Harga Bitcoin Tersandung Inflasi AS, Sentimen Positif China Tak Cukup Angkat Pasar
Ilustrasi aset kripto Bitcoin.(Unsplash/kanchanara)
07:04
13 Juni 2025

Harga Bitcoin Tersandung Inflasi AS, Sentimen Positif China Tak Cukup Angkat Pasar

Pasar aset kripto global, termasuk Bitcoin, masih tertekan meski sempat didukung kabar membaiknya hubungan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Data inflasi terbaru AS membuat harga Bitcoin kembali melemah, memicu kekhawatiran pelaku pasar terkait penundaan pemangkasan suku bunga acuan The Fed.

Harga Bitcoin sempat menyentuh level 108.000 dollar AS atau sekitar Rp 1,78 miliar (kurs Rp 16.500) pada Kamis (12/6/2025), sebelum akhirnya melemah ke kisaran 107.594 dollar AS atau Rp 1,77 miliar. Pelemahan ini terjadi setelah rilis data Indeks Harga Konsumen (CPI) AS bulan Mei 2025 yang naik menjadi 2,4 persen secara tahunan.

“Kenaikan inflasi ini memicu spekulasi bahwa The Fed akan menunda rencana pemangkasan suku bunga, sehingga menekan sentimen pasar kripto secara keseluruhan,” ujar Fyqieh Fachrur, Analis Tokocrypto, dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (13/6/2025).

Padahal, sebelumnya pasar sempat merespons positif kabar kesepakatan dagang antara AS dan China yang berhasil memulihkan gencatan senjata perdagangan setelah dua bulan ketegangan tarif.

Kabar ini sempat mengerek harga Bitcoin ke kisaran 110.000 dollar AS atau Rp 1,82 miliar dan memicu kenaikan altcoin seperti Ethereum yang mendekati level 3.000 dollar AS atau Rp 49,5 juta.

Namun, optimisme tersebut berbalik arah usai data inflasi diumumkan. Meski turun sekitar 2,3 persen dalam 24 jam terakhir, Fyqieh menilai tekanan jual besar-besaran belum terjadi.

“Meski terjadi koreksi, posisi Bitcoin saat ini masih berada jauh di atas rata-rata pergerakan kunci. Ini menjadi indikator bahwa kekuatan tren jangka menengah hingga panjang masih terjaga,” jelas Fyqieh.

Ia menambahkan bahwa data on-chain menunjukkan arus keluar Bitcoin dari bursa masih tinggi. Ini menandakan investor memilih menyimpan asetnya dalam jangka panjang dibanding menjual di pasar.

“Tekanan beli inilah yang akan menjadi faktor penting dalam pemulihan harga. Selama Bitcoin mampu bertahan di atas support kuat 106.265 dollar AS atau Rp 1,75 miliar, peluang menuju 110.000 dollar AS masih terbuka,” ujarnya.

Meski demikian, risiko penurunan tetap ada apabila tekanan makroekonomi global kembali meningkat. Jika Bitcoin turun di bawah 106.265 dollar AS, harga bisa meluncur ke kisaran 105.000 dollar AS atau Rp 1,73 miliar dan membatalkan proyeksi bullish dalam jangka pendek.

 

Dari sisi makroekonomi, pelaku pasar saat ini memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga sebanyak dua kali pada 2025, dimulai pada rapat Federal Open Market Committee (FOMC) September mendatang. Data CME FedWatch menunjukkan peluang sebesar 57 persen bahwa suku bunga akan turun ke kisaran 4 persen–4,25 persen.

“Jika penurunan inflasi berlanjut dan The Fed mulai melonggarkan kebijakan moneternya, ini bisa menjadi katalis tambahan bagi pasar kripto, termasuk Bitcoin, untuk melanjutkan penguatan,” kata Fyqieh.

Di sisi lain, desakan politik juga muncul dari Presiden AS Donald Trump dan Wakil Presiden JD Vance yang meminta The Fed memangkas suku bunga acuan hingga 100 basis poin demi mengurangi beban bunga utang pemerintah.

Sementara itu, Tokocrypto sebagai salah satu platform kripto di Indonesia mengaku terus memperkuat keamanan ekosistem mereka untuk melindungi pengguna dari risiko kejahatan siber. Langkah ini dilakukan melalui sistem pengawasan real-time, autentikasi dua faktor (2FA), serta teknologi biometrik.

“Kami telah berkolaborasi dengan berbagai mitra untuk mencegah, melacak, dan menindak akun-akun yang terlibat dalam praktik jual-beli akun ilegal. Ini adalah bentuk komitmen kami dalam menjaga integritas dan keamanan ekosistem kripto,” ujar Head of Marketing Tokocrypto Calvin Ray di Jakarta, Kamis (12/6/2025).

Tokocrypto juga menggandeng mitra verifikasi identitas serta aparat penegak hukum untuk mencegah tindak kejahatan digital.

“Kami aktif mengkampanyekan literasi digital dan edukasi publik tentang bahaya penipuan daring, pentingnya menjaga data pribadi, serta cara mendeteksi informasi palsu. Dengan sinergi ini, industri kripto Indonesia diharapkan tumbuh sehat, aman, dan berkelanjutan,” pungkas Calvin.

Tag:  #harga #bitcoin #tersandung #inflasi #sentimen #positif #china #cukup #angkat #pasar

KOMENTAR