Asa Milenial Punya Rumah Bukan Lagi Mimpi di Siang Bolong
Ilustrasi rumah subsidi di Yogyakarta (Suara.com/chyntia sami)
17:43
24 Januari 2024

Asa Milenial Punya Rumah Bukan Lagi Mimpi di Siang Bolong

Fajar meraba dinding rumah berkelir putih yang dipenuhi coretan krayon, senyumnya mengembang. Goresan itu menjadi saksi bisu tumbuh kembang anaknya di rumah kecil yang ia beli lima tahun silam. Matanya menerawang jauh mengingat kembali jalan terjal yang ia lalui demi memiliki rumah itu.

Tahun 2018, perjalanan Fajar memperjuangkan nasibnya memiliki rumah sendiri dimulai. Dengan gaji pas-pasan sebagai pegawai di perusahaan swasta, Fajar bertekad memutus rantai jeratan biaya sewa rumah yang terus naik setiap tahun. Ia mengincar rumah subsidi di lokasi strategis, dekat pintu tol Serpong-Balaraja, Tangerang dan Stasiun Daru.

Ia mencoba mengajukan aplikasi Kredit Pemilikan Rumah (KPR) ke beberapa bank, namun tidak ada satupun skema perhitungan bank yang cocok dengannya. Tak habis akal, Fajar terus mencari bank lain yang menawarkan skema terbaik untuknya.

"Dari pengajuan ke beberapa bank, akhirnya ketemu satu paling cocok ya bank BTN karena paling mudah dan angsuran paling ringan, prosesnya cepat juga," cerita Fajar kepada Suara.com, Rabu (10/1/2024).

Fajar mengumpulkan perak demi perak untuk membayar Down Payment (DP) kala itu sebesar Rp 7 juta. Terdengar receh, tapi kondisinya sebagai bagian dari sandwich generation menambah dramatis langkahnya.

Ia langsung mengirimkan berbagai berkas persyaratan ke bank BTN. Tak perlu waktu lama, BTN mengabulkan mimpinya memiliki rumah sebelum usianya menginjak 25 tahun. Dengan tenor 20 tahun dan besar angsuran Rp 800 ribuan per bulan, rumah seharga Rp 140 jutaan itu akhirnya bisa langsung ia huni.

"Menabung tidak gampang untuk kaum milenial seperti saya, makanya KPR bank BTN ini sangat membantu. Saya bisa mengangsur rumah dalam waktu panjang dan bisa langsung menempatinya tanpa perlu menunggu tabungan terkumpul selama bertahun-tahun," ungkapnya.

Anak-anak menyiram pohon di rumah bersubsidi pemerintah yang disalurkan Bank BTN di kompleks Perumahan Perum Permata Sukatani, Rajeg, Kabupaten Tangerang, Banten, Minggu (5/2/2023). [Suara.com/Wawan Kurniawan]Anak-anak menyiram pohon di rumah bersubsidi pemerintah yang disalurkan Bank BTN di kompleks Perumahan Perum Permata Sukatani, Rajeg, Kabupaten Tangerang, Banten, Minggu (5/2/2023). [Suara.com/Wawan Kurniawan]

Membeli rumah secara tunai bagi generasi milenial seperti Fajar memang menjadi sebuah mimpi di siang bolong yang hampir tak tersentuh, terutama ketika berada di dekat gemerlapnya Ibu Kota Jakarta. Harga properti yang tinggi tak sebanding dengan pendapatan bulanannya yang pas-pasan. Fajar dan impian rumahnya adalah cerminan dari jutaan kaum milenial lainnya di penjuru Indonesia yang terjebak dalam genggaman realitas tanpa ampun.

Merujuk pada data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), di tahun 2022 tercatat ada sebanyak 10,51 juta rumah tangga di Indonesia yang belum memiliki rumah. Dari jumlah tersebut, sebanyak 4,39 juta rumah tangga yang belum memiliki rumah adalah generasi milenial kelahiran tahun 1981 sampai 1996.

Sisanya ada sebanyak 4,30 juta rumah tangga generasi X yang belum memiliki rumah. Kemudian diikuti oleh generasi pre-boomer sebanyak 201.371 rumah tangga yang belum memiliki rumah dan generasi Z sebanyak 97.903 rumah tangga.

Menurut hasil penelitian Desy Delvina dan Njo Anastasia dalam Jurnal Manajemen Aset dan Penilaian tahun 2021, sebanyak 77 persen generasi milenial mengalami kesulitan membeli rumah, meskipun 95,7 persen dari mereka sudah memiliki tabungan untuk membeli rumah melalui investasi berbentuk saham, obligasi, reksadana dan sebagainya. Faktanya, membeli rumah memang tidak semudah itu bagi generasi milenial.

Alasan generasi milenial belum memiliki rumah erat kaitannya dengan persoalan kesulitan finansial, mulai dari persoalan tidak mendapat bantuan keuangan dari orang terdekat, uang muka yang besar, pengeluaran untuk kebutuhan sehari-hari besar hingga penghasilan bulanan yang pas-pasan.

Hal tersebut mengisyaratkan bahwa fasilitas kredit dengan tenor panjang, bunga kredit yang ringan, pembayaran uang muka yang dapat dicicil bisa menarik minat generasi milenial untuk mengajukan KPR agar bisa memiliki rumah. Bank BTN hadir menjawab permasalahan generasi milenial yang ingin memiliki rumah. 

Jurus Rumah Murah untuk Milenial

BTN memiliki program KPR yang ramah untuk generasi milenial, namanya KPR BTN Gaess. Program ini menawarkan skema cicilan mencapai 30 tahun dengan sistem bunga berjangka yang kompetitif.

