Libatkan Kepolisian Produksi Jagung Nasional Meroket 50 Persen, Indonesia Siap jadi Ekportir Global
Presiden Prabowo bersama Mentan Andi Amran Sulaiman dan Kapolri Listyo Sigit Prabowo melakukan panen raya jagung serentak di Kabupaten Bengkayang. (Humas Kementan)
09:18
8 Juni 2025

Libatkan Kepolisian Produksi Jagung Nasional Meroket 50 Persen, Indonesia Siap jadi Ekportir Global

 

- Dunia pertanian Indonesia sedang menuju kejayaannya. Setelah stok beras nasional mencapai 4 juta ton lebih, kini komoditas jagung juga menorehkan catatan penting. Pada kuartal pertama 2025, produksi jagung mengalami kenaikan 50 persen dibandingkan sebelumnya. 

Informasi dari Kementerian Pertanian (Kementan) yang bersumber dari BPS menyebutkan produksi jagung pipilan kering dengan kadar air 14 persen mencapai 9,45 juta ton pada periode Januari-Juli 2025 ini. Jumlah itu akan naik menjadi 11,08 ton di akhir Juli nanti. Melampaui catatan Januari-Juli 2024 yang hanya 8,51 juta ton.

Diantara upaya pemerintah menggenjot produksi jagung adalah melibatkan jajaran kepolisian di basah komando Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Di sejumlah daerah, aparat kepolisian turun ke lapangan untuk ikut menanam jagung. Keterlibatan kepolisian dalam menambah jagung itu mendapatkan pujian dari berbagai kalangan. Di antara dari R. Haidar Alwi, selaku pendiri Haidar Alwi Institute (HAI).

Dia mengatakan, peran Polri tersebut ditunjukkan melalui pengelolaan lahan untuk pertanian jagung. Dari 334.524,37 hektare lahan yang digarap, hasil panennnya diperkirakan mencapai 1,78 sampai 2,54 juta ton jagung.

"Presiden Prabowo beruntung memiliki jajaran seperti Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. Di bawah kepemimpinan beliau, Polri menunjukkan peran krusialnya dalam membantu mewujudkan visi-misi Prabowo-Gibran," jelas Haidar dalam keterangannya Minggu (8/6). Terutama terkait penegakan hukum, pemerataan ekonomi dan kesejahteraan serta swasembada pangan.

Dia menjelaskan bahwa dalam mencapai swasembada pangan khususnya jagung, Polri berperan dari hulu hingga ke hilir. Mulai dari edukasi, penyiapan lahan, pupuk dan alat-alat pertanian. Kemudian juga penyediaan bibit unggul, proses penanaman sampai panen, penampungan dan penyimpanan, distribusi, ekspor, hingga pengolahan hasil panen untuk pakan ternak.

Haidar mengatakan, keterlibatan polisi dalam menanam jagung tentu butuh tenaga ekstra. Karena tugas Polri secara konvensional melayani masyarakat, menjaga kamtibmas dan sebagai penegak hukum saja sudah berat.

Ditambah penyebaran kebencian terhadap Polri secara masif dan upaya delegitimasi melalui desakan pencopotan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo. "Meski tidak mudah, semua itu dijawab dengan prestasi dan pengabdian tanpa batas," jelas Haidar.

Untuk diketahui hasil panen jagung Polri pada panen raya kuartal II 2025 mengalami kenaikan signifikan dari 2 ton per hektare menjadi 9,3 ton per hektare. Dampaknya, pendapatan para petani juga meningkat tajam dari Rp 500 ribu per bulan menjadi Rp 4,5 juta per bulan.

Pertumbuhan produktivitas ini tidak terlepas dari penggunaan bibit unggul dan pupuk hasil riset Polri serta alat pertanian yang modern. Untuk menyimpan hasil panen, Polri bersama Bulog membangun 18 gudang yang ditargetkan selesai pada Agustus 2025. Mereka juga siap membeli hasil panen petani dengan harga Rp 5.500 per kilogram untuk menjawab tantangan surplus produksi yang ditaksir hingga 6 juta ton.

Sementara itu di sisi hilir, Polri menjalin kerjasama dengan perusahaan pakan ternak untuk mengelola hasil panen melalui 47 feedmills di 17 provinsi. Selain itu, dua pabrik baru di Maros (Sulsel) dan Lamongan (Jatim) juga dalam proses pembangunan, yang akan menjadi tempat pengolahan pakan ternak terbesar di Asia Tenggara.

Melalui kerja sama dengan pihak lain, dijalinlah kerjasama ekspor dengan perusahaan pengelola hasil pertanian di Malaysia. Kerja sama ekspor yang telah disepakati mencakup 20 ribu ton jagung secara bertahap.

Ekspor perdana sebanyak 1.200 ton dengan harga Rp 5.900 per kilogram diresmikan dan dilepas langsung oleh Presiden Prabowo. "Ini sebuah pendekatan kolaboratif-komprehensif yang melibatkan banyak pihak dan aspek yang relevan," katanya.

Ketahanan pangan mendukung terciptanya stabilitas keamanan dalam negeri. Sehingga pembangunan dapat berjalan optimal sesuai yang dicita-citakan.

Editor: Estu Suryowati

Tag:  #libatkan #kepolisian #produksi #jagung #nasional #meroket #persen #indonesia #siap #jadi #ekportir #global

KOMENTAR