Tren Rumah Vertikal Dorong Lonjakan Permintaan Lift Residensial di Indonesia
- Tren hunian vertikal kini tak lagi identik dengan apartemen atau gedung pencakar langit. Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan terhadap lift rumah (home lift) di Indonesia justru melonjak tajam, seiring perubahan gaya hidup masyarakat urban dan desain rumah yang semakin menjulang ke atas.
Fenomena ini terungkap dari hasil riset pasar yang dilakukan Shanghai Mitsubishi Elevator Co. Ltd., yang mencatat bahwa instalasi lift untuk hunian pribadi menjadi segmen dengan permintaan tertinggi di Indonesia.
"Lift rumah kini menjadi kebutuhan, bukan lagi kemewahan," ujar Wang Xingqi, Vice President Shanghai Mitsubishi Elevator, ditemui JawaPos.com di Indonesia Lift Expo 2025 di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Rabu (5/11).
Menurut Wang, tren arsitektur rumah di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, hingga Medan kini lebih banyak menonjolkan konsep vertikal karena keterbatasan lahan. Desain rumah bertingkat dua hingga empat lantai mendorong kebutuhan akses vertikal yang lebih praktis, aman, dan ramah untuk semua usia.
"Riset kami menunjukkan permintaan tertinggi datang dari rumah pribadi, bukan gedung tinggi," katanya.
Kebutuhan akan efisiensi ruang dan kenyamanan keluarga turut mempengaruhi desain produk. Shanghai Mitsubishi kini mengembangkan lift berdesain ramping dan hemat energi, menyesuaikan ukuran rumah-rumah modern di Indonesia yang cenderung tidak terlalu luas.
Selain itu, teknologi efisiensi listrik dan sistem keamanan berlapis menjadi nilai tambah yang membuat produk ini diminati kalangan menengah ke atas.
Hingga November 2025, Shanghai Mitsubishi mencatat penjualan sekitar 4.000 unit lift di Indonesia, meningkat 30 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Perusahaan menargetkan pertumbuhan tambahan sekitar 10 persen setiap tahunnya.
Distributor resmi Shanghai Mitsubishi di Indonesia, PT Wahana Indah Selaras Eltraeska (PT WISE), juga mencatat lonjakan penjualan signifikan.
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Direktur PT WISE, Samuel Handoyo, mengungkapkan pihaknya menjual lebih dari 100 unit lift hingga November 2025, tumbuh sekitar 300 persen dibanding tahun sebelumnya.
“Sejak kami mulai menjual di 1993, total penjualan sudah lebih dari dua ribu unit, dan yang paling banyak memang dari segmen rumah pribadi,” kata Samuel.
Selain rumah tinggal, permintaan juga datang dari ruko (rumah toko) yang banyak dibangun di kawasan urban. Namun, lemahnya pembangunan apartemen baru dalam dua tahun terakhir membuat pasar lift residensial justru tumbuh lebih cepat.
"Sekarang proyek apartemen baru hampir tidak ada, jadi penjualan banyak datang dari rumah pribadi dan ruko," ujarnya.
Meski permintaan tinggi, pasar lift Indonesia kini dihadapkan pada kompetisi yang kian sengit. Produk-produk asal Tiongkok terus membanjiri pasar dengan harga lebih terjangkau. Namun, Samuel menegaskan Shanghai Mitsubishi tetap unggul dari sisi kualitas dan keamanan.
"Produk ini sudah puluhan tahun di Indonesia, dan punya reputasi kuat soal keamanan. Hampir tidak pernah ada laporan kecelakaan atau gangguan serius," tegasnya.
Untuk memperkuat kehadirannya, PT WISE meluncurkan program garansi perpanjangan (Extended Warranty) hingga 10 tahun atau 120 bulan bagi pengguna Shanghai Mitsubishi Elevator. Langkah ini diumumkan dalam ajang Indonesia Lift Expo 2025 sebagai bentuk komitmen terhadap kepuasan pelanggan.
"Sebelumnya garansi hanya 18 bulan, kini diperpanjang menjadi 10 tahun karena kami yakin dengan kualitas produk dari prinsipal," ujar Samuel.
Dengan semakin banyaknya hunian bertingkat dan keterbatasan lahan di perkotaan, tren penggunaan lift rumah tampaknya akan terus meningkat dalam beberapa tahun mendatang, menjadikan industri elevator residensial sebagai sektor baru yang menjanjikan di dunia properti Indonesia.
Tag: #tren #rumah #vertikal #dorong #lonjakan #permintaan #lift #residensial #indonesia