Kenaikan Upah Bikin Bisnis Konsumer Bank Tumbuh Positif Tahun Depan
ILUSTRASI. Suasana saat jam pulang kerja di kawasan Jalan Sudirman, Jakarta, Senin (26/6/2023). (Dery Ridwansah/JawaPos.com)
16:00
5 Desember 2024

Kenaikan Upah Bikin Bisnis Konsumer Bank Tumbuh Positif Tahun Depan

- Perbankan masih optimistis terhadap kondisi perekonomian ke depan. Meski bisnis consumer banking nampaknya bakal menantang. Mengingat, daya beli masyarakat tengah menurun. Ditambah wacana pemerintah menaikkan pungutan pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 12 persen di 2025.

Consumer Financing Business Division Head Bank Mega Syariah Raksa Jatnika Budi menuturkan, pemerintah telah menetapkan kenaikan upah minimum sebesar 6,5 persen tahun depan. Sehingga berpotensi memberikan dampak positif terhadap daya beli masyarakat.

Pendapatan yang meningkat juga membuat masyarakat memiliki kemampuan lebih besar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, meningkatkan konsumsi, hingga memanfaatkan layanan keuangan. Termasuk menabung dan mengakses fasilitas pembiayaan.

"Kenaikan upah minimum ini berpotensi meningkatkan permintaan terhadap produk pembiayaan perbankan. Dengan pendapatan yang lebih tinggi, masyarakat cenderung lebih percaya diri untuk membeli barang atau jasa yang membutuhkan pembiayaan, seperti rumah, kendaraan, atau kebutuhan lainnya," ucap Raksa, Rabu (4/12).

Analisis Uang Beredar Bank Indonesia (BI) mencatat pertumbuhan kredit konsumsi perbankan mencapai 10,8 persen year-on-year (YoY) per Oktober 2024. Dengan total penyaluran sebesar Rp 2.171,7 triliun.

Angka tersebut meningkat dibandingkan September 2024 yang mencatat pertumbuhan 10,7 persen YoY sebesar Rp 2.149,6 triliun. Peningkatan terutama didorong oleh pertumbuhan kredit pemilikan rumah (KPR), kredit kendaraan bermotor (KKB), dan kredit multiguna.

Pembiayaan konsumer Bank Mega Syariah juga mencatatkan kinerja positif. Pembiayaan konsumer tumbuh 24,1 persen YoY mencapai Rp 421 miliar per November 2024. Pembiayaan pemilikan rumah memyumbang pertumbuhan pembiayaan konsumer dengan total Rp 346 miliar atau tumbuh 23,8 persen YoY.

Sedangkan, pembiayaan pembiayaan tanpa agunan naik 25,6 persen YoY sebesar Rp 74,9 miliar. "Pembiayaan pemilikan rumah masih menjadi penopang utama pembiayaan konsumer. Untuk mendorong pertumbuhan pembiayaan, Bank Mega Syariah akan fokus pada optimalisasi cross-selling produk-produk syariah yang relevan dengan kebutuhan nasabah, serta memperluas jaringan distribusi melalui kemitraan strategis," ujar Raksa.

Dari bank konsvensional, Consumer Banking Director UOB Indonesia Cristina Teh Tan menuturkan, situasi pasar saat ini bukan hal baru. Dia justru melihat peluang untuk lebih menguatkan hubungan dengan konsumen. Dengan memberikan lebih banyak edukasi dan pendampingan finansial kepada nasabah. Sehingga dapat memahami layanan maupun produk keuangan yang relevan sesuai kebutuhan.

"Strategi kami untuk tahun depan adalah untuk memastikan kami terus terhubung dengan nasabah, meningkatkan proposisi nilai, dan memberikan pengalaman layanan serta produk yang relevan untuk mengatasi kondisi pasar yang menantang," ucap Cristina saat ditanyai Jawa Pos, setelah peluncuran Saving Weeks di kantornya, Senin (2/11).

UOB Indonesia memiliki berbagai produk perbankan, seperti kredit cash plus (cash loan), produk tabungan, wealth management, hingga housing loan. Dia menekankan, bank tidak hanya fokus pada satu produk saja. Melainkan berusaha menyediakan berbagai solusi komprehensif yang bisa menjawab kebutuhan finansial nasabah.

Meski pasar menghadapi berbagai tantangan, UOB Indonesia berkomitmen untuk terus tumbuh. "Pendanaan kami cukup kuat dan stabil, namun kami tetap berencana untuk terus berkembang melalui pendanaan yang berasal dari CASA (Current Account Saving Account), deposito, dan tabungan," ujarnya.

Cristina mematok target ambisius untuk bisnis consumer banking. Meski, dia enggan merinci angka spesifik. "Saya mengatakan peningkatan double digit yang agresif. Jadi, jika itu agresif, maka harus tinggi," tandasnya.

Data CEIC3 menunjukkan total simpanan masyarakat Indonesia mencapai USD 528,7 miliar per September 2024. Meningkat dari USD 487,8 miliar pada September tahun lalu.

Editor: Estu Suryowati

Tag:  #kenaikan #upah #bikin #bisnis #konsumer #bank #tumbuh #positif #tahun #depan

KOMENTAR