BEI Bidik Laba Bersih Naik 18,02 Persen Tahun Depan, Target Pendapatan Jadi Rp 1,94 Triliun
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memproyeksikan laba bersih pada 2026 menjadi Rp 300,81 miliar.
Proyeksi tersebut tumbuh 18,02 persen secara tahunan dibandingkan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2025-revisi sebesar Rp 254,9 miliar.
Target ini tercantum dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2025-revisi yang telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) 2025.
Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan, jumlah pendapatan BEI diproyeksikan menjadi Rp 1,94 triliun hingga akhir 2026.
Jumlah itu naik 9,54 persen secara tahunan dibandingkan RKAT 2025-Revisi sebesar Rp 1,77 triliun.
"Terhadap seluruh proyeksi keuangan tersebut, cost to income ratio perseroan adalah 80,5 persen atau sedikit lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata sejak 2015," kata dia dalam konferensi pers, Rabu (29/10/2025).
Ia menambahkan, perseroan juga telah memperhitungkan kecukupan belanja investasi pada 2026.
Hal itu tercermin dari total kas, setara kas, dan aset keuangan lainnya yang masih terjaga di atas Rp 3,41 triliun. Jumlah itu naik 8,62 persen dari RKAT 2025-Revisi.
Atas seluruh kegiatan perseroan tahun depan, proyeksi posisi total aset perseroan akan mencapai Rp 7,49 triliun dengan total ekuitas lebih dari Rp 6,41 triliun pada akhir 2026.
Lebih lanjut, Iman bilang, sejumlah pencapaian berhasil diraih oleh BEI selama 2025 dan merupakan kontribusi dari aktivitas pasar yang terus bertumbuh secara pesat.
Secara umum, RKAT 2026 disusun dengan mengacu kepada fase pertama dari Master Plan BEI 2026–2030, yaitu meningkatkan kesesuaian produk dengan pasar dan demokratisasi akses.
Iman menjabarkan, BEI akan berfokus dalam pengembangan sejumlah rencana kerja yang bertujuan untuk meningkatkan likuiditas perdagangan, meningkatkan pelindungan investor, penyediaan layanan data yang sesuai kebutuhan pelanggan, hingga penyempurnaan teknologi yang digunakan.
Hal tersebut tercermin dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada 24 Oktober 2025 pada level 8.271,722 atau meningkat sebesar 16,83 persen dari posisi 7.079,905 pada akhir 2024 yang lalu.
Nilai kapitalisasi pasar pada 24 Oktober 2025 tercatat Rp 15.234 triliun atau naik sebesar 23 persen dibandingkan posisi pada akhir tahun 2024 yang lalu sebesar Rp 12.336 triliun.
"IHSG pun mencapai rekor tertingginya, yaitu pada level 8.274,375 saat 23 Oktober 2025," imbuh dia.
Selain itu, kapitalisasi pasar juga turut memecahkan rekor titik tertingginya pada 10 Oktober 2025 yang lalu, yaitu sebesar Rp 15.559 triliun.
Sedangkan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) kini telah mencapai Rp 16,46 triliun, yang merupakan kenaikan 28 persen dari data pada Desember 2024 lalu sebesar Rp 12,85 triliun.
Kemudian, aktivitas perdagangan produk non-saham, yaitu right, warrant, structured warrant, Kontrak Investasi Kolektif (KIK), dan derivatif di BEI, sampai dengan 24 Oktober 2025 mencatatkan total nilai transaksi sebesar Rp 4,48 triliun.
Setelah SPPA Repo diluncurkan, rata-rata volume transaksi harian perdagangan surat utang melalui SPPA kini mencapai Rp 6 triliun. Sedangkan untuk kelas aset terbaru, yaitu unit karbon, telah mencapai Rp 27,9 miliar total transaksi sampai dengan 24 Oktober 2025.
Tag: #bidik #laba #bersih #naik #1802 #persen #tahun #depan #target #pendapatan #jadi #triliun