



Lapangan Kerja Sulit, Anak Muda India Mulai Berburu Cuan di Pasar Kripto
Minat masyarakat India terhadap mata uang kripto terus meningkat, terutama di kalangan anak muda.
Salah satunya adalah Ashish Nagose, pemilik toko bunga di Nagpur, India bagian barat. Selama dua bulan terakhir, ia rutin menghadiri kelas perdagangan kripto setiap hari kerja.
Nagose sebelumnya pernah berinvestasi dalam opsi saham, tetapi kini beralih ke kripto setelah regulator memperketat perdagangan derivatif ekuitas di India.
Pria berusia 28 tahun itu berharap investasi ini bisa menjadi sumber pendapatan tambahan untuk menopang usaha keluarganya.
"Saya ingin tetap menjalankan toko bunga keluarga, tetapi juga butuh penghasilan tambahan saat bisnis sepi, seperti setelah perayaan Diwali," ujarnya di tengah tumpukan mawar merah dan marigold oranye di tokonya.
Lonjakan Perdagangan Kripto
Nagose bukan satu-satunya yang melihat kripto sebagai peluang. Banyak anak muda India mulai berinvestasi di aset digital ini untuk menambah penghasilan.
Dalam tiga bulan terakhir, volume perdagangan bitcoin, ethereum, dogecoin, dan kripto lainnya di empat bursa terbesar India melonjak lebih dari dua kali lipat, mencapai 1,9 miliar dolar AS (sekitar Rp 29 triliun), menurut CoinGecko.
Tingginya minat ini dipicu oleh kondisi ekonomi India, yang meskipun tumbuh pesat, masih kesulitan menciptakan cukup lapangan kerja.
Dengan populasi 1,4 miliar jiwa—di mana hampir dua pertiganya berusia di bawah 35 tahun—banyak generasi muda mencari cara untuk meningkatkan penghasilan mereka.
"Dengan Trump kembali terpilih sebagai Presiden AS, regulasi terhadap aset kripto diperkirakan akan lebih longgar, dan itu membuat pasar semakin menarik," kata Edul Patel, salah satu pendiri Mudrex, bursa kripto di India.
Pasar kripto India diperkirakan tumbuh dari 2,5 miliar dolar AS tahun lalu menjadi 15 miliar dolar AS pada 2035, dengan pertumbuhan tahunan rata-rata 18,5 persen, menurut Grant Thornton Bharat.
Peran Kota-Kota Kecil dalam Tren Kripto
Menariknya, pertumbuhan perdagangan kripto di India kini lebih banyak didorong oleh kota-kota kecil.
Dari 10 kota dengan aktivitas kripto tertinggi, tujuh di antaranya bukan kota besar, seperti Jaipur, Lucknow, dan Pune, menurut platform perdagangan CoinSwitch.
"Tren ini tidak hanya terjadi di pasar saham, tetapi juga di kripto. Minat terbesar sekarang datang dari kota-kota nonmetro," kata Balaji Srihari, Wakil Presiden CoinSwitch, yang memiliki 20 juta pengguna.
Salah satu contoh adalah Sagar Neware, seorang insinyur mekanik berusia 25 tahun di Nagpur.
Setiap malam, setelah bekerja di kantor transportasi lokal dengan gaji 25.000 rupee (sekitar Rp 4,8 juta), ia menghabiskan waktunya untuk berdagang kripto.
"Ayah saya harus menutup bisnis kemasan plastiknya beberapa tahun lalu. Impian pertama saya adalah membangunnya kembali dengan uang dari perdagangan kripto," kata Neware.
Untuk meningkatkan kemampuannya, ia mengikuti kelas di Thoughts Magic Trading Academy di Nagpur, yang telah melatih sekitar 1.500 orang dalam dua tahun terakhir.
"Anda hanya butuh satu perdagangan yang tepat untuk mencapai kehidupan impian Anda," tulis sebuah poster di dinding kelas.
Regulasi Masih Abu-Abu
Meskipun minat terhadap kripto semakin tinggi, regulasi di India masih belum jelas. Pemerintah memberlakukan pajak 30 persen atas keuntungan perdagangan kripto, salah satu yang tertinggi di dunia.
Namun, tidak seperti kebanyakan negara G-20, India belum memiliki aturan spesifik untuk mengawasi perdagangan aset digital ini.
Pada Desember 2024, bank sentral India kembali memperingatkan risiko kripto terhadap stabilitas keuangan.
"Penggunaan aset kripto dan stablecoin secara luas bisa berdampak pada stabilitas makroekonomi," tulis bank sentral dalam Laporan Stabilitas Keuangan.
Hingga kini, pemerintah dan regulator pasar India masih belum mengambil sikap tegas soal regulasi kripto.
Namun, bagi ribuan anak muda seperti Nagose dan Neware, peluang di dunia kripto tetap menggoda—meski penuh risiko.
Tag: #lapangan #kerja #sulit #anak #muda #india #mulai #berburu #cuan #pasar #kripto