Bangun Pabrik Raksasa di China, Elon Musk Habiskan Uang Rp 9,1 Triliun
elon musk (Instagram @elonrmuskk)
08:30
25 Juni 2025

Bangun Pabrik Raksasa di China, Elon Musk Habiskan Uang Rp 9,1 Triliun

Elon Musk melalui perusahaannya yakni Tesla telah menandatangani kesepakatan pertamanya untuk membangun pembangkit listrik tenaga baterai skala besar. Pabrik ini akan berada di China meskipun terjadi perang dagang.

Dilansir CNBC Internasional, perusahaan AS itu mengunggah di layanan media sosial Tiongkok Weibo bahwa proyek itu akan menjadi yang terbesar dari jenisnya di Tiongkok saat selesai. Sistem penyimpanan energi baterai skala utilitas membantu jaringan listrik menjaga keseimbangan pasokan dan permintaan. 

Sistem itu semakin dibutuhkan untuk menjembatani ketidaksesuaian pasokan-permintaan yang disebabkan oleh sumber energi yang terputus-putus seperti tenaga surya dan angin. Outlet media Tiongkok Yicai pertama kali melaporkan bahwa kesepakatan senilai 556 juta dolar atau sekitar Rp9,1 triliun.

Kesepakatan itu telah ditandatangani oleh Tesla, pemerintah daerah Shanghai, dan perusahaan pembiayaan China Kangfu International Leasing, Tesla mengatakan pabrik baterainya di Shanghai telah memproduksi lebih dari 100 Megapack baterai yang dirancang untuk penggunaan skala utilitas pada kuartal pertama tahun ini. 

Satu Megapack dapat menyediakan daya hingga 1 megawatt selama empat jam.

"Pembangkit listrik penyimpanan energi di sisi jaringan adalah 'pengatur cerdas' untuk listrik perkotaan, yang dapat menyesuaikan sumber daya jaringan secara fleksibel. Ini akan "secara efektif mengatasi tekanan pasokan listrik perkotaan dan memastikan permintaan listrik yang aman, stabil, dan efisien di kota," katanya.

Menurut situs web perusahaan, setiap Megapack dijual seharga kurang dari juta dolar AS di Amerika. Namun, harga untuk Tiongkok belum tersedia.

"Setelah selesai, proyek ini diharapkan menjadi proyek penyimpanan energi di sisi jaringan terbesar di Tiongkok," tambahnya.

Kesepakatan ini penting bagi Tesla, karena CATL Tiongkok dan produsen mobil BYD bersaing dengan produk serupa. Kedua perusahaan Tiongkok tersebut telah membuat terobosan signifikan dalam pengembangan dan pembuatan baterai, dengan yang pertama menguasai sekitar 40% pangsa pasar global. 

CATL juga diharapkan untuk memasok sel dan paket baterai yang digunakan dalam Megapack Tesla. Kesepakatan Tesla dengan otoritas lokal Tiongkok juga signifikan karena terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengenakan tarif impor dari Tiongkok, yang membuat hubungan geopolitik antara dua ekonomi terbesar di dunia menjadi tegang.

Kepala Eksekutif Tesla Elon Musk juga merupakan sekutu dekat Trump selama tahap awal perang dagang, yang semakin memperumit prospek bisnis bagi produsen mobil AS di Tiongkok.

Namun, permintaan untuk pemasangan baterai skala jaringan cukup signifikan di Tiongkok. Pada bulan Mei tahun lalu, Beijing menetapkan target baru untuk menambah hampir 5 gigawatt pasokan listrik bertenaga baterai pada akhir tahun 2025, sehingga total kapasitas menjadi 40 gigawatt.

Tesla juga telah mengekspor Megapack-nya ke Eropa dan Asia dari pabriknya di Shanghai untuk memenuhi permintaan global. Kapasitas untuk sistem penyimpanan energi baterai global naik 42 gigawatt pada tahun 2023, hampir dua kali lipat total peningkatan kapasitas yang diamati pada tahun sebelumnya, menurut Badan Energi Internasional.

Sebagai informasi, Laba bersih Tesla pada kuartal pertama tahun 2025 turun hingga 71 persen dibandingkan dengan kurun yang sama tahun lalu menurut laporan keuangan perusahaan yang dirilis pada Selasa (22/4).

Menurut siaran TechCrunch pada pada Selasa (22/4), perusahaan milik Elon Musk itu membukukan laba bersih 409 juta dolar AS dari total pendapatan 19,3 miliar dolar AS setelah mengirimkan hampir 337.000 kendaraan elektrik pada kuartal pertama 2025.

Dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2024, laba bersih perusahaan selama kuartal pertama 2025 turun 71 persen. Kuartal pertama 2025 merupakan periode terburuk dalam hal pengiriman kendaraan bagi Tesla dalam dua tahun terakhir.

Pendapatan Tesla selama periode itu ditopang oleh penjualan kredit pajak nol emisi senilai 595 juta dolar AS. Laporan pendapatan perusahaan menyebutkan bahwa tanpa dukungan tersebut perusahaan akan membukukan kerugian. Walaupun laba bersihnya turun, harga saham Tesla naik dalam perdagangan setelah jam bursa.

Tesla memperingatkan para pemegang saham bahwa perang dagang bisa berdampak signifikan terhadap bisnisnya.

Tesla menyatakan bahwa perusahaan sedang mengambil langkah-langkah untuk menstabilkan bisnis dalam jangka menengah hingga panjang, dan tetap fokus menjaga kesehatan finansial perusahaan.

Namun, Tesla juga mengingatkan investor bahwa belum ada jaminan angka penjualan kendaraannya tumbuh tahun ini.

Editor: Iwan Supriyatna

Tag:  #bangun #pabrik #raksasa #china #elon #musk #habiskan #uang #triliun

KOMENTAR