Mimpi 30 Tahun Terwujud, Pabrik Soda Ash Pupuk Kaltim Siap Kurangi Ketergantungan Impor
- PT Pupuk Indonesia (Persero) menyambut baik dimulainya pembangunan pabrik soda ash pertama di Indonesia oleh Pupuk Kaltim.
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia (Persero), Rahmad Pribadi, mengatakan bahwa pembangunan pabrik soda ash ini menjadi momen penting karena akan mendukung sejumlah program *Asta Cita* pemerintahan Prabowo-Gibran dan Kementerian BUMN, khususnya dalam bidang kemandirian ekonomi, swasembada pangan, hilirisasi, dan transisi menuju ekonomi hijau.
"Ini merupakan momen yang sangat luar biasa. Pupuk Kaltim, sebagai bagian dari Pupuk Indonesia, akan memberikan kontribusi besar pada kemajuan ekosistem industri dalam negeri," ujar Rahmad dalam keterangan tertulisnya, Senin (27/1/2025).
Rahmad menambahkan bahwa Pupuk Indonesia, sebagai bagian dari Kementerian BUMN, telah merencanakan pembangunan pabrik soda ash sejak 1995. Namun, rencana tersebut terhenti akibat krisis ekonomi pada saat itu.
"Dengan dimulainya pembangunan pabrik soda ash ini, Pupuk Kaltim telah mewujudkan mimpi Indonesia yang sempat tertunda," jelasnya.
Ia juga menyatakan kebanggaannya bahwa Pupuk Kaltim mengambil inisiatif untuk memiliki pabrik soda ash pertama di Indonesia.
Mengurangi Ketergantungan Impor
Sebagai pionir industri soda ash di Indonesia, pabrik milik Pupuk Kaltim diharapkan dapat memenuhi kebutuhan domestik yang selama ini bergantung pada impor. Soda ash merupakan bahan baku penting untuk berbagai industri, seperti kaca, keramik, dan tekstil.
Menurut Rahmad, pembangunan pabrik soda ash ini juga dilakukan pada waktu yang tepat. Pemerintah memiliki program pembangunan tiga juta rumah setiap tahun untuk masyarakat. Proyek tersebut diperkirakan membutuhkan banyak material konstruksi, seperti kaca dan keramik, yang bahan bakunya berasal dari soda ash.
Selain itu, Rahmad menilai proyek ini mendukung transisi menuju ekonomi hijau. Produk soda ash dihasilkan dari amonia dan karbon dioksida (CO2), yang merupakan produk utama dan sampingan dari unit produksi lain di Pupuk Kaltim.
Dengan memanfaatkan CO2, pabrik soda ash diperkirakan dapat menyerap hingga 170.000 ton CO2 per tahun. Hal ini sejalan dengan transformasi hijau melalui pengurangan emisi karbon.
"Pembangunan pabrik soda ash mendapatkan momentum yang sangat tepat, karena pemerintah memiliki program membangun tiga juta rumah per tahun dan transisi ke ekonomi yang lebih bersih," tutur Rahmad.
Mendukung Swasembada Pangan
Lebih lanjut, Rahmad menjelaskan bahwa pabrik soda ash ini juga mendukung program pemerintah untuk mencapai swasembada pangan. Pabrik tersebut akan menghasilkan produk sampingan berupa amonium klorida, yang merupakan sumber nitrogen untuk bahan baku pupuk NPK.
"Proyek ini akan mendukung ambisi Indonesia dalam membangun rumah, membantu transisi ke ekonomi hijau, dan mengurangi emisi karbon. Saya berharap Pupuk Kaltim sebagai pemilik proyek, serta TCC dan ETI sebagai pelaksana, dapat berkolaborasi untuk melaksanakan proyek ini dengan standar kualitas, keselamatan, dan efisiensi tertinggi," ujarnya.
Pabrik soda ash Pupuk Kaltim akan dibangun di lahan seluas 16 hektare di kawasan PT Kaltim Industrial Estate, Kalimantan Timur. Pabrik ini ditargetkan mulai beroperasi pada akhir 2027, dengan kapasitas produksi mencapai 300.000 ton soda ash per tahun serta 300.000 ton amonium klorida sebagai produk sampingan.
Selain Pupuk Kaltim, anak perusahaan Pupuk Indonesia lainnya, yaitu PT Petrokimia Gresik, juga akan membangun pabrik soda ash serupa. Dengan kapasitas produksi sebesar 300.000 ton per tahun, pabrik ini akan semakin mendukung program hilirisasi pemerintah dan mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor.
Tag: #mimpi #tahun #terwujud #pabrik #soda #pupuk #kaltim #siap #kurangi #ketergantungan #impor