



IHSG Naik 5,07 Persen Pasca Penundaan Tarif Trump, Rupiah Turut Menguat!
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat tajam pada perdagangan Kamis pagi, mencatat kenaikan 302,62 poin (5,07%) ke level 6.270,61. Penguatan ini turut didorong oleh kenaikan indeks LQ45 yang melonjak 44,78 poin (6,69%) ke posisi 714,15. Sementara itu, nilai tukar rupiah juga menguat 40 poin (0,24%) menjadi Rp16.833 per dolar AS dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp16.873.
Wall Street Bangkit, Pasar Respons Kebijakan Tarif Trump
Reli IHSG sejalan dengan pemulihan pasar saham AS (Wall Street) setelah Presiden Donald Trump mengumumkan penundaan tarif impor selama 90 hari untuk sejumlah negara. Kebijakan ini meredakan kekhawatiran investor akan dampak perang dagang terhadap ekonomi global. Indeks S&P 500 melonjak 9,5%, diikuti kenaikan Dow Jones (7,87%) dan Nasdaq Composite (12,16%). Sektor teknologi menjadi penyokong utama dengan kenaikan 14,15%, sementara saham-saham seperti Nvidia (+18,7%) dan Apple (+15,3%) mencatatkan lonjakan signifikan.
Namun, Trump tetap memberlakukan kenaikan tarif impor dari China menjadi 125%, sebagai respons atas kebijakan China yang menaikkan tarif 84% untuk produk AS mulai 10 April. Langkah ini memicu ketidakpastian baru meskipun pasar AS merespons positif jeda tarif untuk negara lain.
Bursa Asia Tertekan, Ketegangan Perdagangan Masih Membayangi
Berbeda dengan Wall Street, mayoritas bursa Asia justru melemah. Indeks Nikkei 225 Jepang turun 3,93%, disusul Topix (-3,40%), Taiex Taiwan (-5,79%), dan Kospi Korea Selatan (-1,74%). Pasar Australia (ASX 200) dan regional seperti Singapura (FTSE Straits Times) serta Malaysia (FTSE Malay) juga terkoreksi lebih dari 2%.
Sementara itu, Hang Seng Hong Kong (+0,68%) dan CSI 300 China (+0,99%) menjadi pengecualian dengan catatan menguat. Pelemahan terjadi karena investor mengantisipasi tarif baru AS yang berlaku tengah malam waktu setempat, dengan barang-barang China kini menghadapi tarif kumulatif 104%.
Proyeksi IHSG: Potensi Rebound Lebih Lanjut
Sebelumnya, IHSG pada Rabu (9/4/2025) lalu ditutup melemah 0,47% dengan net sell asing mencapai Rp1,05 triliun. Saham-saham seperti BBRI, BMRI, BBNI, MDKA, dan MAPI menjadi yang paling banyak dilepas investor asing.
Namun, analis memproyeksikan IHSG berpeluang rebound. Phintraco Sekuritas memperkirakan indeks bergerak ke kisaran 6.160–6.270, dengan potensi melanjutkan penguatan hingga 6.450–6.500 jika euforia pasar cukup kuat. Valdy Kurniawan, Senior Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas, menyatakan bahwa penundaan tarif oleh Trump memberi waktu bagi Indonesia untuk bernegosiasi dengan AS sekaligus meredam risiko pembalasan dari negara lain.
Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan berbalik menguat (rebound) mengikuti bursa saham global, utamanya bursa Wall Street, AS. Kenaikan itu seiring pelaku pasar merespons positif penundaan tarif resiprokal ke berbagai negara selama 90 hari oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, kecuali ke China.
Meskipun pengumuman Trump meredakan sentimen negatif sementara, ketegangan AS-China masih menjadi ancaman serius bagi stabilitas pasar. Investor perlu memantau perkembangan kebijakan perdagangan dan respons bank sentral, termasuk keputusan suku bunga Reserve Bank of India yang akan diumumkan hari ini.
Meski sentimen membaik, ketegangan AS-China tetap menjadi risiko utama bagi stabilitas pasar. Investor disarankan memantau perkembangan kebijakan perdagangan dan keputusan bank sentral, termasuk suku bunga Reserve Bank of India yang akan diumumkan hari ini.
Pasar keuangan global masih dalam mode "risk-on, risk-off", di mana setiap perkembangan geopolitik dapat memicu gejolak tinggi. Para pelaku pasar disarankan untuk tetap selektif, memanfaatkan peluang rebound dengan manajemen risiko yang ketat, serta memperhatikan level support (5.850–5.900) dan resistance (6.100–6.200) IHSG.
Tag: #ihsg #naik #persen #pasca #penundaan #tarif #trump #rupiah #turut #menguat