sekecil apa pun bisa menjadi upaya untuk mencegah timbulnya masalah kesehatan lebih parah.

Tag:  #kemenkes #sebut #banyak #perempuan #indonesia #alami #obesitas #sentral

KOMENTAR