"BTN KPR Gaess diberikan untuk first jobber dan first buyer dengan kemudahan jangka waktu yang panjang dan kebebasan memilih cara pembayaran (fleksibel)," kata Direktur Utama PT Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN, Nixon LP Napitupulu kepada Suara.com, Selasa (16/1/2024).

Nasabah milenial mendapatkan beberapa alternatif cara pembayaran yang dapat dipilih, yakni Zero atau tanpa bayar angsuran pokok di awal, dengan kata lain nasabah cukup membayar angsuran bunga saja di awal pembayaran. Cara berikutnya yaitu Graduated Payment Mortgage atau angsuran berjenjang. Cara terakhir Rent to Own, yaitu sewa dahulu lalu baru diajukan KPR setelah masa sewa habis dan memenuhi syarat.

Tak hanya menawarkan tenor angsuran lebih panjang, program ini juga memberikan promo bebas uang muka untuk developer tertentu dan uang muka yang sangat rendah, yaitu satu persen untuk payroll BTN.

Cara pengajuan BTN KPR Gaess sangat mudah. Syaratnya adalah nasabah berusia 21 tahun sampai 40 tahun dan memiliki penghasilan tetap dengan masa kerja minimal satu tahun. Proses pengajuan juga sangat mudah, tak perlu repot mendatangi kantor bank terdekat karena pengajuan dapat dilakukan melalui situs resmi www.btnproperti.co.id atau Super Apps BTN Mobile.

Melalui kemajuan teknologi yang diusung bank BTN, nasabah tidak hanya dapat mengajukan KPR secara daring saja, melainkan juga bisa memantau progres pengajuan KPR melalui aplikasi Super Apps BTN Mobile.

Data KPR (dok. BTN)Tabel data pengajuan KPR secara online melalui web dan aplikasi (dok. BTN)

Teknologi tinggi yang ditawarkan BTN ini terbukti meningkatkan angka serapan realisasi KPR. Di tahun 2022 tercatat jumlah realisasi KPR melalui online, baik website maupun aplikasi, mencapai 10.250 unit dengan nilai Rp 1,537 triliun.

Angka ini mengalami kenaikan signifikan mencapai 44 persen di tahun 2023 dengan jumlah realisasi mencapai 14.002 unit senilai Rp 2,21 triliun. Capaian ini mengantarkan bank BTN meraih penghargaan The Most Active Bank in Digital Transformation and Innovation 2023.

Secara keseluruhan, program BTN KPR Gaess terbukti meningkatkan minat generasi milenial untuk membeli rumah lewat skema KPR. Merujuk pada laporan bank BTN, sepanjang tahun 2020 hingga Juli 2023 tercatat, pemohon KPR subsidi didominasi oleh generasi milenial mencapai 90,94 persen. Dari tahun ke tahun, tren realisasi kelompok milenial mengalami kenaikan positif.

Pada tahun 2020, tercatat pemohon KPR subsidi dari generasi milenial ada sebanyak 92.448 unit senilai Rp 13 triliun. Capaian ini meningkat di tahun 2021 menjadi 96.700 unit senilai Rp 13,728 triliun. Angka ini terus meningkat signifikan pada 2022 mencapai 123.133 unit senilai Rp 18 triliun. Sementara itu, sampai Juli 2023 tercatat sudah ada 62.672 unit dengan pembiayaan KPR senilai Rp 9,4 triliun yang telah diserap milenial.

Peningkatan signifikan ini juga didorong oleh stimulus insenstif PPN DTP dari pemerintah untuk harga rumah maksimal Rp 2 miliar. Langkah milenial semakin terasa ringan untuk membeli rumah dengan syarat pembelian satu rumah untuk satu NIK atau NPWP yang berlaku hingga Desember 2024.

Komitmen Tinggi

Pemerintah tengah merancang jurus baru untuk menekan tingginya angka milenial yang belum memiliki rumah, yakni lewat skema KPR 35 tahun. Rencana ini menjadi salah satu upaya pemerintah menuju zero backlog di tahun 2045. Program yang masih digodok ini diadopsi dari skema perumahan di Jepang yang telah terbukti berhasil.

Dengan adanya program ini, diharapkan semakin banyak generasi milenial yang bisa membeli rumah dengan skema KPR. Jangka waktu pembayaran lebih panjang dan biaya angsuran jauh lebih ringan menjadi daya tarik.

Bank BTN menyambut baik program tersebut dengan berada di garda terdepan untuk mendukung keberhasilan program. Program ini diyakini akan mendongkrak sisi demand karena banyak nasabah ingin memiliki cicilan per bulan lebih ringan.

“Apalagi untuk milenial dan generasi Z, skema ini akan menjadi jawaban untuk punya rumah sekaligus investasi di masa depan," kata Chief Economist Bank BTN, Winang Budoyo.

Timnya akan segera merilis skema pembiayaan untuk program KPR 35 tahun. Pihaknya menawarkan opsi suku bunga berjenjang yang akan menguntungkan nasabah dan bank.

Merujuk pada data historis, kemampuan ekonomi nasabah akan mengalami peningkatan dalam janga waktu 10 tahun sejak pertama kali mengambil KPR. Oleh karenanya, opsi bunga berjenjang bisa menjadi win-win solution.

"Karena secara historis, kemampuan nasabah cenderung akan naik seiring dengan berjalannya waktu," ucapnya.

infografis btn (suara)infografis btn (suara)

Editor: Chyntia Sami Bhayangkara

Tag:  #milenial #punya #rumah #bukan #lagi #mimpi #siang #bolong

KOMENTAR