Membuka Jalur Baru, Saatnya Asia Menyeimbangkan Pertumbuhan Ekonomi dengan Ambisi Hijau
(Baris pertama dari kiri) Yasmin, Wong, Chang, Chan, dan Wang berpose bersama para peserta Asia ESG Summit 2025 perdana. Tampak memperhatikan, Ng (baris kedua, kelima dari kiri).(Dok. AZMAN GHANI/The Star)
14:40
19 November 2025

Membuka Jalur Baru, Saatnya Asia Menyeimbangkan Pertumbuhan Ekonomi dengan Ambisi Hijau

– Asia perlu menyeimbangkan antara pembangunan ekonomi dan ambisi hijau agar dapat mencapai pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan.

Keberlanjutan sendiri tidak lagi dipandang sebagai tujuan akhir, tetapi ukuran kemajuan suatu bangsa.

Dalam pidato utamanya di Asia ESG Summit 2025 bertajuk “Navigating the Path to Net-Zero: Overcoming Resource Limitations and Rising Environmental Standards in Asia to Balance Global Sustainability Targets with Local Economic Realities”, Menteri Sains, Teknologi, dan Inovasi Malaysia (Mosti) Chang Lih Kang mengatakan, agenda keberlanjutan global kini bergerak semakin cepat seiring dengan penerapan standar lingkungan yang semakin ketat di berbagai negara.

“Pelaporan environmental, social, and governance (ESG) kini menjadi hal yang wajib dan para investor menuntut transparansi serta akuntabilitas yang lebih besar. Meskipun tren ini menaikkan standar bagi semua organisasi, hal ini juga membuka peluang besar bagi Asia,” ujar Chang dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (12/11/2025).

Dengan menanamkan prinsip keberlanjutan di inti strategi bisnis, imbuh Chang, Asia dapat membuka jalur baru menuju ekonomi hijau.

Untuk menavigasi perjalanan menuju emisi nol bersih sambil menjaga pertumbuhan ekonomi, setiap pihak harus bertindak strategis, inklusif, dan berpijak pada realitas lokal.

Oleh karena itu, Chang menegaskan bahwa target-target global harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan di tingkat lokal.

Menurutnya, penyesuaian itu perlu didukung dengan pemberdayaan sains, teknologi, dan inovasi (STI) guna membuka peluang baru di bidang energi terbarukan, pengembangan material ramah lingkungan, serta inovasi digital.

Chang melanjutkan, kolaborasi antara sektor publik dan swasta juga perlu diperkuat melalui kebijakan dan arahan yang jelas dari pemerintah serta kelincahan dan kreativitas dari pihak swasta.

Kementerian yang ia pimpin terus menjalin kerja sama dengan investor, lembaga riset, dan pelaku usaha di kawasan ASEAN untuk menerapkan berbagai solusi berkelanjutan.

Ia juga menekankan bahwa transisi menuju ekonomi hijau harus berlangsung secara adil dan inklusif agar manfaat keberlanjutan dapat dirasakan oleh semua kalangan, mulai dari pelaku usaha di perdesaan hingga tenaga profesional di perkotaan.

“Tidak ada warga Malaysia yang boleh tertinggal ketika kita membangun ekonomi hijau berbasis pengetahuan. Malaysia juga tetap sejalan dengan agenda bersama ASEAN untuk memajukan keberlanjutan dan inovasi di kawasan ini,” ucap Chang.

Melalui platform seperti Asia ESG Summit, Malaysia dapat bertukar pengalaman, mempercepat inisiatif regional, dan memperkuat kerja sama dalam bidang energi bersih, ketahanan iklim, serta sistem ekonomi sirkular.

Group Chief Executive Officer Star Media Group (SMG) Chan Seng Fatt menjelaskan bahwa penyelenggaraan Asia ESG Summit pertama mencerminkan kepercayaan yang diberikan kepada perusahaan untuk memimpin inisiatif regional dan mendorong dialog serta kolaborasi yang bermakna dalam isu keberlanjutan.

Menurutnya, acara ini tidak sekadar menjadi ajang yang mempertemukan pembuat kebijakan, pemimpin korporasi, dan penggerak perubahan di satu tempat, tetapi juga wadah untuk membangun ekosistem yang mampu menumbuhkan kemitraan, mendorong inovasi, serta menghadirkan dampak positif jangka panjang.

“Konferensi ini merupakan perpanjangan KTT ASEAN 2025 dengan tema ‘Inclusivity and Sustainability’ yang sejalan dengan prinsip dan agenda ESG kami. Waktu penyelenggaraan ini sangat tepat untuk berkolaborasi dengan para pemimpin industri dalam mempercepat implementasi dan penerapan prinsip ESG,” katanya.

Keberlanjutan sebagai inti

Dalam pernyataannya, Kepala Pemasaran dan Penjualan Sime Darby Property Datuk Lai Shu Wei menuturkan bahwa keberlanjutan bukanlah agenda tambahan, melainkan inti dari cara perusahaan merencanakan, mengambil keputusan, dan beroperasi.

(Dari kiri) Shivakumar, Ng, Wong, Chang, Chan, Wang, Wiberg, dan Yasmin dalam foto bersama di summit tersebut.Dok. SIA HONG KIAU/The Star (Dari kiri) Shivakumar, Ng, Wong, Chang, Chan, Wang, Wiberg, dan Yasmin dalam foto bersama di summit tersebut.

