Pasokan Emas Seret, Laba Hartadinata Malah Naik 136 Persen
Ilustrasi emas batangan.(DOK. Shutterstock.)
14:36
13 November 2025

Pasokan Emas Seret, Laba Hartadinata Malah Naik 136 Persen

-Ketika pasokan emas nasional terganggu akibat insiden di tambang Grasberg milik PT Freeport Indonesia, kinerja PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA) justru melesat tajam.

Emiten perhiasan emas ini mencetak laba bersih Rp 227,2 miliar pada kuartal III-2025, naik 136 persen dibanding periode sama tahun lalu.

Sepanjang sembilan bulan pertama 2025, laba bersih HRTA mencapai Rp 575,8 miliar, tumbuh 90,7 persen secara tahunan. Angka ini sudah menembus 91,8 persen dari target analis untuk satu tahun penuh.

“Laba bersih kuartal III-2025 meningkat tajam menjadi Rp 227,2 miliar, atau naik 14,3 persen secara kuartalan dan 136 persen secara tahunan,” ujar Analis Teknikal MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, Kamis (13/11/2025).

Kenaikan kinerja ini terjadi di tengah guncangan pasokan emas nasional. Tambang Grasberg di Papua, yang menyumbang 70 persen produksi emas Freeport Indonesia, mengalami gangguan operasional.

Padahal, tambang tersebut selama satu dekade terakhir menyumbang rata-rata 51,4 persen dari total produksi emas Indonesia.

Gangguan di Grasberg diperkirakan menekan suplai emas hingga semester I-2026. Namun HRTA tidak terlalu terdampak karena memiliki rantai pasok yang lebih beragam.

“Tambang Grasberg menyumbang sekitar 70 persen produksi emas PTFI, sementara kontribusinya terhadap total produksi emas nasional mencapai 51,4 persen,” kata Herditya.

Berbeda dengan perusahaan tambang, HRTA memperoleh bahan baku dari jaringan grosir dan ritel melalui emas scrap dan emas batangan.

Perusahaan juga bekerja sama dengan penambang lokal seperti PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dan PT United Tractors Tbk (UNTR).

Model pasokan yang terdiversifikasi membuat HRTA tetap lincah beroperasi meski pasokan nasional terganggu.

Melihat kekuatan itu, analis mempertahankan rekomendasi BUY dengan target harga Rp 1.800 per saham, naik dari proyeksi sebelumnya. Valuasi tersebut mencerminkan price-to-earnings (PE) 9,4 kali dan price-to-book value (PBV) 2,3 kali untuk tahun buku 2026.

Segmen grosir dan pegadaian juga menjadi keunggulan HRTA. Sistem ini memungkinkan perusahaan mendaur ulang emas menjadi persediaan dan kas, menjaga likuiditas tetap kuat saat banyak pemain lain tertekan.

“Segmen bisnis grosir dan pegadaian memberikan keunggulan likuiditas bagi HRTA karena memungkinkan perusahaan mendaur ulang emas menjadi persediaan dan kas secara efisien,” ujar Herditya.

Tag:  #pasokan #emas #seret #laba #hartadinata #malah #naik #persen

KOMENTAR