Jumlah Kematian Terkait Panas Diprediksi Naik 3x Lipat pada 2050, Sektor Kesehatan bisa Kurangi Emisi Karbon Lewat Kendaraan Listrik
Ilustrasi kemacetan. Penggunaan kendaraan bermotor menjadi salah satu penyebab tingginya emisi karbon.(Dok JawaPos.com)
16:02
16 September 2024

Jumlah Kematian Terkait Panas Diprediksi Naik 3x Lipat pada 2050, Sektor Kesehatan bisa Kurangi Emisi Karbon Lewat Kendaraan Listrik

– Sektor transportasi merupakan penyumbang terbesar kedua terhadap gas rumah kaca, yang masih didominasi oleh bahan bakar fosil. Padahal, mengurangi emisi karbon di sektor transportasi adalah salah satu agenda utama untuk mencapai target nol emisi Indonesia pada 2060. 

Untuk mencapai target pengurangan emisi berdasarkan Kontribusi yang Ditentukan Secara Nasional (NDC) Indonesia, transisi ke sepeda motor listrik atau kendaraan roda dua harus mencapai 1,8 juta pada 2025 dan ditargetkan 13 juta pada 2030. Sedangkan kendaraan roda empat harus mencapai 0,4 juta pada tahun 2025 dan 2 juta pada tahun 2030.

Melihat hal itu, , AstraZeneca bersama dengan Kementerian Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi serta mitra lokal meluncurkan program transisi armada operasional AstraZeneca dengan proses transisi berlangsung secara bertahap hingga akhir tahun 2024.

AstraZeneca menargetkan transisi semua armada operasional di Indonesia ke kendaraan listrik atau EV selesai pada akhir tahun.  Hingga Agustus, lebih dari 200 kendaraan atau 50 persen sudah dikonversi dengan EV.

Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia, Esra Erkomay mengatakan transisi armada operasioan ini merupakan komitmen perusahaan pada lingkungan untuk turut memimpin gerakan dekarbonisasi di sektor kesehatan. Terlebih ditemukan bukti terbaru yang memproyeksikan jumlah kematian terkait panas dapat meningkat lebih dari tiga kali lipat pada 2050 jika tidak ada upaya pengereman terhadap emisi karbon. 

“Jika kita tidak mengambil tindakan signifikan untuk melindungi planet ini, Kita sudah menyaksikan peningkatan tajam dalam kondisi jantung dan metabolik, kanker, serta penyakit pernapasan yang terkait dengan faktor lingkungan,” ungkap Esra baru-baru ini.

Sementara itu, dalam Road to Indonesia International Sustainability Forum (ISF),  Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Rachmat Kaimuddin menegaskan, kegagalan melakukan transisi energi bisa berdampak negatif pada perekonomian nasional. Sebab, permintaan pasar global, termasuk domestik, kini semakin mengarah pada produk yang rendah emisi karbon.

"Jika kita tidak melaksanakan transisi energi di berbagai sektor, ini akan mengancam progres dari pertumbuhan ekonomi kita sendiri," ungkap Rahmat dikutip dari ANTARA.

Bahkan Rachmat menyebut, upaya transisi menuju nol emisi karbon (Net Zero Emissions/NZE) harus dipercepat demi mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Langkah ini tidak hanya penting untuk lingkungan, tetapi juga sebagai strategi penting dalam mempercepat kemajuan ekonomi nasional.

Editor: Nurul Adriyana Salbiah

Tag:  #jumlah #kematian #terkait #panas #diprediksi #naik #lipat #pada #2050 #sektor #kesehatan #bisa #kurangi #emisi #karbon #lewat #kendaraan #listrik

KOMENTAR