Ia menyebut, sebagai pengembang, peran mereka adalah membentuk komunitas tangguh yang hidup berdampingan dengan alam sekaligus mendorong kesejahteraan sosial dan ekonomi.

Adapun kemitraan dalam inisiatif Asia ESG Positive Impact Consortium (A-EPIC) seperti Asia ESG Summit mencerminkan komitmen tersebut.

“Inisiatif ini menciptakan platform untuk bertukar gagasan dan mempercepat adopsi ESG secara praktis di berbagai industri. Dipandu oleh ‘tujuan menjadi pengganda nilai’ bagi manusia, bisnis, ekonomi, dan planet, kami fokus pada tindakan yang dapat diukur dan dipertanggungjawabkan,” ujarnya.

Lai menambahkan, inisiatif tersebut menciptakan wadah untuk bertukar ide dan mempercepat penerapan ESG secara praktis di berbagai industri.

Dengan berpegang pada tujuan sebagai value multiplier bagi manusia, bisnis, ekonomi, dan planet, perusahaan dapat berfokus pada tindakan yang terukur dan bisa dipertanggungjawabkan agar perubahan terjadi nyata di lapangan.

Sejalan dengan dorongan itu, peran media besar dinilai kian penting dalam memimpin percakapan ESG di Indonesia dan kawasan Asia.

Wakil Presiden Keberlanjutan KG Media Wisnu Nugroho menegaskan bahwa keberlanjutan bukan agenda abstrak, melainkan bagian dari kehidupan sehari-hari.

Saat ini, desa-desa di pesisir menghadapi kenaikan permukaan laut, petani menghadapi musim yang tidak menentu, dan kota-kota menghirup udara berbahaya.

Media besar seperti KG Media memiliki kepercayaan publik, jangkauan luas, dan kemampuan untuk menggerakkan masyarakat.

“Itu membuat kami memiliki tanggung jawab untuk menerjemahkan ESG dari istilah teknis menjadi budaya yang berakar pada gotong royong, nilai budaya, dan tanggung jawab lintas generasi, serta menggunakan jurnalisme data untuk mengungkap praktik greenwashing dan menyoroti solusi nyata,” ujarnya.

Sementara itu, Chief Operating Officer Philippine Daily Inquirer Rudyard Arbolado menyoroti warisan kuat perusahaan media mereka, yakni “Balanced News, Fearless Views”, yang kini diterjemahkan ke dalam ruang lingkup ESG.

Komitmen itu diwujudkan melalui pelaporan yang ketat dan berbasis data agar tidak berhenti pada narasi permukaan, tetapi menelaah tantangan nyata serta pencapaian konkret dari upaya keberlanjutan korporasi.

“Kami memastikan institusi tetap akuntabel terhadap transparansi serta dampak sosial dan lingkungannya,” kata Rudyard.

Salah satu agenda utama konferensi adalah diskusi panel bertajuk “Leadership Dialogue” dengan tema “Navigating the Trans-Border Economic Climate Collaboration, Lessons from Asia’s Leaders”.

Diskusi ini menghadirkan Duta Besar Filipina untuk Malaysia Maria Angela A Ponce, Penasihat Iklim Regional Komisi Tinggi Australia Ashley Brosnan, serta Direktur Eksekutif United Nations Global Compact Network Malaysia & Brunei Faroze Nadar.

Sesi tersebut dimoderatori oleh pendiri dan CEO Stellar SparX International sekaligus Wakil Ketua Kamar Dagang Malaysia dan Selandia Baru Esther Yap.

Pada kesempatan yang sama, General Manager Sustainability Sime Darby Property Dr Yasmin Rasyid menyampaikan presentasi berjudul “Fostering Resilient Communities, The Sime Darby Property Approach.”

Asia ESG Summit 2025 yang mengusung tema “Future-Ready Asia, Driving Sustainable Impact” menjadi wadah bagi para pemimpin pemikiran dan pengambil keputusan untuk membentuk masa depan berkelanjutan di kawasan.

Bergabung bersama Sime Darby Property di Championing Urban Biodiversity.Dok. Sime Darby Property Bergabung bersama Sime Darby Property di Championing Urban Biodiversity.

Konferensi ini diselenggarakan oleh SMG dengan Sime Darby Property sebagai Urban Biodiversity Partner dan berlangsung pada Rabu (5/11/2025) hingga Jumat (7/11/2025) di Sunway Resort Hotel.

Acara ini juga menjadi konferensi perdana A-EPIC, sebuah inisiatif yang dipimpin oleh SMG, KG Media, dan Inquirer Group of Companies, yang mencerminkan komitmen bersama para pemimpin media mendorong kemajuan berkelanjutan di Asia.

Turut hadir dalam acara tersebut Ketua SMG Tan Sri Wong Foon Meng, Chief Operating Officer Lydia Wang, Chief Content Officer Datin Paduka Esther Ng, Wakil Duta Besar Singapura Shivakumar Nair, serta Duta Besar Swedia Lars Niklas Wiberg.

Tag:  #membuka #jalur #baru #saatnya #asia #menyeimbangkan #pertumbuhan #ekonomi #dengan #ambisi #hijau

KOMENTAR