Mandiri BFN Fest 2025 Dibuka: Industri Fintech Bidik Kepercayaan Publik dan Inklusi Keuangan
- Mandiri BFN Fest 2025 dibuka untuk memperkuat kepercayaan publik dan inklusi keuangan, melibatkan AFTECH, Bank Mandiri, dan Privy.
- Festival dua hari ini menghadirkan lebih dari 90 kegiatan literasi, membuka 160 lowongan kerja, serta melibatkan 100 narasumber dari 26 negara.
- OJK menekankan perlunya menjaga kepercayaan publik dan konsumen di tengah meningkatnya kejahatan digital yang merugikan triliunan rupiah.
Mandiri BFN Fest 2025 resmi dibuka dan menjadi panggung utama bagi industri fintech nasional untuk memperkuat kepercayaan publik sekaligus mendorong inklusi keuangan.
Acara ini menjadi rangkaian puncak Bulan Fintech Nasional (BFN) yang digelar Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) bersama Bank Mandiri dan Privy, dengan dukungan Bank Indonesia, OJK, serta belasan kementerian dan lembaga.
Tahun ini, BFN menghadirkan rangkaian program lebih besar dibanding sebelumnya.
Total 90 kontributor dan 90 mitra asosiasi, termasuk organisasi internasional, terlibat menghadirkan lebih dari 90 kegiatan literasi dan penguatan integritas industri.
Lebih dari 160 peluang kerja juga dibuka bagi masyarakat sebagai bagian dari perluasan ekosistem digital.
Selama dua hari, festival ini menggelar conference, expo, networking session seperti Jakarta Fintech Connect, hingga Digital x Real Sector Clinic.
Penyelenggara menargetkan lebih dari 5.000 pengunjung, dengan hampir 100 narasumber dari 26 negara.
Ketua Umum AFTECH, Pandu Sjahrir, menegaskan, BFN Fest 2025 menjadi momentum penting penguatan ekosistem fintech Indonesia setelah rangkaian dialog strategis dalam FEKDI dan IFSE 2025 pada November lalu.
Ia menyebut, industri kini semakin selaras dengan arahan regulator untuk memperluas literasi masyarakat serta memperkuat fondasi ekonomi digital.
“Fintech bukan hanya soal inovasi, tetapi bagaimana inovasi tersebut memberi manfaat nyata bagi masyarakat dan sektor riil. Mandiri BFN Fest menjadi ruang kolaborasi terbesar untuk memperluas edukasi, meningkatkan kepercayaan publik, serta memastikan layanan fintech berkembang secara aman, bertanggung jawab, dan berdampak bagi ekonomi,” ungkap Pandu.
Ia juga menyampaikan apresiasi terhadap OJK, Bank Indonesia, Bank Mandiri, serta seluruh mitra internasional dan lokal yang terlibat.
“Kolaborasi lintas sektor ini menjadi fondasi untuk memperluas akses layanan keuangan yang lebih murah, tepat guna dan aman, serta memastikan inovasi fintech memberikan manfaat nyata bagi masyarakat dan sektor riil. Bersama, kita bangun ekonomi digital Indonesia yang lebih inklusif, aman, dan berkelanjutan,” tegasnya.
Bank Mandiri, sebagai mitra utama, memandang BFN Fest sebagai kesempatan memperkuat sinergi sektor perbankan, regulator, dan pelaku fintech.
Corporate Secretary Bank Mandiri, Adhika Vista, mengatakan, pihaknya ingin mempercepat pemanfaatan layanan keuangan digital yang aman dan inklusif, sekaligus memperluas literasi masyarakat.
Bank berkode emiten BMRI itu juga melihat festival ini sebagai momentum penegasan komitmen terhadap pengembangan ekosistem digital produktif.
Melalui teknologi yang terus diperkuat dan jaringan layanan terintegrasi, Bank Mandiri menyoroti pentingnya digitalisasi UMKM, pembiayaan produktif, serta inovasi pembayaran.
PerbesarMandiri BFN Fest 2025 resmi dibuka, Jakarta, Rabu (10/12/2025). [Suara.com/Fakhri]“Bank Mandiri bangga dapat menjadi bagian dari BFN Fest tahun ini. Kami meyakini BFN Fest sebagai momentum memperkuat kolaborasi lintas sektor untuk menghadirkan nilai tambah kepada masyarakat", katanya.
Dia menambahkan, dengan ekosistem yang semakin terintegrasi, kami berharap festival ini melahirkan lebih banyak kerja sama yang mendorong pertumbuhan ekonomi, digitalisasi UMKM, perluasan lapangan kerja baru dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Di sisi lain, OJK menekankan pentingnya perlindungan konsumen dalam penguatan ekosistem digital.
Deputi Komisioner Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan dan Perlindungan Konsumen OJK, Rizal Ramadhani, menyebut isu keamanan kini semakin mendesak seiring meningkatnya kejahatan digital.
Hingga November 2025, Anti-Scam Center mencatat lebih dari 370 ribu laporan dengan potensi kerugian Rp8,2 triliun.
Rizal menilai percepatan inovasi digital harus selalu dibarengi upaya menjaga kepercayaan publik.
“Dan terakhir, yang sangat penting adalah sinergi dan kolaborasi, baik antar otoritas, kementerian/lembaga, maupun antara sektor publik dan privat. Jadi kita bersama-sama melakukan sinergi sehingga kita bisa melakukan menangkal efek yang tidak baik untuk perlindungan konsumen,” tutup Rizal.
Digelar pada 10–11 Desember 2025, Mandiri BFN Fest mempertemukan regulator, pelaku industri, investor, akademisi, hingga konsumen untuk merumuskan arah masa depan fintech nasional.
Tag: #mandiri #fest #2025 #dibuka #industri #fintech #bidik #kepercayaan #publik #inklusi #keuangan