Tugu Insurance Catat Pendapatan Premi Rp 6,8 Triliun, Asuransi Umum Raup Total Premi Rp 79,6 Triliun
- Pendapatan premi industri asuransi umum tumbuh double digit. Ditopang bisnis asuransi properti, kendaraan, dan kredit. Begitu pula, PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance) yang mencatatkan total premi bruto secara konsolidasian Rp 6,8 triliun, meningkat 26 persen year-on-year (YoY) di September 2024.
Presiden Direktur Tugu Insurance Tatang Nurhidayat menyatakan, kontribusi utama premi didominasi oleh produksi class of business (CoB) fire and property, engineering, dan marine hull. Pendapatan premi neto juga mengalami peningkatan sebesar 20 persen menjadi Rp 2,8 triliun hingga kuartal III 2024. Alhasil, mengerek pendapatan perusahaan 23 persen YoY senilai Rp 1,6 triliun.
Pertumbuhan kinerja keuangan itu didorong oleh peningkatan underwriting result sebesar Rp 725 miliar dan pendapatan operasional lainnya senilai Rp 420 miliar di September 2024. Sejalan dengan strategi Tugu Insurance yang fokus pada lima aspek: growth of business, corporate action by reinvestment, asset transformation, people transformation, serta process transformation and risk management.
"Dalam pengembangan bisnis, Tugu Insurance terus berupaya untuk menyediakan layanan asuransi dan penetrasi pasar ke segmen yang lebih luas. Serta melakukan inovasi produk dan jalur distribusi yang lebih efektif. Perusahaan juga terus membangun dan mengembangkan bisnis non-captive, serta melakukan ekspansi pada bisnis reasuransi," beber Tatang dalam public expose di kantornya, Rabu (4/12).
Meski, laba tahun berjalan mengalami penurunan 48 persen secara tahunan. Dikarekanan adanya pendapatan lain-lain atas hasil penyelesaian kasus litigasi dengan Citibank di 2023 sebesar Rp 1,1 triliun (Rp 867,8 miliar setelah pajak dan beban lainnya).
Tanpa memperhitungkan one-off gain dari kasus Citibank, core profit Tugu Insurance dari operasional tetap mengalami pertumbuhan yang signifikan mencapai 120 persen YoY menjadi Rp 592 miliar.
Tatang mengatakan, Tugu Insurance melakukan pengembangan bisnis di segmen non-captive. Untuk bisnis BUMN yang mencatatkan premi bruto Rp 1,3 triliun, melesat 107 persen YoY di September2024. Sedangkan, premi bruto non-captive bisnis lainnya tumbuh 15 persen YoY sebesar Rp 4,1 triliun.
"Untuk captive bisnis Pertamina Group, premi bruto tercatat sebesar Rp 1,4 triliun atau adanya peningkatan 15 persen secara year-on-year pada September 2024," ungkapnya.
Tatang menekankan, risk based capital (RBC) perusahaan di level 483 persen. Masih jauh di atas ketentuan minimal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 120 persen. Sedangkan, RBC rata-rata industri asuransi umum dan reasuransi berada di level 330 persen.
Wakil Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) bidang Statistik dan Riset Trinita Situmeang menuturkan, pertumbuhan premi industri asuransi umum mencapai 14,5 persen YoY senilai Rp 79,6 triliun pada trwulan III 2024. Lebih rinci, asuransi properti meraup premi sebesar Rp 23,48 triliun dengan porsi 29,3 persen terhadap total pendapatan premi industri. Untuk asuransi kendaraan memperoleh premi Rp 14,69 triliun atau sebanyak 18,6 persen dari total premi.
"Sementara asuransi kredit membukukan premi sebesar Rp 12,26 triliun dengan porsi 15,6 persen terhadap total premi," ucap Trinita di kantornya, Selasa (3/12).
Sementara itu, pembayaran klaim asuransi industri umum mencapai Rp 33,38 triliun. Meningkat 18,5 persen dibandingkan periode sama pada tahun sebelumnya Rp 28,18 triliun. Penyumbang klaim terbesar berasal dari asuransi kredit dengan nilai Rp 10,49 triliun atau meningkat 44,2 persen.
Meski demikian, AAUI menyampaikan lima usaha asuransi yang terkontraksi perolehan preminya. "Diantaranya adalah, asuransi rekayasa, asuransi liability, asuransi kecelakaan diri, suretyship, dan energy off shore," beber Trinita.
Asuransi harta benda dan asuransi kendaraan bermotor, lanjut dia, mendominasi pangsa pasar yang menjadi penyumbang utama dari perolehan premi keseluruhan. Kedua lini usaha ini membukukan premi dengan proporsi 47,9 persen dari semua lini usaha. Kemudian disusul, asuransi kredit dan asuransi kesehatan dengan proposi masing-masing 15,6 persen dan 8,8 persen.
Tag: #tugu #insurance #catat #pendapatan #premi #triliun #asuransi #umum #raup #total #premi #triliun